Sponsors Link

6 Perbedaan Awan dan Kabut yang Jarang Diketahui

Sponsors Link

Awan dan kabut, tentu saja berbeda. Kalau tidak berbeda, dalam Bahasa Indonesia akan ditulis dengan awan atau kabut. Jika kamu melihat awan dan kabut di atas gunung dari bawah atau kaki gunung akan tampak berbeda. Kabut menyelimuti gunung, sementara awan nampak berada di belakang gunung.

Demikian pula yang sering dituangkan oleh banyak orang dalam gambar dua dimensi. Awan berada di atas gunung dan kabut berada di tengah gunung atau berada di sekitar gunung itu sendiri. Bagaimana kalau kamu sedang berada di gunung tersebut? Di puncak gunung, awan dan kabut tidak nampak ada perbedaan. Kamu akan merasa keduanya nampak dekat bahkan rasanya sama.

Jadi, benarkah awan dan kabut dua hal yang berbeda? Yuk simak beberapa perbedaan awan dan kabut yang diuraikan secara singkat di bawah ini.

1. Proses Terbentuknya Awan dan Kabut

Ketika mempelajari unsur-unsur air dan siklusnya, kamu sudah mempelajari bagaimana terjadi atau terbentuknya sebuah awan. Awan terbentuk akibat penguapan karena sinar matahari. Penguapan terbesar terjadi di wilayah perairan, seperti laut dan danau. Penguapan dapat juga terjadi dari bagian tumbuhan yang disebut transpirasi. Nah, uap air yang naik ke atas karena penguapan sampai lapisan troposfer inilah yang disebut sebagai awan.

Lalu, bagaimanakah kabut terbentuk? Kabut terbentuk dari pendinginan udara dan atau kompresi (peningkatan tekanan udara). Oleh karena itu, kebanyakan kabut datang saat udara dingin di pagi hari atau di wilayah pegunungan saat hujan reda. Kabut akan kamu rasakan saat suhu terasa sangat dingin. Di perkotaan atau wilayah dataran rendah umumnya kabut jarang terlihat. Lingkungan membuat suhu udara di daerah ini jarang sekali turun.

2. Letak Awan dan Kabut

Meski jika kamu berada di ketinggian awan dan kabut nampak sama, letaknya ternyata berbeda. Ini sesuai dengan pemandangan awan dan kabut dilihat dari kejauhan. Kabut terjadi karena proses pendinginan atau kondensasi. Saat kabut terjadi, kelembapan biasanya meningkat sampai 100 persen dari keadaan mula-mula. Kondensasi terjadi tidak jauh dari permukaan tanah. Itu sebabnya ketika hari dingin kamu dapat melihat wilayah sekitar nampak berasap.

Berbeda dengan awan, uap air menguap karena panas matahari sampai ketinggian tertentu. Setiap jenis awan seperti cumulus, stratus, dan sebagainya mempunyai ketinggian berbeda. Namun, semua awan tidak ada dekat permukaan tanah. Awan tergantung di atas atmosfer, tepatnya di lapisan troposfer. Ini bagian contoh fenomena pada lapisan atmosfer. Secara sederhana dapat disebutkan bahwa kabut melayang di udara (berada di dekat dasar tapi tidak menyentuh dasarnya yang berupa tanah) dan awan mengapung.

3. Kecepatan Awan dan Kabut

Awan dan kabut bergerak. Terkadang gerakan keduanya dapat kamu lihat. Gerakan kabut konstan dan stabil. Tidak melambat, tidak pula tiba-tiba sangat cepat. Arahnya juga tetap. Berbeda dengan awan. Awan dapat bergerak mengikuti gerak dan kecepatan angin. Oleh karena itu, awan dapat bergerak sangat cepat, dapat pula sangat lambat. Arahnya juga sesuai dengan arah angin.

Pernahkan kamu merasakan bahwa hari panas dengan cahaya matahari bersinar terang tiba-tiba mendung dan hujan? Ya, di tempat kamu berdiri awalnya tidak ada awan gelap. Namun,angin membawanya dengan cepat dan sampai di sana, Akhirnya, wilayah yang awalnya terik menjadi berawan dan hujan. Hal yang sama dapat terjadi sebaliknya. Hari sedang mendung dengan awan tebal tetapi tidak jadi hujan.

4. Ukuran Butiran Air

Dengan banyaknya perbedaan, awan dan kabut punya satu persamaan yaitu mengandung butiran air. Hanya saja ukurannya berbeda. Kabut mempunyai butiran air yang sangat kecil. Ukurannya kurang dari 10 mikrometer. Dalam cabang ilmu fisika yaitu ilmu ukur satuan, mikrometer berada jauh di bawah milimeter, hingga 3 tingkat. Terbayangkah berapa kecilnya? Sekitar 0,01 milimeter. Padahal 1 milimeter saja sangat kecil. Awan mempunyai ukuran yang lebih besar, antara 10 sampai 200 mikrometer. Ukuran butiran air ini yang menyebabkan kabut melayang dan awan mengapung di udara.

5. Cara Awan dan Kabut Menghilang

Awan dan kabut dapat menghilang dengan sebab yang berbeda. Sesuai uraian sebelumnya, awan dapat bergerak dengan arah dan kecepatan yang sama dengan angin. Dengan kondisi ini, awan dapat bergerak meninggalkan wilayah kamu karena angin. Bukan benar-benar menghilang tentunya tetapi karena berpindah.

Awan hitam dapat menghilang jika sudah mengalami pendinginan dan turun menjadi hujan. Kamu sering melihat kabut menghilang? Masyarakat yang tinggal di desa lereng dan kaki gunung sering merasakannya. Kabut lama kelamaan menghilang ketika matahari semakin tinggi. Benar, kabut dapat menghilang ketika suhu udara naik. Partikel uap air yang ukurannya kecil cepat sekali menguap.

Meski demikian, kabut tebal tidak menghilang secepat kabut tipis. Kabut tebal memantulkan panas matahari yang datang sehingga pemanasan pada udara di bawahnya berlangsung lebih lambat. Kabut juga dapat menghilang karena adanya transfer turbulensi. Turbulensi atau tekanan udara yang meningkat mengakibatkan lapisan bawah udara panas dan kering sehingga kabut menghilang.

6. Dampak Awan dan Kabut

Kamu pernah ke daerah Puncak Bogor? Atau pegunungan seperti Dieng dan Bromo? Apa yang dirasakan saat setelah hujan dan dini hari yang dingin? Kabut menghalangi pandangan mata bukan? Bagi pengendara kendaraan bermotor harus ekstra hati-hati di kondisi ini. Jarak pandang menjadi semakin dekat.

Mengapa bisa terjadi? Umumnya kabut datang bersamaan dengan embun atau hujan. Nah uap air pada hujan atau embun bercampur dengan gas menjadi cair. Ketika suhu terus menurun, titik-titik air semakin banyak. Ini yang menyebabkan gangguan penglihatan. Pada beberapa kasus, kabut juga menyebabkan gangguan berbagai jenis pernapasan. Saat dingin dan kamu berada di luar ruangan sebaiknya menggunakan masker.

Awan tidak membawa dampak signifikan seperti kabut. Awan umumnya menghasilkan hujan. Semakin banyak uap air yang terkumpul dan mengalami pendinginan di atas, awan semakin gelap. Titik air yang dihasilkan semakin banyak. Jika manusia tidak mengelola lingkungannya dengan baik, hujan menyebabkan bencana alam.

Jadi, sudah tahu kan kalau awan dan kabut dua hal yang berbeda. Berbeda sebutan, proses pembentukan, letak, akibat dan dampaknya, dan lain-lain. Hal tersebut tentu diciptakan sesuai kebutuhan manusia. Meski saat ini belum semua fenomena alam dapat dipahami manfaatnya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih.

Sponsors Link
, , , ,
Oleh :
Kategori : Geografi