Sponsors Link

3 Jaringan Penyusun Daun Monokotil dan Fungsinya

Sponsors Link

daun monokotilJaringan penyusun daun monokotil tidak jauh berbeda dengan daun dikotil, tetapi ada beberapa penyusun jaringan memiliki bentuk yang berbeda. Termasuk ke dalam salah satu mahluk hidup yang salah satu ciri-cirinya adalah berkembang dan tumbuh, tentu saja hal itu membuat tumbuhan memerlukan bahan penunjang untuk pertumbuhan dan perkembangannya sehingga dapat tetap hidup. Oleh karena itu, tumbuhan melakukan perlu suatu proses yang disebut dengan fotosintesis untuk memperoleh makanan dan nutrisi.

Setiap tumbuhan pasti memiliki bentuk daun yang berbeda-beda, dengan struktur penyusun yang berbeda-beda pula. Daun pada setiap tumbuhan juga umumnya memiliki warna hijau (meskipun tidak semuanya). Daun memiliki pertumbuhan yang terbatas, tidak seperti batang, akar, atau bagian tumbuhan lainnya, yang dapat tumbuh sesuai dengan kebutuhan tumbuhan tersebut.

Contohnya, akar pada beberapa tumbuhan dapat terus memanjang dan semakin dalam masuk ke dalam tanah jika belum menemukan sumber air. Akar tersebut akan terus tumbuh hingga ia menemukan sumber air di dalam tanah. Tetapi, tidak demikian dengan daun. Daun akan tumbuh sesuai dengan kebiasaan ukuran daun pada tanaman tersebut. (Baca juga : Organ-Organ pada Tumbuhan)

Berdasarkan jumlah kepingan bijinya, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Ciri-ciri tumbuhan monokotil adalah :

  1. Tumbuhan yang memiliki biji berkeping tunggal.
  2. Hanya memiliki satu kotiledon atau calon daun.
  3. Memiliki jaringan pengangkut yang tersebar.
  4. Biasanya memiliki kelopak bunga yang terdiri dari tiga atau kelipatannya.
  5. Memiliki batang yang tidak berkambium.
  6. Memiliki koleoriza (sarung pelindung pada akar)
  7. Memiliki koleoptil (sarung pelindung pada pucuk) dan,
  8. Memiliki akar serabut.

Contoh tumbuhan monokotil adalah tumbuhan anggrek-anggrekan, padi-padian, pinang-pinangan, bawang-bawangan dan pisang-pisangan.

Selain sebagai media fotosintesis untuk tumbuhan, daun juga berfungsi sebagai media transpirasi dan pertukaran gas karbondioksa (CO2) dengan oksigen (O2) pada tumbuhan. Struktur jaringan daun terbagi menjadi dua, yakni struktur luar yang dapat juga disebut dengan morfologi daun, dan struktur dalam yang dapat disebut  dengan histologi daun. (Baca Juga : Contoh Elektrolit Lemah)

Secara morfologi, struktur luar daun terdiri dari bagian pangkal, pelepah atau upih, tangkai (petiole), dan helaian daun (lamina). Sedangkan struktur dalam atau histologi daun terdiri dari jaringan epidermis, dan jaringan mesofil, jaringan pengangkut. Perlu dipahami, struktur dalam daun tersebut terdapat pada helaian daun. (Baca juga : Penurunan Tekanan Uap)

Nah, berikut ini penjelasan mengenai jaringan penyusun daun monokotil:

1. Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis pada daun monokotil merupakan jaringan terluar dari daun. Pada lapisan epidermis, tidak terdapat ruang antar sel. Terdapat jaringan epidermis atas dan jaringan epidermis bawah . Jaringan epidermis atas disebut juga sebagai adaksial, sedangkan jaringan epidermis bawah disebut juga abaksial. (Baca Juga: Kenaikan Titik Didih)

Sel-sel yang membentuk jaringan epidermis atas daun berbeda dengan jaringan epidermis bawah.  Jaringan epidermis atas terdiri dari kutikula yang tersusun dari zat kutin yang berfungsi sebagai pencegah penguapan air dan stomata yang diapit oleh sel penjaga atau sel penutup. Sedangkan jaringan epidermis bawah memiliki dinding sel yang lebih tipis dan lapisan kutikula yang lebih sedikit. (Baca juga : Hormon Giberelin)

Pada daun monokotil, lapisan epidermis terdiri dari satu lapisan sel yang mengalami penebalan oleh zat kutin. Sel yang terdapat pada jaringan epidermis  daun monokotil biasanya berbentuk memanjang. Lapisan epidermis pada daun berfungsi untuk :

  • Mencegah kekeringan pada lapisan sel bagian dalam daun
  • Mencegah penguapan air  melalui permukaan daun
  • Mencegah kerusakan fisik
  • Melindungi dari perubahan suhu
  • Mencegah hilangnya zat-zat makanan

(Baca Juga : Faktor Eksternal Pertumbuhan)

Jaringan epidermis juga memiliki bagian-bagian tambahan yang disebut dengan derivat epidermis. Bagian-bagian tambahan tersebut terdiri dari :

  • Kutikula, disusun oleh zat kutin (lapisan lilin) yang melapisi jaringan epidermis atas (adaksial).
  • Stomata atau mulut daun, yakni lubang atau pori-pori berwarna hijau pada daun yang dikelilingi oleh sel penjaga atau penutup yang bentuknya berbeda dengan lapisan epidermis di sekitarnya. Sel penjaga pada daun monokotil biasanya berbentuk halter. Biasanya, stomata yang terletak pada jaringan epidermis bawah(abaksial) lebih banyak  dan berjejer di antara tulang daun. Stomata berfungsi sebagai salah satu media fotosintesis dan jalan masuk keluarnya udara dan air pada proses transpirasi. (Baca juga: Jaringan Penyusun Daun Dikotil). Stomata terdiri dari :
    • Stoma yang berbentuk lubang atau pori-pori pada permukaan daun.
    • Sel penutup di sekeliling stomata yang terdiri atas 2 sel dan mengandung kloroplas.
    • Sel tetangga yang berjumlah 2 atau lebih. (Baca Juga : Gangguan pada Sistem Pernapasan)

Berdasarkan struktur, jumlah dan letak sel-sel tetangganya tipe stomata dibedakan menjadi tipe anomositik, anisositik, diasitik, aktinositik, dan bidiasitik. Berikut ini penjelasannya:

  • Tipe anomostik adalah stomata yang memilki 3 atau lebih jumlah sel tetangga yang sulit dibedakan. Sel tetangga dan sel epidermis terlihat sama sehingga sering dikatakan tidak memiliki sel tetangga.
  • Tipe anisositik adalah stomata yang memiliki 3 atau lebih sel tetangga, dan satu sel akan terlihat lebih kecil dari sel yang lain.
  • Tipe diasitik adalah stomata yang memiliki 2 sel tetangga dan menyilang celah stomata.
  • Tipe Parasitik adalah stomata yang memiliki 2 sel tetangga dan segaris dengan celah stomata.
  • Tipe aktinositikadalah stomata yang berupa variasi dari tipe anomositik namun dengan sel tetangga yang pipih dan memiliki susunan berbentuk lingkaran.
  • Tipe bidiasitik adalah stomata yang menyilang celah stomata jika dua sel tetangga melapisi satu sel penutup. (Baca juga : Struktur Batang Dikotil)

Jaringan epidermis pada daun monokotil selanjutnya adalah:

  • Rambut epidermis atau Trikoma yang terletak pada jaringan epidermis atas dan bawah. Rambut epidermis berfungsi sebagai penguat daun dan penghasil kelenjar. Terdapat beberapa jenis Trikoma, diantaranya:
    • Trikoma non glanduler, yakni tirikoma yang tidak bersekresi atau mengeluarkan kelenjar.
    • Trikoma glanduler, yakni trikoma yang bersekresi atau menghasilkan kelenjar. Kelenjar dari trikoma glanduler mengandung zat kimia tertentu dan terkadang menyebabkan gatal.
  • Sel Kipas atau Sel Bulliform, bagian dari jaringan epidermis yang hanya dimilki oleh daun monokotil. Sel kipas memiliki ukuran yang lebih besar dari sel epidermis biasa, dindingnya tipis dan vakuolanya besar. Sel ini mengandung banyak air dan tidak mengandung kloroplas. Dinding dalamnya terbentuk dari selulosan dan pektin, sedangkan sel luarnya terdiri dari kutin dan tertutup oleh kutikula. Sel kipas berfungsi untuk menyimpan air. (Baca Juga : Faktor Internal Pertumbuhan)

2. Jaringan Mesofil

Di antara jaringan epidermis adaksial dan abaksial, terdapat jaringan mesofil. Di dalam jaringan ini terdapat kloroplas yang mengandung klorofil. Kloroplas adalah bagian dari jaringan mesofil yang berfungsi menangkap gelombang cahaya matahari sebagai energi untuk berfotosintesis. Oleh karena itu, proses fotosintesis dapat dipastikan terjadi pada jaringan mesofil.(Baca juga : Kenaikan Titik Didih)

Pada tumbuhan dikotil, jaringan mesofil memang terdiri dari jaringan palisade atau jaringan tiang dan jaringan sponsa atau jaringan bunga karang. Tetapi, tumbuhan monokotil hanya memiliki jaringan spons dan tidak memiliki jaringan palisade atau tiang. Sehingga proses fotosintesis pada tumbuhan monokotil terjadi di sel penyusun jaringan spons. Semua sel pada mesofil daun monokotil berbentuk bulat. Jaringan mesofil berfungsi menghasilkan zat makanan pada proses fotosintesis. (Baca Juga: Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut)

Jaringan Spons atau Jaringan Bunga Karang, memiliki struktur sebagai berikut:

  • Berbentuk seperti labirin-labirin yang dapat menjadi jalur sirkulasi CO2 dan O2 dari epidermis melalui stomata.
  • Jaringan ini memiliki jaringan antar sel yang renggang atau memiliki banyak ruang yang berhubungan langsung dengan stomata.
  • Ruang-ruang tersebut berfungsi menyuplai dan menampung gas CO2
  • Mengandung kloroplas yang lebih sedikit, sering disebut klorenkim.
  • Mengandung pembuluh pengangkut.
  • Dikarenakan tidak memiliki jaringan palisade, pada tumbuhan monokotil tidak ada perbedaan yang signifikan antara jaringan palisade dengan sponsa. (Baca juga: Penyakit Reproduksi Manusia)

3. Tulang daun atau Jaringan Pengangkut

Tulang daun atau vena disebut juga sebagai jaringan pengangkut. Tulang daun menyebar ke segala arah dan terletak pada helai daun di wilayah jaringan spons, sedangkan ibu tulang daun atau costa terletak sepanjang jaringan spons. Tulang daun berfungsi sebagai media transportasi zat hasil proses fotosintesis dan zat yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, daun monokotil memiliki tulang daun yang sejajar. Pada daun monokotil, tulang daun dapat memiliki ketebalan yang sama atau berbeda. Tulang daun yang memiliki ketebalan yang berbeda tersusun secara selang-seling dan tulang daun yang terletak di tengah adalah tulang daun yang paling tebal. (Baca juga : Ciri-Ciri Ion)

Tulang daun atau jaringan pengangkut tersusun dari :

  • Selaput sklerenkim yang berfungsi menutupi sebagian (atau seluruh) berkas pembuluh dan sebagai penguat daun. Selaput sklerenkim biasanya hanya terdapat pada ibu tulang daun. Selaput sklerenkim yang terdapat pada tulang daun atau vena biasanya terdiri dari sel-sel parenkim.
  • Berkas vaskuler atau berkas pengangkut, yaitu :
    • Floem, yang berfungsi mengangkut hasil fotosintesis daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
    • Xliem, yang berfungsi mengangkut air dan mineral dari akar ke daun ke arah jaringan lapisan atas daun.

Pada tumbuhan monokotil, berkas pengangkut biasanya dikelilingi oleh serabut-serabut yang terdapat pada salah satu atau kedua berkas pengangkut dan terhubung langsung ke epidermis. Berkas vaskuler terdapat pada ibu tulang daun, tulang-tulang cabang dan urat-urat daun. (Baca juga : Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit)

Sekian penjelasan mengenai jaringan penyusun daun monokotil. Semoga bermanfaat.

Sponsors Link
, , , , , ,
Oleh :
Kategori : Tumbuhan