Sponsors Link

5 Teori Proses Terbentuknya Bumi Menurut Para Ahli

Sponsors Link

Bumi adalah bagian dari tata surya yang disebut sebagai Milky Way atau Galaksi Bima Sakti. Tata surya dengan matahari sebagai bintang terdekat sebagai pusatnya. Satu-satunya planet yang dapat dihuni makhluk hidup. Namun, tahukah kamu proses terbentuknya bumi? Terbentuknya bumi sendiri diyakini dengan beberapa teori. Di bawah ini beberapa teori yang terkenal.

1. Teori Nebula atau Kabut

Teori Nebula atau kabut dikemukakan oleh dua ilmuwan, Immanuel Kant pada tahun 1753 dan Petere de Laplace tahun 1796. Oleh karena itu teori kabut atau nebula sering juga disebut sebagai Teori Kant-Laplace. Sesuai dengan namanya, teori kabut, berdasarkan penelitian bahwa semua yang ada di langit dan kita menyebutnya sebagai tata surya berasal dari kabut besar.

Dahulu tidak ada bintang, matahari, planet, dan sebagainya. Yang ada hanya kabut seperti debu, es, dan gas. Ya, seperti umumnya kabut yang sering kamu jumpai saat udara dingin atau kabut asap saat ada pembakaran atau kabut berisi debu panas saat letusan gunung berapi. Kabut atau asap yang membentuk tata surya sebagian besar berisi hidrogen. Zat yang menjadi penyusun sebagian besar benda langit yang ditemui saat ini. Bedanya, kabut atau nebula yang ada sebagai proses terbentuknya bumi ini mempunyai gaya gravitasi. Kamu tidak akan menjumpainya pada kabut asap, kabut debu gunung berapi, dan kabut dingin yang dijumpai di bumi.

Pada saat tertentu, kabut yang ada menyusut dan mengeras. Saat mengeras, kabut berputar sangat cepat dengan pusat tertentu. Jika kamu pernah melihat pusaran angin atau air yang berputar dengan energi yang sangat kuat, dapat dikatakan demikianlah perputaran kabut saat itu. Bahkan, lebih cepat lagi. Akhirnya, kabut terus mengalami pendinginan dan mengeras. Bagian tengah nebula disebut sebagai khatulistiwa.

Kabut yang terbesar dan memiliki gaya gravitasi terbesar akhirnya membentuk matahari. Sementara materi yang lebih kecil membentuk bagian lain dari benda langit yang bergerak mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Planet yang mengelilingi matahari, salah satunya bumi.

2. Teori Planetisimal

Teori Planetisimal dikemukakan oleh Forest Ray Morton, seorang astronom Amerika dan Thomas C. Chamberlein, ahli geologi di awal abad 20. Menurut penelitian mereka terhadap batuan dan materi di bumi dan pergerakan benda-benda langit, bumi tidak terbentuk bersamaan dengan matahari.

Bumi terbentuk bersamaan dengan planet-planet lain. Pada awalnya di tata surya ada dua bintang besar, matahari dan bintang lain yang mempunyai ukuran dan massa sama. Kedua bintang tersebut karena ukurannya yang hampir sama, mempunyai gaya atau percepatan gravitasi yang hampir sama sehingga saling tarik menarik.

Tarik menarik membuat keduanya mendekat dan hampir bertubrukan. Saat dekat inilah, materi bagian luar dari matahari yang lebih ringan tertarik dan menggumpal terlepas darinya. Saat tidak lagi menyatu dengan matahari sebagai bintang, materi otomatis mendingin. Gumpalan semakin besar.

Gumpalan mendingin ini karena ukuran dan massanya lebih kecil dibandingkan matahari tertarik oleh gaya gravitasi matahari dan akhirnya sampai saat ini bergerak mengelilinginya. Gumpalan yang mengalami pendinginan tersebut yang saat ini dikenal dengan sebutan planet-planet. Semua planet yang berevolusi terhadap matahari. Salah satu di antaranya adalah bumi, planet yang ditinggal oleh manusia dan berbagai makhluk hidup lain.

3. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)

Tahukah kamu tentang bagaimana terjadinya pasang surut air laut? Ya, penyebabnya adalah gaya tarik bulan. Air laut tertarik keluar lebih tinggi dari seharusnya. Namun, gaya tarik bulan sangat kecil. Dibandingkan dengan bumi saja, gaya gravitasinya jauh lebih kecil. Bagaimana dengan gaya gravitasi yang dimiliki oleh bintang?

Hal tersebut yang dijelaskan dalam teori proses terbentuknya bumi oleh James Jeans dan Harold Jeffreys tahun 1918. Pada awalnya, matahari berjauhan letaknya dengan bintang lain yang mempunyai ukuran dan massa yang hampir mirip. Namun,karena benda langit mengalami pergerakan, suatu saat milyaran tahun lalu ada bintang yang mendekati matahari.

Mirip dengan teori planetisimal, bintang yang mendekat mempunyai gaya gravitasi yang sangat besar, sebesar matahari. Akibatnya, luar biasa. Matahari yang merupakan bongkahan gas, membentuk gunung-gunung yang tingginya luar biasa dan lidah api ke arah luar karena tarikan bintang saingannya. Akibat adanya perapatan gas-gas yang terjadi, lidah pijar besar membentuk kolom-kolom yang kemudian pecah. Pecahan inilah yang kemudian membentuk planet-planet.

Bintang besar yang mendekati matahari melanjutkan perjalanan berkeliling ke tata surya lain. Pengaruhnya terhadap benda langit yang baru terbentuk hilang. Kini tinggal matahari sendiri. Planet-planet kemudian mengalami pendinginan. Planet besar mengalami pendinginan lebih lambat dibandingkan planet kecil. Bumi merupakan salah satu planet yang terbentuk karena adanya pasang surut gas.

4. Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar mirip dengan teori-teori sebelumnya. Teori ini dikemukakan oleh Astronom, RA. Lyttleton. Diyakini memang bahwa ada dua bintang di dunia ini sebelum terbentuknya planet-planet. Hanya saja, teori ini tidak menyebutkan bahwa gaya gravitasi kedua bintang menjadi penyebab terbentuknya bumi dan planet lain. Dalam teori ini, salah satu dari bintang kembar meledak. Ledakannya membuat pecahan berbagai materi di sekelilingnya. Materi ini kemudian mendingin dan membentuk planet. Matahari adalah bintang kembar yang tidak meledak. Akibatnya, materi hasil ledakan mengelilingi matahari karena gaya gravitasi yang dimiliki.

5. Teori Big Bang

Teori big bang merupakan teori paling akhir yang ditemukan para ilmuwan mengenai proses terbentuknya bumi. Teori ini meyakini bahwa tata surya tidak terjadi dengan sendirinya tetapi melalui proses milyaran tahun. Dalam teori big bang disebutkan bahwa dahulu di dunia ada gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Jika digambarkan mirip angin puting beliung yang berenergi sangat besar. Putaran yang sangat cepat mengakibatkan beberapa bagian terlepas dari pusatnya.

Ada bagian besar yang terbentuk, seperti cakram raksasa. Cakram ini kemudian meledak dan membentuk nebula. Nebula atau kabut kemudian mendingin setelah 4,6 milyar tahun. Hasilnya adalah galaksi Bima Sakti yang kamu kenal saat ini. Bagian yang ringan dan kecil dari kabut raksasa tidak meledak tetapi perlahan mendingin dan memadat. Bagian inilah yang kemudian dikenal sebagai planet. Salah satunya adalah bumi. Teori ini menyebutkan bahwa adanya Hidrogen dan Helium dalam alam semesta menunjukkan kebenaran. Seandainya bumi dan benda langit tidak mempunyai permulaan, seharusnya Hidrogen sudah habis. Semua membentuk Helium.

Demikian lima teori proses terbentuknya bumi yang paling terkenal dan sering dilakukan penelitian lebih lanjut.

Sponsors Link
, , , ,
Oleh :
Kategori : Astronomi