Tumbuhan Halofit: Pengertian, Ciri-Ciri, Cara Adaptasi Dan Contohnya
Tumbuhan halofit merupakan jenis tanaman yang tumbuh dan hidup di pantai ataupun di laut. Tumbuhan ini merupakan adaptasi fisiologi, bukan adaptasi morfologi dan juga menjadi contoh cara tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.. Oleh karena itu, tumbuhan halofit tahan terhadap kadar garam yang tinggi di dasar air. Mereka pun termasuk golongan tumbuhan tingkat lebih tinggi dan juga menjadi bagian penting dalam ekologi laut tropis.
Ciri-Ciri Tumbuhan Halofit
1. Akar yang kuat
Agar dapat bertahan hidup di lingkungannya, yaitu lingkungan dengan kadar garam yang tinggi, tumbuhan halofit harus memiliki akar yang kuat. Ini karena pada akar mereka terdapat jaringan ultra filter.
2. Separuh tergenang air
Tumbuhan halofit tidak jarang sekali ditemukan separuh tergenang di air atau hidup di wilayah pasang surut air laut.
3. Memiliki 3 klasifikasi
Menurut Stocker (1933), ada 3 klasifikasi tumbuhan halofit, yait aqua-haline, terrestro-haline, dan aero-haline.
Pada aqua-haline, ada emerged halophytes dan hydro-halophytes. Emerged halophytes merupakan tumbuhan halofit yang akarnya berada di atas permukaan air, sementara untuk hydro-halophytes hampir seluruh tanaman berada di bawah air.
Pada terrestro-haline, ada hygro-halophytes, mesohalophytes, dan xero-halophytes. Hygro-halophytes merupakan tumbuhan halofit yang tumbuh di tanah rawa; mesohalophytes tumbuh di lahan yang bukan rawa dan tidak kering; xero-halophytes tumbuh di tanah yang sebagian besar kering atau sepenuhnya kering.
Pada aero-haline, tumbuhan-tumbuhan ini diklasifikasikan beradasarkan salinitas tanah dimana mereka tumbuh. Ada tiga jenis, yaitu oligo-halophytes yang tumbuh di tanah dimana jumlah NaCl adalah 0.01 hingga 0.1%, meso-halophytes yang tumbuh di tanah dimana jumlah NaCl adalah 0.1 hingga 1%, dan euhalophytes dimana tanah yang mereka tumbuh memiliki jumlah NaCl lebih dari 1%.
Cara Tumbuhan Halofit Beradaptasi
Karena mereka hidup di wilayah pasang surut air laut, mereka memiliki akar yang sangat kuat. Pada akar mereka itu terdapat jaringan ultra filter.
Adapun beberapa contoh habitat atau lingkungan dimana mereka dapat tumbuh, yaitu rawa-rawa bakau, pasir dan garis pantai tebing di daerah tropis, padang pasir dan semi-gurun, Laut Sargasso, lumpur dan rawa-rawa garam, hutan dan bedengan rumput laut, danau garam dan padang rumput garam (terutama di wilayah Pannonia), padang rumput saline terpencil, dan tempat-tempat dimana manusia melakukan salinasi.
Contoh Tumbuhan Halofit
1. Mangrove
Tumbuhan mangrove dapat hidup pada kawasan pesisir yang keberadaannya dipengaruhi oleh pasang surut air laut yang mendekati ketinggian rata-rata air laut. Mangrove juga bisa hidup di daerah tropis ataupun subtropis.
Karena tumbuhan halofit memiliki akar yang kuat, mangrove memiliki akar adventif, lebih spesifiknya akar penyangga.
2. Lizard tail
Lizard tail, atau juga dikenal sebagai Anemopsis californica, adalah sebuah tumbuhan dalam keluarga lizard tail yang tinggal di tanah yang sangat basah atau air dangkal. Tumbuhan ini biasa ditemukan di beberapa bagian Amerika Utara, Meksiko, dan Amerika Serikat (terutama di California, Oklahoma, Texas, Kansas, dan Oregon).
Tumbuhan ini memiliki corak-corak berwarna merah seiringnya ia tumbuh, terutama saat musim gugur. Namun, pada saat musim semi, bunga-bunga putih dari tumbuhan ini mulai tumbuh. Jenis tumbuhan ini sangat mirip dengan bunga matahari, karena walaupun tampaknya bunga mereka hanya mekar sebagai satu sebenarnya kumpulan bunga-bunga kecil individu yang padat. Perbungaannya berbentuk kerucut dan memiliki lima hingga sepuluh bract besar yang berwarna putih di bawah tumbuhan ini.
3. Saltbush (semak garam)
Saltbush, atau juga dikenal sebagai genus tumbuhan Atriplex, adalah kumpulan tumbuhan-tumbuhan yang tinggal di lingkungan lembab. Nama saltbush berasal dari kemampuan tumbuhan ini menyimpan garam di daunnya, sehingga mereka dapat tumbuh di lingkungan yang terkena salinasi tanah.
Beberapa tumbuhan atau spesies yang berasal dari genus ini adalah semak-semak. Tumbuhan tersebut ditutupi oleh rambut yang berbentuk seperti kandung kemih yang nanti akan rontok dan membentuk pemukaan yang keperakan, kudis, atau kesar, dengan trikoma yang memanjang. Daunnya berlawanan, dan bilah daun tumbuhan ini rata dan sedikit berdaging.
4. Babassu
Babassu, atau juga dikenal sebagai Attalea speciosa, adalah kelapa sawit yang berasal asli dari wilayah Hutan Amazon di Amerika Selatan.
Tumbuhan ini memiliki biji yang menghasilkan minyak nabati yang bernama minya babassu. Minyak ini biasanya digunakan dalam produk-produk pembersih serta untuk produk perawatan kulit. Buah dari tumbuhan ini juga digunakan untuk memproduksi berbagai produk seperti obat-obatan, alat kecantikan, serta minuman. Daunnya dapat digunakan sebagai jerami untuk membangun dinding rumah atau juga untuk dianyam menjadi tikar.
5. Switchgrass (rumput gajah)
Switchgrass, atau juga dikenal sebagai Panicum virgatum, adalah bunchgrass yang biasa ditemukan di Amerika Utara, Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko.
Tumbuhan ini memiliki banyak kegunaan, diantaranya adalah untuk konservasi tanah, produksi hijau-hijauan, rumput hias, dalam proyek-proyek fitoremediasi, sebagai serat, listrik, produksi panas, dan juga sebagai tanaman biomassa untuk etanol dan butanol.
6. Salicornia
Salicornia merupakan genus dari tumbuhan succulent yang biasa tumbuh di rawa-rawa garam, pantai, dan hutan bakau. Tumbuhan ini biasa dapat ditemukan di Amerika Utara, Eropa, Afrika Selatan, dan Asia Selatan. Beberapa contoh tumbuhan dari genus ini adalah pickleweed, picklegrass, dan marsh samphire.
Secara fisik, mereka tumbuh dengan bererksi. Batang mereka yang sudah tua agak berkayu, dan daun mereka yang berlawanan berdaging, gundul, dan pada umumnya menutupi batang sehingga membentuk sendi. Walaupun umumnya tumbuhan ini berwarna hijau, dedaunan mereka berubah menjadi warna merah di musim gugur.
Demikian mengenai tumbuhan halofit, ciri-cirinya, cara mereka beradaptasi, dan beberapa contohnya.
