Sponsors Link

Bahan Kimia Sintetis : Pengertian – Fungsi – Jenis dan Contohnya

Sponsors Link

Yang dimaksud bahan kimia adalah segala sesuatu yang mempunyai wujud gas, cair, atau padat dan mempunyai sifat kimia. Sifat yang khas dan tidak dimiliki oleh zat lain. Selain itu, bahan kimia ini tidak dapat dimusnahkan atau dihilangkan tetapi dapat berubah bentuk, sesuai hukum kekekalan energi.

Dalam ilmu sains, ada tiga jenis bahan kimia, yaitu unsur, molekul, dan senyawa. Unsur merupakan bahan yang hanya terdiri dari satu jenis bahan, misalnya Ar, H, S, dan seterusnya. Sementara molekul adalah gabungan dua unsur yang sejenis, seperti S2, H2, O2 atau Oksigen, dan seterusnya. Senyawa merupakan gabungan minimal dua unsur atau molekul yang berbeda. Ketika terbentuk molekul dan senyawa, sifat unsur aslinya akan hilang dan terbentuk sifat yang baru.

Berdasarkan cara terbentuknya, bahan kimia yang telah dijelaskan secara singkat di atas dibagi menjadi dua, bahan kimia alam dan sintetis. Bahan kimia pada dasarnya terbentuk secara alami di alam. Alam memberikan semua yang dibutuhkan manusia. Namun, dalam perkembangannya manusia membutuhkan lebih dari apa yang diberikan oleh alam. Perkembangan teknologi yang meningkat membuat lahirnya bahan kimia sintetis. Bahan kimia yang merupakan campuran antara alam dan buatan manusia.

Tentu saja bahan kimia sintetis dibuat karena mempunyai manfaat pada kehidupan manusia. Manfaat tersebut dapat berupa menambahkan bahan kimia yang kurang terdapat di alam, menambahkan fungsi bahan kimia, dan sebagai solusi dari masalah yang ada. Fungsi tersebut, antara lain:

  • Sebagai pemutih, pemutih kulit, pemutih makanan, dan pemutih pakaian.
  • Sebagai pembersih dalam rumah tangga.
  • Sebagai bahan pewangi.
  • Sebagai bahan pembasmi serangga.
  • Sebagai bahan pemanis makanan.
  • Sebagai bahan pewarna makanan
  • Sebagai bahan pengawet makanan
  • Sebagai penyedap rasa pada makanan.

Bahan kimia sintetis terdiri dari berbagai jenis. Jenis ini dibuat sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu, bahan kimia sintetis ini jenisnya sesuai fungsi. Ada bahan kimia sintetis jenis pembersih, pemutih, bahan kimia untuk tekstil, bahan kimia untuk makanan, dan sebagainya.

Bahan kimia sintetis dikelompokkan menjadi beberapa jenis sesuai fungsinya. Secara garis besar dikelompokkan menjadi bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari selain makanan dan bahan kimia sintetis pada makanan. Semuanya diuraikan dengan singkat berikut contohnya di bawah ini.

Bahan Kimia Sintetis dalam Kehidupan Sehari-hari

Bahan kimia sintetis dalam jumlah besar digunakan dalam makanan dengan berbagai fungsi. Dengan demikian, jenis bahan kimia sintetis dalam kehidupan sehari-hari yang dimaksud di sini adalah non makanan. Berdasarkan fungsinya, bahan kimia tersebut dikelompokkan lagi menjadi beberapa bagian:

  • Pembersih

Bahan kimia pembersih biasanya digunakan dalam rumah tangga, industri furniture, pembersih pakaian atau sabun atau detergen, pasta gigi, pembersih lantai dan pembersih wajah. Jenis bahan kimia sintetis yang digunakan sebagai pembersih di antaranya adalah kalium kromat, isoprofil alcohol, asam aksalat, asam klorida, asam sulfat, dan linier alkil benzene sulfonat (LABS).

LABS adalah bahan aktif pembersih kotoran. Sementara sabun merupakan garam natrium atau garam kalium dari asam lemak rantai karbon yang panjangnya antara 12 sampai 18 atom C. Deterjen merupakan garam natrium dari natrium hydrogen sulfat, Na2(H2SO4). Perlu diperhatikan bahwa jika kita menggunakan bahan ini secara berlebihan maka akan berdampak negatif. Khususnya terhadap lingkungan. Oleh karena itu penggunaannya harus dibatasi dan tidak berlebihan.

  • Pemutih

Pemutih dalam rumah tangga dapat berupa pemutih pakaian dan pemutih kulit. Pemutih kulit umumnya menggunakan bahan sintetis alumunium sterat. Namun, demikian ada juga pemutih kulit yang menggunakan bahan Mercuri. Sifat bahan ini berbahaya bagi kulit. Dalam jangka panjang menjadi penyebab kanker. Penggunaan pemutih kulit dengan bahan sintetis Mercuri harus dihindari.

Sedangkan pemutih pakaian umumnya menggunakan bahan kaporit (CaOCl2), kalsium hipoklorit (Ca(OCl)2), dan Natrium hipoklorit (NaOCl). Saat digunakan, bahan kimia sintetis tersebut beraksi mengoksidasi kotoran pada kain dan beraksi terhadap warna. Selain itu, bahan pemutih juga dapat beraksi dengan jaringan tubuh. Oleh karena itu, jika kita menggunakan pemutih haruslah dibilas dengan bersih.

  • Pewangi

Pewangi digunakan pada pakaian dan parfum. Seharusnya pewangi merupakan ekstrak atau penyulingan bahan alam, seperti lemon, mawar, dan lavender. Namun, parfum yang kini banyak digunakan dicampur dengan bahan sintetis agar lebih hemat dan murah, seperti alkohol dan tawas.

Penambahan zat sintetis pada pewangi dapat merusak lapisan ozon jika berlebihan. Jika beraksi dengan tubuh manusia dalam jangka waktu lama akan mengganggu kesehatan, seperti asma, iritasi mata, kanker, gangguan pernapasan, dan lain-lain.

  • Pembasmi Serangga dan Pestisida

Contoh bahan kimia sintetis pembasmi serangga dan pestisida adalah Dichloro Diphenyl Trichlroetana (DDT), allethrin, carboryl, chlordane, diazinon, dan transflurin. Dalam pertanian, pestisida digunakan untuk membasmi hama. Sedangkan di rumah, pembasmi serangga biasanya digunakan untuk menghilangkan nyamuk dan kecoa. Semua zat pembasmi hama di atas sangat beracun bagi tubuh manusia dan dapat menipiskan lapisan ozon sehingga penggunaannya harus benar-benar dibatasi.

Bahan Kimia Sintetis dalam Makanan

Bahan kimia sintetis banyak ditemukan dalam makanan di sekitar kita, khususnya pada makanan instan. Sebagian bahan kimia ini sangat beracun bagi tubuh. Penggunaannya harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
Beberapa contoh bahan kimia sintetis berdasarkan fungsinya dijelaskan sebagai berikut.

  • Pemanis

Contoh bahan sintetis yang digunakan dalam makanan, antara lain sakarin, siklamat, sorbitom, dan Kalium acesulfan. Bahan kimia di atas sangat berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan terus menerus. Kita harus memperhatikan komposisi makanan kemasan untuk memastikannya. Bagi kita yang sering jajan, penggunaan pemanis buatan dapat diketahui dari rasanya. Makanan yang mengandung pemanis buatan rasa manisnya tidak bertahan lama. Setelah beberapa lama akan menjadi pahit.

  • Pewarna

Bahan pewarna digunakan pada makanan agar tampak segar dan lebih menarik. Yang termasuk bahan kimia sintetis untuk pewarna adalah biru berlian, coklat HT, Eritrosin, Hijau CFC. Sama dengan pemanis buatan, pewarna juga mengandung racun bagi tubuh. Kita dapat menandainya karena makanan yang menggunakan pewarna buatan, warnanya akan nampak menyolok.

  • Pengawet

Sesuai dengan fungsinya, bahan kimia pengawet digunakan untuk membuat makanan bertahan lebih lama. Ini digunakan dalam industri makanan. Contoh jenis bahan kimia sintetis yang berfungsi sebagai pengawet adalah boraks, ester metil, propil paraben, dan asam cuka 40%. Dari semua bahan di atas, boraks merupakan bahan kimia yang paling sering digunakan dan berbahaya. Makanan yang mengandung boraks jika dibentuk akan terasa lebih keras dan kenyal.

  • Penyedap Rasa

Sebenarnya, untuk memasak terdapat penyedap rasa alami, yaitu garam dan gula. Namun, saat ini banyak dibuat penyedap rasa tambahan dengan bahan sintetis. Jenis bahan sintetis yang digunakan sebagai penyedap rasa, antara lain Monosodium glutamat (MSG) atau vetsin, asam guanilat, dan asam inosinat.

Itulah materi ilmu kimia kita kali ini. Sebuah bahasan yang menarik tentang bahan kimia sintetis. Bahan kimia yang harus digunakan secara tidak berlebihan dan sangat berhati-hati.

Sponsors Link
, , ,
Oleh :
Kategori : Kimia