Setiap tumbuhan pasti memiliki bentuk daun yang berbeda-beda, dengan struktur penyusun yang berbeda-beda pula. Daun pada setiap tumbuhan juga umumnya memiliki warna hijau (meskipun tidak semuanya). Daun memiliki pertumbuhan yang terbatas, tidak seperti batang, akar, atau bagian tumbuhan lainnya, yang dapat tumbuh sesuai dengan kebutuhan tumbuhan tersebut.
Contohnya, akar pada beberapa tumbuhan dapat terus memanjang dan semakin dalam masuk ke dalam tanah jika belum menemukan sumber air. Akar tersebut akan terus tumbuh hingga ia menemukan sumber air di dalam tanah. Tetapi, tidak demikian dengan daun. Daun akan tumbuh sesuai dengan kebiasaan ukuran daun pada tanaman tersebut. (Baca juga : Organ-Organ pada Tumbuhan)
Berdasarkan jumlah kepingan bijinya, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Ciri-ciri tumbuhan monokotil adalah :
Contoh tumbuhan monokotil adalah tumbuhan anggrek-anggrekan, padi-padian, pinang-pinangan, bawang-bawangan dan pisang-pisangan.
Selain sebagai media fotosintesis untuk tumbuhan, daun juga berfungsi sebagai media transpirasi dan pertukaran gas karbondioksa (CO2) dengan oksigen (O2) pada tumbuhan. Struktur jaringan daun terbagi menjadi dua, yakni struktur luar yang dapat juga disebut dengan morfologi daun, dan struktur dalam yang dapat disebut dengan histologi daun. (Baca Juga : Contoh Elektrolit Lemah)
Secara morfologi, struktur luar daun terdiri dari bagian pangkal, pelepah atau upih, tangkai (petiole), dan helaian daun (lamina). Sedangkan struktur dalam atau histologi daun terdiri dari jaringan epidermis, dan jaringan mesofil, jaringan pengangkut. Perlu dipahami, struktur dalam daun tersebut terdapat pada helaian daun. (Baca juga : Penurunan Tekanan Uap)
Nah, berikut ini penjelasan mengenai jaringan penyusun daun monokotil:
Jaringan epidermis pada daun monokotil merupakan jaringan terluar dari daun. Pada lapisan epidermis, tidak terdapat ruang antar sel. Terdapat jaringan epidermis atas dan jaringan epidermis bawah . Jaringan epidermis atas disebut juga sebagai adaksial, sedangkan jaringan epidermis bawah disebut juga abaksial. (Baca Juga: Kenaikan Titik Didih)
Sel-sel yang membentuk jaringan epidermis atas daun berbeda dengan jaringan epidermis bawah. Jaringan epidermis atas terdiri dari kutikula yang tersusun dari zat kutin yang berfungsi sebagai pencegah penguapan air dan stomata yang diapit oleh sel penjaga atau sel penutup. Sedangkan jaringan epidermis bawah memiliki dinding sel yang lebih tipis dan lapisan kutikula yang lebih sedikit. (Baca juga : Hormon Giberelin)
Pada daun monokotil, lapisan epidermis terdiri dari satu lapisan sel yang mengalami penebalan oleh zat kutin. Sel yang terdapat pada jaringan epidermis daun monokotil biasanya berbentuk memanjang. Lapisan epidermis pada daun berfungsi untuk :
(Baca Juga : Faktor Eksternal Pertumbuhan)
Jaringan epidermis juga memiliki bagian-bagian tambahan yang disebut dengan derivat epidermis. Bagian-bagian tambahan tersebut terdiri dari :
Berdasarkan struktur, jumlah dan letak sel-sel tetangganya tipe stomata dibedakan menjadi tipe anomositik, anisositik, diasitik, aktinositik, dan bidiasitik. Berikut ini penjelasannya:
Jaringan epidermis pada daun monokotil selanjutnya adalah:
Di antara jaringan epidermis adaksial dan abaksial, terdapat jaringan mesofil. Di dalam jaringan ini terdapat kloroplas yang mengandung klorofil. Kloroplas adalah bagian dari jaringan mesofil yang berfungsi menangkap gelombang cahaya matahari sebagai energi untuk berfotosintesis. Oleh karena itu, proses fotosintesis dapat dipastikan terjadi pada jaringan mesofil.(Baca juga : Kenaikan Titik Didih)
Pada tumbuhan dikotil, jaringan mesofil memang terdiri dari jaringan palisade atau jaringan tiang dan jaringan sponsa atau jaringan bunga karang. Tetapi, tumbuhan monokotil hanya memiliki jaringan spons dan tidak memiliki jaringan palisade atau tiang. Sehingga proses fotosintesis pada tumbuhan monokotil terjadi di sel penyusun jaringan spons. Semua sel pada mesofil daun monokotil berbentuk bulat. Jaringan mesofil berfungsi menghasilkan zat makanan pada proses fotosintesis. (Baca Juga: Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut)
Jaringan Spons atau Jaringan Bunga Karang, memiliki struktur sebagai berikut:
Tulang daun atau vena disebut juga sebagai jaringan pengangkut. Tulang daun menyebar ke segala arah dan terletak pada helai daun di wilayah jaringan spons, sedangkan ibu tulang daun atau costa terletak sepanjang jaringan spons. Tulang daun berfungsi sebagai media transportasi zat hasil proses fotosintesis dan zat yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, daun monokotil memiliki tulang daun yang sejajar. Pada daun monokotil, tulang daun dapat memiliki ketebalan yang sama atau berbeda. Tulang daun yang memiliki ketebalan yang berbeda tersusun secara selang-seling dan tulang daun yang terletak di tengah adalah tulang daun yang paling tebal. (Baca juga : Ciri-Ciri Ion)
Tulang daun atau jaringan pengangkut tersusun dari :
Pada tumbuhan monokotil, berkas pengangkut biasanya dikelilingi oleh serabut-serabut yang terdapat pada salah satu atau kedua berkas pengangkut dan terhubung langsung ke epidermis. Berkas vaskuler terdapat pada ibu tulang daun, tulang-tulang cabang dan urat-urat daun. (Baca juga : Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit)
Sekian penjelasan mengenai jaringan penyusun daun monokotil. Semoga bermanfaat.
Pengertian Sublimasi Sublimasi merupakan proses perubahan bentuk dari yang bermula berwujud zat padat menjadi gas, begitu…
Salah satu ciri dari tumbuhan monokotil atau berbiji tunggal adalah memiliki bentuk akar serabut. Pada…
Dalam kerajaan tumbuhan atau plantae, tersusun atas beberapa klad atau tumbuhan yang memiliki satu leluhur…
Di dalam sistem reproduksi pria terdapat sebuah kelenjar bernama kelenjar prostat. Kelanjar prostat memiliki peran…
Ada beragam jenis hewan yang dapat ditemukan di planet Bumi. Hewan-hewan tersebut tinggal di berbagai…
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah melakukan perkembangbiakan untuk mempertahankan keturunannya agar tidak punah.…