Sponsors Link

Kloroform : Sifat – Proses Pembuatan – Kegunaan

Sponsors Link

Pernahkah kamu mendengar kata kloroform? Mungkin bila kamu sering melihat di film-film zaman dahulu, orang biasa dibius dengan menggunakan sapu tangan yang dibasahi kloroform. Kloroform atau triklorometana bila disebut dengan nama kimianya, memang sering digunakan sebagai anestesi umum. Tapi itu dulu, saat ini kloroform sudah tidak boleh lagi digunakan sebagai anestesi karena terbukti dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati dan ginjal.

Mungkin bila kamu main ke laboratorium kimia di sekolahmu, kamu akan menemukan kloroform disimpan di dalam botol kaca yang berwarna gelap. Penyimpanan kloroform memang harus ekstra hati-hati dan tidak boleh terpapar cahaya. Karena bila terkena cahaya, kloroform ini mampu bereaksi dengan oksigen membentuk suatu senyawa gas berbahaya yang dikenal dengan nama fosgen.

Fosgen ini adalah salah satu senjata kimia yang digunakan selama Perang Dunia I, loh. Karena sifatnya yang berbahaya maka Environmental Protection Agency (atau disingkat EPA), sebuah badan perlindungan lingkungan, mengklasifikasikan kloroform sebagai bahan yang meiliki kemungkinan penyebab karsinogen pada manusia.

Kloroform atau trikolometana (CHCl3) adalah cairan yang tidak berwarna dan tidak mudah terbakar. Kloroform sangat mudah dikenali karena aromanya yang menyengat dan khas. Selain itu kloroform yang merupakan asal lemah ini juga sangat mudah menguap dan mudah larut dalam pelarut organik.

Berikut ini sifat fisika dari kloroform yang memiliki bentuk molekul tetrahedral ini.

  • Titik didih = 61,2 derajad Celsius
  • Titik beku = -6,4 derajad Celcius
  • Titik leleh = -62 derajad Celcius
  • Density = 1,48 kg/liter
  • Indeks bias = 1,4476
  • Solubility = 0,8 gram/ 100 ml air pada temperatur 20 derajad Celsius

Pada awalnya kloroform disintesa dari hasil proses reaksi antara etil alkohol dengan kalsium hipoklorit. Donor atom klorin didapat dari kalsium hipoklorit. Pertama-tama etil alkohol akan dipanaskan, kemudian dicampurkan dengan kalsium hipoklorit. Dalam sintesa kloroform ini terjadi tiga reaksi didalamnya.

  • Reaksi Oksidasi : CH3-CH2OH  +  Cl2    —->    CH3-CHO  +  HCl
  • Reaksi klorinasi : CH3-CH2OH  +  3Cl2    —->   CCl3-CHO  +  HCl
  • Reaksi Hidrolisis : 2CCl3-CHO  +  Ca(OH)2    —->    2CHCl3 + (HCOOH)2Ca

Di zaman sekarang, kloroform banyak disintesa di industri dengan mereaksikan metana dengan klorin. Reaksi substitusi akan terjadi dimana atom-atom hidrogen dalam metana akan digantikan oleh atom-atom klorin. Hasil reaksi dari proses ini adalah campuran dari klorometana, diklorometana, triklorometana (kloroform)  dan tetraklorometana.

  • CH4 + Cl2 -> CH3Cl + HCl
  • CH3Cl + Cl2 -> CH2Cl2 + HCl
  • CH2Cl2 + Cl2 -> CHCl3 + HCl
  • CHCl3 + Cl2 -> CCl4 + HCl

Dalam kehidupan sehari-haripun kamu bisa menjumpai sintesa kloroform yang terjadi secara alami di alam atau karena aktivitas manusia. Sejumlah kecil kloroform disintesa oleh biota laut seperti rumput laut. Kamu juga bisa menemukan kloroform terkandung dalam hasil dekomposisi sisa-sisa tumbuhan di tanah.

Atau karena aktivitas penjernihan air yang dilakukan manusia dengan menggunakan gas klorin. Gas klorin bisa bereaksi dengan berbagai senyawa organik yang akhirnya menghasilkan triklorometana. Namun jumlahnya yang sangat kecil tidak akan mempengaruhi kesehatan manusia.

Kloroform memiliki beberapa kegunaan, mulai dari bidang kesehatan (walau sudah tidak lagi digunakan) dan bidang industri.

1. Dalam bidang kesehatan

Penggunaan kloroform sebagai cairan anestesi dimulai pada tahun 1847 silam. Penggunaannya terus dilanjutkan sampai timbulnya suatu kekhawatiran untuk terus menggunakan kloroform pada tahun 1848. Dimana pada saat itu ada seorang pasien yang meninggal karena jantungnya berdebar dengan sangat cepat dan tidak teratur padahal kondisinya sedang dalam keadaan dibius. Namun baru pada pada awal abad 20, penggunaan kloroform mulai ditinggalkan. Dan mulailah pada tahun 1940 dilakukan riset untuk menemukan cara anestesi yang lebih aman dan murah. Untuk dipergunakan selama Perang Dunia.

2. Dalam bidang industri polymer

Penggunaan kloroform terbesar saat ini ada dalam industri polymer. Kloroform adalah salah satu bahan pembuat polytetrafluoroethylene (PTFE) atau yang biasa orang sebut dengan nama teflon. PTFE adalah polymer yang relatif tahan terhadap panas dan dapat diaplikasikan sebagai lapisan anti lengket pada peralatan masak.

3. Dalam laboratorium

Di laboratorium, kloroform banyak digunakan sebagai pelarut. Karena sifatnya sebagai pelarut yang relatif stabil, tidak mudah bereaksi dan dapat melarutkan banyak senyawa organik. Karenanya kloroform banyak digunakan dalam industri farmasi untuk mengekstraksi dan prekursor obat-obatan dari tanaman.

Kloroform dapat digunakan untuk mengekstraksi komponen-komponen yang tidak larut dalam air. Misalnya dalam proses isolasi DNA, dimana lipid bukanlah senyawa yang larut dalam air. Isolasi DNA dilakukan dengan menggunakan campuran fenol, kloroform, dan isoamilalkohol.

Campuran larutan ini akan menghasilkan suspensi DNA. Zat-zat pengotoran mengendap pada bagian bawah lapisan. Sedangkan lapisan atas akan diproses lebih lanjut untuk dilakukan uji DNA. Selain itu dalam penerapan ilmu kimia analitik, kloroform juga digunakan untuk mengisolasi senyawa-senyawa dari sampel. Dan banyak juga digunakan dalam sintesis bahan kimia organik.

Efek anestesi yang ditimbulkan kloroform berasal karena kloroform mampu penghambatan aktivitas sistem saraf pusat. Menghirup uap kloroform dengan cepat dapat membuat kamu kehilangan kesadaran. Dan apabila dosis yang terhirup terlalu tinggi dapat berakibat fatal.

Kloroform juga mempengaruhi kerja dan aktivitas organ utama manusia lainnya, termasuk jantung. Hal ini yang kemudian membuatnya menjadi berbahaya sebagai obat bius. Kloroform juga sangat berbahaya karena memiliki efek toxic yang sangat tinggi. Jika tertelan lebih dari 10 ml cairan, akan menimbulkan dampak yang fatal.

Aromanya yang sangat khas dan kuat bagi beberapa orang yang sensitif dapat menimbulkan mual dan muntah-muntah serta kepala pusing. Bila langsung terkena kulit atau mata bisa menyebabkan iritasi.

Paparan kloroform dalam jangka panjang walau dengan konsentrasi yang relatif rendah, ternyata memiliki efek samping. Kloroform ternyata dpat menimbulkan munculnya kanker terutama pada hati dan ginjal. Meskipun memang belum ditemukan bukti konkrit kloroform dapat menyebabkan kanker pada manusia, namun paparan pada hewan telah menunjukan teridentifikasinya tumor hati dan ginjal.

Kloroform yang sangat reaktif terhadap cahaya dan oksigen di udara bebas, menyebabkan kamu harus menyimpannya didalam botol kaca berwarna gelap. Bila kamu memang harus menggunakan bahan kimia ini maka disarankan untuk menggunakan sarung tangan dan masker. Selain itu, pastikan kondisi ruangan tempat kamu kerja dengan bahan kimia ini memiliki ventilasi yang baik.

Sponsors Link
, ,
Oleh :
Kategori : Kimia