Geografi

5 Klasifikasi Iklim Koppen dan Subdivisinya

Iklim di suatu wilayah terkadang tidak sama dengan wilayah yang lain di dunia ini. Lebih lanjut apabila hal ini kita telusuri kita akan mengetahui bahwa jenis iklim yang ada di dunia ini berbeda-beda. Sebelumnya kita telah membahas klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson dimana klasifikasi iklim tersebut dibuat secara khusus sesuai musim yang ada di Indonesia (musim panas dan musim hujan). Akan tetapi kali ini kita akan membahas pengklasifikasian yang telah sangat umum dan banyak digunakan di berbagai negara termasuk Indonesia, yaitu klasifikasi iklim menurut Koppen.

Pengklifikasian ini dikembangkan oleh Wadlimir Koppen yang berasal dari Jerman. Wadlimir Koppen merupakan seorang ahli iklim. Awal mula klasifikasi ini dikembangkan  sekitar tahun 1884 diikuti dengan pembaruan pada tahun 1918 dan 1936. Selanjutnya Koppen bekerja sama dengan seorang ahli iklim lain bernama Rudolf Geiger untuk mengubah sistem klasifikasi, akibatnya klasifikasi iklim ini juga dapat disebut sistem klasifikasi Koppen-Geiger.

Berbagai klasifiksi iklim memiliki arti dan tujuannya. Sama halnya dengan klasifikasi iklim menurut Koppen, hasil dari klasifikasi ini dapat digunakan untuk menentukan batas-batas iklim wilayah sehingga dapat sesuai dengan zona vegetasi atau bioma baru pertama kali dipetakan.

Sistem klasifikasi iklim Koppen menggunakan simbol huruf besar dan kecil. Ada 5 kelompok utama beserta subdivisi yang telah dikenal saat ini. Dimana huruf besar untuk menentukan batas-batas daerah beiklim yang memiliki temperatur bulan terdingin dan bulan terpanas. Sedangkan, huruf kecil digunakan untuk membedakan ciri-ciri berdasar curah hujan sampai temperaturnya. Berikut kode dalam sistem iklim Koppen:

Itulah simbol-simbol yang terdapat dalam sistem klasifikasi iklim Koppen. Huruf besar dan kecil tersebut selanjutnya akan digabungkan menjadi jenis-jenis iklim yang telah diklasifikasi oleh Koppen. Selanjutnya kita akan membahas divisi utama serta subdivisi jenis iklim yang telah diakui.

1. Iklim Hujan Tropis (C)

Pada wilayah yang memiliki iklim hujan tropis akan memiliki temperatur bulanan kurang lebih 18 derajat Celcius, yang mana artinya tidak ada musim dingin di wilayah ini. Wilayah yang termasuk iklim ini memiliki suhu panas. Di dalam iklim ini terdapat 3 subdivisi yaitu hutan hujan tropis (Af), monsoon tropika (Am), dan Savana (Aw). Dimana penjelasan ke-3 subdivisi iklim ini akan dibahas dengan lebih detail, sebagai berikut:

  • Hutan hujan tropis (Af), disebut juga sebagai iklim khatulistiwa karena iklim ini berada di wilayah sepanjang garis khatulistiwa. Hal ini mengakibatkan daerah dengan iklim ini memiliki suhu dan curah hujan untuk mendukung tumbuhnya hutan tropis. Disebutkan bahwa daerah ini memiliki curah hujan yang cukup tinggi dengan > 1200 mm per tahunnya. Sebagai contoh terdapat di wilayah Sumatera dan Kalimantan, Sulawesi Utara.
  • Monsoon tropika (Am), terdapat di daerah peralihan seperti sebagian Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat dan sebagainya. Di daerah ini juga masih memiliki hutan yang cukup lebat.
  • Savana (Aw), pada wilayah ini akan mempunyai musim kering yang panjang.  Berbeda dengan wilayah hutan hujan, di wilayah ini akan diisi oleh padang rumput dan pohon-pohon yang tahan dengan kondisi tanpa air. Contoh pada iklim ini adalah Madura dan Nusa Tenggara.

2. Iklim Kering (B)

Iklim kering atau juga dapat disebut subtropis, merupakan iklim dengan curah hujan sepanjang tahunnya lebih rendah dibanding tingkat penguapan (evaporasi). Wilayah ini hanya memiliki temparatur terdingin mencapai 18,3 derajat Celcius. Kehidupan tanaman akan sulit karena persediaan air di wilayah ini tidak mendukung. Subdivisi pada iklim ini terbagi menjadi 2 tipe yaitu gurun (Bw) dan stepa atau disebut juga semi gersang (Bs). Perbedaan kedua iklim ini terletak pada curah hujan tahunannya, apabila perhitungan menghasilkan bahwa curah hujan tahunan lebih dari separuh hasil akhir maka termasuk dalam iklim stepa begitu juga sebaliknya. Tanaman yang dapat hidup di wilayah ini contohnya kaktus.

3. Iklim Hujan Sedang (C)

Iklim selanjutnya iklim hujan sedang. Wilayah ini akan memiliki suhu rata-rata bulan terdingin dibawah 18 derajat Celsius dan diatas -3 derajat Celsius. Iklim ini terbagi dalam 3 subdivisi, antara lain:

  • Iklim sedang dengan musim panas yang kering atau terik (Cs) terdapat di wilayah pantai barat kontinen dengan lintang 30-45 derajat. Terdapat di wilayah seperti Perth (Australia), Madrid (Spanyol), California, dan sebagainya.

  • Apabila sebelumnya musim panas yang kering, pada iklim ini sebaliknya yaitu musim dingin yang kering (Cw). Wilayah dengan iklim ini terletak di sebelah timur benua, dengan musim panas yang panas dan musim dingin yang sejuk. Contohnya di wilayah Islandia, Argentina dan sebagainya.
  • Iklim sedang dalam semua bulan yang lembab (Cf), karena efek dari massa udara lautan mengakibatkan musim dingin dan musim panas di wilayah ini akan sejuk.

4. Iklim Dingin (D)

Iklim dingin atau juga dapat disebut iklim benua tidak ada di wilayah selatan bumi. Memiliki ciri khas musim dingin yang keras, dengan suhu rata-rata bulan terdingin mencapai -3 derajat Celsius bisa lebih rendah dan rata-rata bulan terpanas kurang lebih 10 derajat Celcius. Pada iklim ini terbagi menjadi 2 subdivisi, yaitu:

  • Iklim dingin dengan musim dingin yang kering (Dw). Memiliki persebaran wilayah seperti Seoul (Korea Selatan).
  • Iklim dingin dengan semua bulan lembab (Df). Ciri khas pada iklim ini adalah sepanjang tahun akan didominasi musim dingin, dengan musim panas yang memiliki durasi pendek.

5. Iklim Kutub (E)

Iklim kutub memiliki jumlah rata-rata pada bulan terhangat di bawah 10 derajat Celsius. Wilayah dengan iklim ini tidak memiliki musim panas sehingga memiliki salju abadi. Terdapat 2 subdivisi pada iklim kutub, yaitu:

  • Iklim tundra (Et), tidak memiliki vegetasi. Terdapat di wilayah seperti Kanada Utara.
  • Iklim es salju abadi (Ef), sepanjang tahun tidak ada satu bulan pun yang mencapai suhu diatas 0 derajat Celsius. Hanya memiliki tutupan salju permanen. Sebagai contoh antartika, pegunungan alpen.

Itu dia yang dapat saya informasikan mengenai klasifikasi iklim koppen. Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan yang teman-teman miliki. Terima kasih.

Recent Posts

Sublimasi: Pengertian, Proses, dan Contoh

Pengertian Sublimasi Sublimasi merupakan proses perubahan bentuk dari yang bermula berwujud zat padat menjadi gas, begitu…

2 years ago

5 Contoh Tumbuhan Berakar Serabut

Salah satu ciri dari tumbuhan monokotil atau berbiji tunggal adalah memiliki bentuk akar serabut. Pada…

2 years ago

Cycadophyta: Ciri-Ciri, Cara Perkembangbiakan, dan Contohnya

Dalam kerajaan tumbuhan atau plantae, tersusun atas beberapa klad atau tumbuhan yang memiliki satu leluhur…

2 years ago

Kelenjar Prostat: Fungsi, Letak, dan Penyakitnya

Di dalam sistem reproduksi pria terdapat sebuah kelenjar bernama kelenjar prostat. Kelanjar prostat memiliki peran…

2 years ago

6 Contoh Hewan yang Hidup di Dua Alam

Ada beragam jenis hewan yang dapat ditemukan di planet Bumi. Hewan-hewan tersebut tinggal di berbagai…

2 years ago

3 Contoh Hewan yang Berkembang Biak dengan Fragmentasi

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah melakukan perkembangbiakan untuk mempertahankan keturunannya agar tidak punah.…

2 years ago