Sponsors Link

Teori Bintang Kembar : Kelebihan – Kelemahan – Kontroversinya

Sponsors Link

Sejak lama manusia mempertanyakan, bagaimana sebenarnya proses pembentukan sistem tata surya? Bagaimana bisa bumi tempat kita berpijak saat ini terbentuk? Mengapa bumi mengelilingi matahari? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang mungkin kalian bingung bagaimana jawabannya.

Tata surya atau bisa juga disebut, solar sistem, adalah salah satu galaksi yang terdapat di alam semesta. Alam semesta atau biasa disebut juga jagat raya, dapat diartikan seluruh ruang angkasa dan semua benda-benda langit yang ada di dalamnya. Bumi tempat kita hidup saat ini adalah salah satu planet yang ada dalam tata surya.

Ilmu yang mempelajari semua objek langit yang ada di ruang angkasa disebut astronomi. Dalam sudut pandang astronomi, alam semesta adalah ruang angkasa dengan semua zat serta segala energi yang terdapat di dalamnya. Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi yang mampu menunjang para ilmuwan untuk lebih menjelajahi alam semesta, pemahaman mengenai bagaimana terciptanya alam semesta pun banyak mengalami perubahan.

Lahirnya Teori Bintang Kembar

Dari banyaknya teori dari para ahli astronomi yang mencoba menjabarkan mengenai bagaimana terbentuknya tata surya. Salah satunya yang mungkin telah kalian dengar adalah “Teori Bintang Kembar” yang diusulkan oleh seorang astronom teoretikal dan matematikawan Inggris, Raymond Arthur Lyttleton, pada tahun 1956 silam.

Dalam teori pembentukan tata surya ini, RA Lyttleton memaparkan penjelasan teorinya bahwa sebelum galaksi kita terbentuk, ada dua matahari di dalam sistem galaksi kita. Dua matahari ini yang akhirnya lebih dikenal sebagai bintang kembar.

Kedua bintang kembar ini saling mengelilingi karena pengaruh gaya tarik menarik yang mereka punya. Sampai pada suatu ketika, melintaslah sebuah bintang lain yang menabrak salah satu bintang kembar tersebut. Satu dari bintang kembar tersebut hancur, sedangkan satu lainnya bertahan. Satu bintang yang bertahan ini yang kita kenal sebagai matahari.

Pecahan dan partikel bintang yang hancur tadi masih terus berputar mengelilngi matahari hingga akhirnya mengeras dan permukaannya mendingin. Beberapa hanya menjadi batu, dan beberapa serpihan besar menjadi planet-planet. Planet-planet tersebut, karena tertarik gaya tarik matahari, kemudian berputar mengelilingi matahari sebagai porosnya.

Bukan tanpa alasan, Lyttleton, sebagai pemilik ide teori bintang kembar, mengemukakan teorinya. Ia menjelaskan bahwa teori ini mengacu pada penemuan-penemuan yang terdahulu. Dalam penemuan tersebut, ditemukan adanya sistem tata surya lain yang juga memiliki bintang kembar yang mirip.

Jadi, Lyttleton menyimpulkan bahwa apabila di galaksi lain juga ternyata terdapat dua bintang kembar, maka hal tersebut juga mungkin terjadi pada sistem tata surya kita pada awal sebelum terbentuknya.

Kelebihan Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar memang diyakini memiliki kelebihan oleh sebagian astronom dan ilmuwan. Dengan semakin berkembangnya teknologi yang bisa digunakan para astronom dan ilmuwan dalam mengamati alam semesta, semakin banyak penemuan bintang-bintang kembar di sistem tata surya lain.

Salah satu bintang ganda dinamakan Sirius. Bintang yang terlihat terang di langit malam ini, sebenarnya adalah bintang ganda. Sirius ternyata terdiri dari dua bintang, Sirius A dan Sirius B yang berukuran lebih kecil. Sirius A inilah bisa kalian lihat diwaktu malah bahkan hanya dengan mata telanjang.

Keberadaan bintang-bintang kembar di sistem tata surya lain ini, membawa anggapan bahwa Teori Bintang Kembar yang dikemukakan oleh Lyttleton ada benarnya. Kesimpulan sederhananya, kemungkinan adanya bintang ganda atau bintang kembar yang diketemukan saat ini, juga pasti pernah terjadi jutaan tahun lalu, sebelum planet dan sistem tata surya kita terbentuk.

Kontroversi Terhadap Teori Bintang Kembar

Namun, walaupun telah didukung dengan berbagai penemuan bintang kembar lainnya di galaksi lain, teori bintang kembar tidak begitu saja langsung dapat diterima sebagian kalangan astronomer (ahli astronomi) dan penemu. Untuk menjelaskan sebuah pembentukan tata surya yang komplek dengan segala benda langit yang berada didalamnya, teori bintang kembar memang dijabarkan secara terlalu sederhana dan kurang adanya fakta yang mendetail.

Hal pertama yang menjadi pertanyaan, apakah bintang kembar yang pernah diketemukan tersebut ukurannya sebesar matahari kita saat ini?

Bintang-bintang kembar yang telah ditemukan oleh para ilmuwan berukuran tidak terlalu besar, tidak seperti ukuran matahari. Kebanyakan bintang kembar tersebut hanya memiliki ukuran paling besar seukuran besarnya planet. Mengacu pada hasil penemuan tersebut, kebenaran teori Bintang Kembar Lyttleton kembali dipertanyakan para ilmuwan.

Kelemahan Lain Dari Teori Bintang Kembar

Beberapa ahli mencoba menguji kebenaran dari teori ini dari segi perhitungan matematis. Dan dari perhitungan momentum anguler, didapatkan bahwa tidaklah memungkinkan sistem tata surya dapat terbentuk karena tabrakan dua bintang.

Jika momentum linear adalah sebuah momentum yang dimiliki oleh benda-benda yang bergerak pada lintasan lurus, maka momentum anguler atau momentum sudut merupakan momentum yang dimiliki oleh benda-benda yang melakukan gerak rotasi. Dikatakan momentum sudut karena ketika melakukan gerak rotasi, setiap benda pasti mengitari sudut tertentu. Dalam hal ini, benda akan berputar terhadap poros atau sumbu rotasi.

Kenyataan lain yang melemahkan teori bintang kembar adalah bagaimana mungkin seluruh planet dapat berbentuk bulat (meski tidak sempurna) padahal terbentuk dari pecahan bintang yang panas. Pecahan-pecahan bintang  akan segera mengeras, sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk dapat membentuk bulat hampir sempurna dan seutuhnya.

Teori bintang kembar juga dianggap tidak sempurna bila melihat dari segi formasi, bentuk, dan komponen yang ada di bumi. Seperti kalian ketahui bahwa bumi kita memiliki banyak komponen penyusun, mulai dari daratan, gunung, sungai, dan lautan. Dengan teori ini, memang memungkinkan terjadinya daratan dan gunungan, akibat dari bekunya permukaan pecahan partikel bintang yang tidak rata. Namun lalu bagaimana dengan terbentuknya lautan?

Bila lautan di Bumi ini terbentuk akibat hujan yang terjadi karena iklim, hal tersebut tentu membutuhkan waktu berjuta-juta tahun bagi air untuk dapat memenuhi hampir dua pertiga luasan bumi. Selain itu, meski hujan terjadi di seluruh permukaan daratan, lautan tidak akan terbentuk dengan mudah, karena air akan terserap lebih dahulu kedalam tanah. Hal-hal tersebut yang menjadikan teori ini lemah.

Sponsors Link
, , , , ,
Oleh :
Kategori : Astronomi