Sponsors Link

Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson dan Contoh Soal

Sponsors Link

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai klasifikasi iklim menurut schmidt ferguson, tetapi sebelum membahas topik utama apa sih iklim itu? Secara singkat iklim adalah rata-rata cuaca yang telah terjadi dalam waktu yang panjang dan telah dilakukan penyelidikan dalam waktu yang lama dikatakan penyelidikan tersebut dilakukan dalam waktu minimal 30 tahun dan dalam lingkup wilayah yang luas. Dapat dikatakan juga iklim merupakan kelanjutan dari pengukuran cuaca dari hari ke hari, apabila dibandingkan tentu saja iklim lebih stabil dibandingkan cuaca karena perbadaan waktu tersebut.

Lalu mengapa iklim ini penting? Hal ini karena apabila iklim yang telah ada mengalami perubahaan, dampak yang akan dihasilkan dalam kehidupan kita tentu akan sangat serius. Tentu saja tidak ada yang bisa mengetahui keadaan yang akan terjadi di masa depan, tetapi para ilmuan telah melakukan penelitian tentang apa yang akan terjadi apabila kita (manusia) terus melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan perubahan iklim, misalnya penggundulan hutan, penghamburan energi, dan sebaginya.

Lalu apa dampak dalam kehidupan kita apabila terjadi perubahan iklim di Indonesia? Berikut ini contohnya:

  • Bidang perikanan, apabila terjadi kemarau berkepanjangan persediaan air berkurang dan air laut memanas yang akan berakibat jumlah ikan menurun. Sehingga yang akan paling berdampak tentu para nelayan akan sulit memperoleh penghasilan.
  • Bidang penyakit, lingkungan yang semakin panas akan menyebabkan penyakit akan mudah menyebar seperti malaria.

Oke!! balik ke topik utama kita, kali ini kita akan membahas klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson. Klasifikasi iklim adalah upaya yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan mencirikan adanya perbedaan iklim yang ada di bumi. Akibat terdapatnya perbedaan latitudo, geografi, dan kondisi topografi menyebabkan berbagai tempat yang ada di bumi memiliki kekhasan iklim tersendiri. Klasifikasi iklim sendiri tidak hanya berdasarkan versi Schmidt dan Ferguson saja, banyak klasifikasi iklim seperti berdasakan Oldeman dan Junghuhn, berdasarkan Koeppen dan masih banyak lagi. Tetapi kali ini kita hanya akan membahas berdasarkan Schmidt dan Ferguson.

Klasifikasi Iklim menurut Schmidt dan Ferguson

Terdapat negara yang memiliki variasi iklim yang beragam sehingga mereka mengembangkan klasifikasi iklim mereka sendiri. Sebagai contoh negara kita sendiri Indonesia, Indonesia sering menggunakan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson. Dimana Schmidt merupakan pejabat Direktur Lembaga Meteorologi dan Geofisika di Jakarta dan Ferguson merupakan guru besar pengelolaan hutan Fakultas Pertanian UI pada saat itu. Mereka mengembangkan klasifikasi iklim yang sesuai untuk Indonesia. Klasifikasi ini cukup populer untuk negara yang memiliki 2 musim seperti Indonesia (musim kering dan musin hujan) dan negara tetangganya.

Klasifikasi iklim ini memiliki indikator utama (bulan basah, bulan lembab, dan bulan kering). Klasifikasi iklim menurut Schimidt dan Ferguson ini dikembangkan pada tahun 1950, mereka mengembangkan klasifikasi ini karena mereka merasa bahwa klasifikasi yang ada tidak cocok apabila digunakan di Indonesia.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya indikator utama dalam klasifikasi ini adalah bulan basah, bulan lembab, dan bulan kering. Kriteria untuk penentuan tersebut dilakukan berdasarkan curah hujan setiap bulan. Lebih jelasnya sebagai berikut:

  • Bulan kering    : memiliki curah hujan < 60 mm setiap bulan
  • Bulan lembab  : memiliki curah hujan 60-100 mm setiap bulan
  • Bulan basah     : memiliki curah hujan > 100 mm setiap bulan

Kategori bulan di atas merupakan hasil dari penelitian Schmidt dan Ferguson, setelah diketahui bulan tersebut termasuk dalam kategori apa selanjutnya akan dijumlahkan rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan basah untuk diketahui iklim tempat tersebut. Klasifikasi menurut Schmidt dan Ferguson juga sering disebut model Q, dimana model Q merupakan menentukan nilai Q sehingga akan didapatkan penentuan termasuk dalam iklim apa tempat tersebut. Berikut ini rumus model Q:

Rumus model Q

Rumus model Q klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson

Model Q ditentukan dari perhitungan dari jumlah rata-rata bulan kering dan bulan basah lalu akan dibagi sehingga akan didapatkan nilai Q untuk penentuan iklimnya. Perhitungan jumlah rata-rata bulan kering dan bulan basah dilakukan dalam suatu periode, sebagai contoh 1 tahun, atau bahkan 30 tahun. Berikut contoh soal penentuan dalam 30 tahun:

Contoh Soal

Selama 30 tahun terakhir kota Malang memiliki jumlah rata-rata 7 bulan basah, 3 bulan lembab dan 2 bulan kering. Bagaimana tipe iklim kota Malang berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schimidt dan Ferguson?

Maka apabila kita masukkan terhadap rumus model Q:

Selanjutnya berdasarkan nilai Q tersebut kita akan menyesuaikan berdasarkan klasifikasi iklim berdasarkan Schmidt dan Ferguson sesuai dengan tabel berikut ini.

klasifikasi iklim

Berdasarkan nilai Q yang telah kita hitung sebelumnya dimana didapatkan nilai 0,286 disesuaikan dengn tabel diatas maka termasuk dalam tipe iklim basah. Dapat diambil kesimpulan bahwa kota Malang memiliki iklim basah. Perlu diingat bahwa penghitungan iklim berdasarkan Schmidt dan Ferguson ini tidak harus dilakukan dengan mengambil data dalam waktu 30 tahun, kita dapat menentukan iklim suatu wilaya dengan data 1 tahun juga.

Sebagai pengingat, yang diukur bukan rata-rata jumlah curah hujannya tetepi jumlah rata-rata bulannya. Apabila kita akan menghitung tipe iklim dalam kurun waktu 1 tahun kita dapat mengganti jumlah rata-rata bulan kering dan basah menjadi jumlah banyaknya bulan kering dan bulan basah dalam kurun waktu 1 tahun tersebut.

Baiklah, cukup sekiap informasi mengenai klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson yang dapat saya sampaikan. Semoga ilmu ini dapat membantu kawan-kawan semua lebih mudah memahaminya. Terima kasih atas pertahatiannya!!

Sponsors Link
, , , ,
Oleh :
Kategori : Geografi