Sponsors Link

Contoh Bahan Kimia yang Bersifat Korosif Berdasarkan Wujud Zatnya

Sponsors Link

Pernahkah kamu mendengar kata korosif? Apa yang terbayang saat mendengar kata korosif? Mungkin kamu akan menjawab korosif adalah besi yang berkarat saat diminta menjelaskan apa itu korosif. Sebenarnya tidak sepenuhnya salah, sih, tapi kamu jelas keliru kalau menganggap korosif adalah besi yang berkarat.

Korosif adalah sebuah kata “sifat”, atau bisa diartikan korosif adalah sifat dari suatu substansi yang karena sifat-sifat yang dibawanya dapat menyebabkan benda-benda lain hancur atau terkena dampak yang negatif. Sedangkan karat pada besi adalah bentuk dari korosi (tanpa huruf f, ya) pada bahan metal, terutama besi. Jadi, jangan sampai salah arti lagi, ya.

Bahan-bahan kimia ini tentu saja sangat berbahaya. Karena logam saja bisa rusak apabila terkena bahan ini, apalagi tubuh manusia. Karena sifatnya yang bisa menyebabkan kerusakan pada anggota tubuh manusia, bahan-bahan kimia yang bersifat korosif terkadang disebut juga bahan iritan (karena sifatnya yang mampu menimbulkan iritasi).

Bahan kimia yang bersifat korosif apabila bersentuhan dengan kulit akan menimbulkan efek luka seperti “terbakar”. Selain itu, bahan kimia ini memiliki kemampuan menimbulkan iritasi, yang apabila terpapar dengan sangat parah bisa menyebabkan berbagai kerusakan permanen pada jaringan tubuh.

Pengaruh bahan kimia yang korosif memang sangat dipengaruhi pada konsentrasi bahan tersebut dan lamanya bahan tersebut kontak dengan kulit. Berdasarkan wujud zatnya, kamu bisa kelompokan bahan kimia yang bersifat korosif menjadi 3, yaitu:

1. Bahan kimia korosif yang berwujud cair

Bahan-bahan kimia yang korosif umumnya berupa cairan yang tidak dapat terbakar, tetapi dapat menimbulkan panas dan nyala api jika terkena udara, uap air, atau jika bersentuhan dengan bahan lain yang mudah terbakar. Bahaya akan timbul apabila bahan kimia ini kontak dengan kulit atau mata. Kulit yang terpapar bahan kimia ini akan mengalami proses pelarutan atau denaturasi protein pada jaringan penyusun tubuh manusia. Contoh bahan kimia korosif yang berwujud cair adalah macam-macam larutan asam dan pelarut organik sebagai berikut:

  • Asam anorganik dari senyawa mineral

Asam anorganik merupakan asam yang terbentuk dari mineral-mineral dan senyawa nonlogam. Karenanya asam anorganik disebut juga sebagai asam mineral. Asam anorganik dalam keadaan pekat biasanya bersifat korosif, dapat melukai kulit, dan dapat melarutkan logam bahkan kaca dengan cepat. Contohnya adalah asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), asam fosfat (H3PO4), asam florida (HF)

  • Asam organik

Asam organik adalah semua senyawa asam karbon yang dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Asam organik umumnya merupakan asam lemah, mempunyai sifat korosif, dan banyak terdapat di alam. Beberapa jenis asam organik adalah asam formiat (HCOOH) atau biasa disebut asam semut, asam asetat (C2H4O2) atau biasa disebut asam cuka, asam sitrat (C6H8O7) yang banyak terdapat pada jeruk.

  • Pelarut organik

Pelarut organik adalah pelarut yang umumnya memiliki atom karbon dalam molekulnya. Beberapa contoh pelarut organik adalah petroleum, hidrokarbon tetraklorinasi (C4Cl2), karbondisulfida (CS2), terpentin.

2. Bahan kimia Korosif yang berwujud padat

Beberapa bahan kimia yang berbentuk padat bisa sangat bersifat korosif bila bersentuhan dengan kulit atau kontak langsung dengan mata. Karena sifat permeator-nya, bahan-bahan kimia ini dapat merembes atau meresap ke dalam lapisan kulit. Sehingga menimbulkan gejala iritasi dan terasa panas di kulit.

Beberapa bahan ini bersifat sangat mudah mengikat air yang berada didalam udara bebas, atau higroskopis, sehingga bila bersentuhan dengan kulit, akan menyerap kelembaban kulit kamu, loh. Bahan-bahan ini juga tidak boleh terhirup ke dalam saluran pernafasan, karena bisa menyebabkan iritasi parah pada organ paru-paru. Dan apabila tertelan, bisa menyebabkan luka bakar serius pada organ pencernaan yang bisa berakibat sangat fatal.

Contoh bahan kimia korosif yang berwujud padat adalah:

  • Padatan basa, contohnya: NaOH (yang biasa disebut caustic soda), KOH, Natrium silikat, asam karbonat, CaO, CaC2, Ca(CN)2
  • Asam trikloroasetat (CCl3COOH)
  • Lain-lain, seperti: fenol, natrium, kalsium, fosfat, perak, nitrat

3. Bahan kimia Korosif yang berbentuk Gas

Dari semua bentuk bahan kimia, bentuk gas merupakan yang paling berbahaya bila dibandingkan dengan bahan berbentuk padat atau cair. Bahan kimia berbentuk gas akan langsung menyerang saluran pernapasan apabila terhirup. Efek yang ditimbulkan tergantung dari tingginya tingkat kelarutan gas yang bisa diserap oleh manusia. Semakin tinggi kelarutannya dalam tubuh manusia, maka akan semakin tinggi pula bahaya yang akan ditimbulkannya. Gas yang masuk kedalam bahan kimia yang korosif ini juga sangat merusak logam.

Gas-gas yang korosif umumnya memiliki bau yang khas, sehingga sangat mudah dikenali hanya dari baunya saja. Beberapa orang yang sensitif terhadap bau tersebut bisa langsung mengalami efek seperti mata berair, muntah-muntah, mual, atau kepala pening.

Berikut ini adalah beberapa contoh bahan kimia korosif berbentuk gas yang digolongkan pada tingkat kelarutannya dan apa pengaruhnya pada tubuh manusia.

  • Kelarutan tinggi, akan menyerang langsung pada bagian atas saluran pernapasan. Paparan gas ini akan mengakibatkan kerusakan yang cukup parah pada saluran dan organ pernafasan manusia. Beberapa gas bahkan dapat langsung menyebabkan kematian. Sedangkan untuk efek jangka panjangnya bila manusia sering terpapar gas-gas ini adalah timbulnya iritasi pada saluran pernafasan dan timbulnya penyakit bronkitis. Contohnya adalah : Amoniak (NH3), HCl, HF, formaldehid, asam asetat, sulfur klorida, tionil klorida, sulfuril klorida, dan lain-lain.
  • Kelarutan sedang, akan memberikan efek negatif pada saluran pernapasan bagian atas dan bila menyerang lebih dalam akan masuk ke jaringan paru-paru. Contohnya adalah: gas belerang oksida, klorin, arsen tri klorida, fosfor pentaklorida dan lain-lain.
  • Gas-gas lain yang tergolong gas yang korosif karena memiliki sifat yang mampu mengiritasi tubuh manusia namun tidak dengan mekanisme pelarutan. Contohnya adalah: akrolein, dikloroetil sulfida,dikloro metil eter, dimetil sulfat, kloro pikrin.

Penanganan yang tepat adalah cara termudah untuk menghindari terpaparnya bahan kimia yang bersifat korosif. Kebiasaan mengenakan sarung tangan dan masker saat bekerja dengan bahan-bahan ini sangat bisa mengurangi efek negatif yang ditimbulkannya. Think before doing adalah motto yang harus kamu tanamkan bila ingin serius berkecimpung dalam dunia ilmu kimia. Karena  ketidaktahuan bisa menjadi sumber  kecelakaan, bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga bisa berakibat pada orang lain.

Sponsors Link
, , ,
Oleh :
Kategori : Kimia