Sponsors Link

10 Perbedaan Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Lengkap

Sponsors Link

Penelitian adalah sebuah upaya mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan sosial maupun ilmu pengetahuan alam. Biasanya penelitian dilakukan untuk membuktikan teori yang sudah ada atau mencari jawaban yang belum ada. Masing-masing ilmu mempunyai metode masing-masing.

Misalnya, dalam cabang ilmu kimia metode yang digunakan disebut metode ilmiah. Yang pasti, hasil sebuah penelitian tidak pernah disebut salah karena berdasarkan hasil yang akurat, meski tidak sama dengan teori atau hasil penelitian sejenis. Jenis penelitian secara umum terbagi menjadi dua, metode kuantitatif dan metode kualitatif.

Kedua metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pengertian, proses, kelebihan, dan kekurangan kedua metode dapat dipahami jika melihat perbedaanya. Beberapa ahli dan peneliti lebih senang melakukan metode kualitatif, sementara yang lain kebalikannya. Salah satu contoh dalam penelitian ilmu sinekologi guna mengetahui hubungan interaksi antar makhluk hidup.

Akibatnya, mereka juga melihat perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif dari sudut pandang yang berbeda. Wiliams (1988), Lukas S Musianti (2002), Mc Millan dan Schumakker (2001) menuliskannya dalam buku masing-masing. Artikel kali ini akan merangkum perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif dari sudut pandang ketiga peneliti tersebut.

Dalam dunia ilmu pengetahuan, tidak ada yang lebih unggul antara ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial. Demikian juga penelitian kualitatif tidak lebih unggul daripada penelitian kuantitatif. Semuanya penting bagi kehidupan manusia karena tujuan penelitian yang utama adalah memberi terobosan yang bermanfaat bagi seluruh kehidupan.

1. Realitas

Objek penelitian dan instrumen penelitian kuantitatif bersifat tunggal dan kongkrit, sifatnya dapat dilihat dengan jelas. Misalnya pengaruh tinggi pohon terhadap hasil buahnya. Maka, penelitian kualitatif jelas mengukur tinggi pohon semua contoh dan menghitung buahnya. Hasil perhitungan yang demikian sangat kongrit, terdapat satuan ukuran yang dijadikan pedoman.

Selain itu, penelitian juga bersifat lebih spesifik dan sangat percaya pada fenomena yang ada pada objek. Terkadang hasilnya meragukan untuk dijadikan pedoman. Realitas penelitian kualitatif bersifat ganda namun holistik atau menyeluruh. Peneliti berdasarkan faktor yang adakan membandingkannya dengan teori.

Seandainya hasil penelitian tidak sama dengan teori, maka akan dilakukan penelitian ulang. Jika belum berhasil juga, peneliti harus mencari sebab ketidaksamaan hasil dengan teori. Kebalikan dari Kuantitatif, penelitian kualitatif percaya pada objek tunggal dan hasil yang pasti, misalnya seperti faktor eksternal pertumbuhan makhluk hidup.

2. Interaksi Peneliti Dan Objek

Interaksi antara peneliti dan objek penelitian kuantitaif tidak saling bergantung atau terpisah. Satu sama lain tidak saling memengaruhi. Interaksi ini disebut dualistik karena tidak menyatu. Penelitian bersifat mekanis, ada alat ukur yang jelas.

Interaksi pada penelitian kualitatif tidak saling berpisah, bahkan peneliti dapat partisipatif terhadap objek yang diteliti. Ini dikarenakan penelitian tidak menggunakan alat ukur yang jelas. Pandangan subjektif dapat mempengaruhi penilaian.

3. Kemungkinan Atau Posibilitas

Posibilitas penelitian kuantitatif bersifat kausal atau berhubungan sebab akibat. Semua instrumen penelitian saling berkaitan. Sesuai contoh yang pertama, tinggi pohon mempengaruhi banyaknya buah yang dihasilkan. Penelitian mengesampingkan kemungkinan faktor lain yang ikut mempengaruhi. Baca juga mengenai Faktor yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem.

Posibilitas generatif adalah sebutan untuk penelitian kualitatif. Penelitian ini terikat dengan konteks dan waktu. Berdasarkan penelitian yang sama, tinggi pohon mempengaruhi banyaknya buah saat ini. Faktor lain yang ditambahkan misalnya hormon pertumbuhan. Tinggi pohon akan memengaruhi banyaknya buah jika ditambahkan hormon auksin pada semua pohon yang diteliti.

4. Peranan Nilai

Peranan nilai sangat mempengaruhi pada penelitian kualitatif. Subjektivitas dapat mempengaruhi hasil. Misalnya, seseorang ingin melakukan penelitian terhadap persepsi remaja tentang peranan gender melalui kuesioner. Hasil penelitian kuesoner seharusnya bersifat kuantitatif. Namun jika kuesioner dibuat jawaban terbuka, maka subjektivitas penelitian kualitatif dapat masuk di dalamnya.

5. Desain Penelitian

Desain penelitian kuantitatif sudah dibuat spesifik, jelas, dan rinci sejak masih dalam bentuk proposal. Di dalamnya sudah tertulis bagaimana data akan diolah dan membuat kesimpulan. Apa pun yang terjadi saat di lapangan, tidak akan mengubah desain penelitian. Hasilnya dianggap mewakili jenis instrumen yang mewakili.

Desain penelitian kualitatif umumnya tidak dibuat rinci. Penelitian dibuat fleksibel sesuai kenyataan di lapangan. Desain hanya memuat garis besar saja. Misalnya, penelitian terhadap persepsi remaja di atas, tidak ditulis apa aspek yang diukur. Pertanyaan dibuat terbuka sehingga kesimpulan akan transferability atau berubah.

6. Tujuan

Penelitian kuantitatif sebagian besar menunjukkan hubungan antar variabel atau hubungan sebab akibat, menguji teori yang sudah ada, untuk kemudian menggeneralisasikan hasilnya. Masih dengan contoh yang sama, tujuan persepsi remaja tentang peran gender adalah mengetahui pendapat remaja tentang perbedaan peran perempuan dan laki-laki dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Meski penelitian dilakukan pada siswa SMA beberapa sekolah hasilnya akan dianggap mewakili seluruh siswa SMA yang ada di Indonesia.

Sementara, penelitian kuantitatif bertujuan memperoleh fakta. Peneliti akan menuliskan semua faktor yang mempengaruhi persepsi remaja tentang perbedaan peran berdasarkan jenis kelamin. Selanjutnya peneliti akan menafsirkan data dengan cara masing-masing. Jika perlu, peneliti akan menuliskan sendiri teorinya.

7. Metode Penelitian

Metode penelitian antara jenis kuantitatif dan kualitatif kebanyakan berbeda. Untuk kuantitatif, umumnya menggunakan eksperimen laboratorium, survey, studi kasus, korelasi, regresi, dan analitis jalur. Sementara penelitian kualitatif biasanya menggunakan metode fenomenologi, etnografi, studi kasus, historis, dan grounded theory.

8. Penelitian Dimulai

Sebuah penelitian dilakukan dengan latar belakang tertentu. Dari sini, rumusan masalah dibuat. Penelitian kualitatif membuat hipotesis dan terdapat macam-macam hipotesis yang dapat digunakan. Berdasarkan rumusan masalah dan teori yang ada. Sedangkan penelitian kualitatif langsung dilaksanakan jika sudah merumuskan masalah. Tidak ada hipotesis karena nanti hasil penelitian dibuat narasi sesuai fakta yang ditemukan saat penelitian.

9. Hasil Penelitian

Semua hasil penelitian tentunya sesuai fakta. Namun, semua hasil pada penelitian kuantitatif diolah dengan perhitungan matematis. Fakta dibandingkan dengan teori yang ada. Hasil penelitian tetap dibuat narasi tetapi tidak banyak.  Gaya tulisan lebih tepat disebut deskripsi. Penelitian kualitatif tidak mengolah data dengan perhitungan matematis. Peneliti menafsirkan data sendiri dan dapat pula dihubungkan dengan teori yang ada. Peneliti menginterprestasikan data, menuliskannya secara narasi dengan ditambahkan pandangan para ahli sebagai pendukung.

10. Penggunaan

Kebanyakan peneliti mahasiswa menggunakan metode kuantitatif untuk membuat karya tulis atau skripsi, khususnya mahasiswa berbasis ilmu pengetahuan alam. Begitu pula penelitian di laboratorium dan rumah sakit. Penelitian bersifat kualitatif banyak ditemukan pada ilmu yang berbasis sosial. Sesuai kenyataan, bahwa ilmu ini tergolong tidak pasti atau fleksibel. Penelitian tentang perilaku akan berbeda hasilnya jika dilakukan di wilayah dan negara yang berbeda.

Demikian 10 perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif secara lengkap. Semoga membantu kita semua, khususnya bagi yang akan mengadakan penelitian untuk menyelesaikan studi.

Sponsors Link
, , , ,
Oleh :
Kategori : Biologi