Sponsors Link

Tanah Andosol: Ciri-Ciri, Kegunaan dan Persebarannya

Sponsors Link

Indonesia adalah negara kepulauan yang ada di sekitar garis khatulistiwa. Di Indonesia juga memiliki beberapa pulau utama seperti Jawa serta Sumatera dimana banyak gunung berapi sehingga tanah Indonesia bisa dikatakan subur sehingga cocok dijadikan sebagai lahan pertanian serta perkebunan.

Tanah yang subur ini disebabkan karena banyak mengandung bahan organik hasil vulkanisme gunung berapi. Abu serta material yang dihasilkan gunung berapi akan berkumpul kemudian menyebar di area sekitar letusan dan akhirnya membuat tanah menjadi subur. Tanah nantinya akan berwarna hitam, ringan, gembur serta licin ketika diganggam yang disebut sebagai tanah andosol.

Pengertian Tanah Andosol

Andosol diambil dari bahasa Jepang yakni An yang berarti hitam dan juga dol yang berarti tanah. Jika diartikan, andosol merupakan jenis tanah yang memiliki warna hitam. Sedangkan dari ilmu tanah, tanah yang memiliki warna hitam merupakan tanah vilkanis dari gunung berapi.

Nama andosol sendiri tidak sama di semua negara. Contohnya, di Jepang tanah andosol disebut dengan Kurobokudo lalu diubah menjadi Ando soils pada tahun 1947 oleh seorang ahli berasal dari Amerika Serikat. Ada juga beberapa istilah lainnya seperti Allophane soils, Prairie like brown forest serta Volcanogeneous loans yang semuanya adalah nama lain dari tanah andosol.

Sedangkan pengertian tanah andosol dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, tanah andosol diartikan sebagai tanah dengan horizon A molik atau horizon A umbrik yang umumnya ada di atas horizon B kambik yang terdiri dari fraksi tanah halus serta sebagian besar terdiri dari bahan piroklastik, abu vulkanik serta bahan piroklastik vitrik yang lain.

Ciri Tanah Andosol

Untuk ciri tanah andosol bisa dibedakan sesuai dengan karakteristiknya. Berikut adalah beberapa ciri dari tanah andosol:

1. Ciri Tanah Andosol Berdasarkan Morfologi

Ciri pertama dari tanah andosol dilihat berdasarkan morfologinya. Tanah ini dikelompokkan ke dalam beberapa kategori seperti bentuk struktur, susunan horizon dan juga teksturnya. Tanah andosol mempunyai susunan horizon A-Bw-C serta di beberapa tempat memiliki horizon AC.

Pada horizon permukaan memiliki jenis molik, melanik, umbrik serta fulvik yang harus punya kandungan organik 6% pada lapisan teratas dengan ketebalan 30 cm. Jika dilihat secara umum, maka tanah andosol yang ada di Indonesia mempunyai susunan horizon A-Bw-C serta di beberapa horizon timbul yang lain juga mempunyai horizon lain seperti A-Bw-C 2A-2Bw-2C yang bisa terbentuk karena erupsi gunung berapi berulang.

Sedangkan untuk warna, tanah andosol berwarna gelap kecoklatan berbeda dengan warna tanah kapur khususnya di horizon humus yang memiliki struktur remah, lebih gembur, mengandung bahan organik yang tinggi dan akan terasa licin ketika di tangan. Tanah andosol yang ada di banyak tempat mengandung bahan organik berbeda beda dengan kisaran antara 3 hingga 22% tergantung dari massa jenis serta warnanya.

Untuk tekstur dari tanah andosol ini bisa berupa lempung berpasir sampai liat berpasir tergantung dari ukuran partikel ketika terjadi erupsi serta selama proses pelapukan terjadi. Meski jenis tanah andosol dikatakan subur, namun bukan menjadi jenis tanah yang baik untuk menanam kelapa sawit.

2. Ciri Tanah Andosol berdasarkan Mineralogi

Ciri tanah andosol berikutnya bisa dibedakan berdasarkan mineralogi. Semua tanah tentunya tersusun dari mineral sama seperti tanah andosol. Ini berguna untuk menentukan sifat kimiawi dan juga fisika tanahnya. Dengan melihat komposisi mineral tanah, maka juga bisa digunakan untuk menentukan proses pelapukan seperti apa yang terjadi. Mineral tanah sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu primer serta sekunder.

Mineral primer yang juga biasa disebut dengan fraksi pasir adalah mineral utama yang susunannya akan tergantung dari material erupsi gunung berapi  yakni berbentuk pasir dan abu yang mengalami pelapukan bersama dengan bahan piroklastik meski masih dengan sifat fisik serta kimia sama seperti bahan awal. Sedangkan mineral sekunder biasa disebut dengan fraksi liat dengan ukuran lebih kecil yakni kurang dari 2 mikrometer serta terbentuk akibat proses kimiawi mineral primer.

3. Ciri Tanah Andosol Berdasarkan Sifat Kimia

Awalnya, tanah andosol berasal dari material gunung berapi yang mengalami proses pelapukan serta melibatkan proses kimiawi. Dari sifat kimawi tersebut, maka bahan organik tanah dan unsur lain dalam tanah seperti silika aktif dan juga Al serta Fe adalah unsur paling dominan saat mengatur reaksi kimia di tanah andosol.

Untuk tanah andosol yang ada di Indonesia mengandung unsur Al lebih dominan dibandingkan dengan unsur besi serta silika aktif. Kadar aluminium yakni salah satu dari macam macam mineral bijih tinggi tersebut terjadi karena berasal dari batuan induk bersifat masam atau liparit. Sementara apabila berasal dari batuan induk basa, maka kadar AL akan lebih rendah. Inilah yang menyebabkan tanah andosol resisten dengan unsur fosfor khususnya tanah andosol yang megandung kadar Al tinggi.

4. Ciri Tanah Andosol Berdasarkan Sifat Fisika

Jika dilihat secara garis besar, tanda andosol punya sifat fisika massa yang lebih rendah dibandingkan tanah lain, punya kadar air lebih tinggi, mempunyai batas mencair yang tinggi serta indeks plastisitas yang rendah. Tanah andosol nantinya akan mengalami perubahan sifat yakni tidak akan kembali ke bentuk asli apabila dikeringkan.

Massa jenis tanah andosol ini rendah karena kandungan alofan yakni mineral dengan sifat bentuk non kristalin. Penyebab lainnya adalah karena kandungan organiknya punya bentuk berongga.

Struktur fisik dari tanah andosol ini terdiri dari 2 kategori yakni makrostruktur serta microstruktur. Pada makristruktur ada di horizon A berbentuk granular sehingga lebih tahan pada daya rusak hujan.

Kegunaan Tanah Andosol

Apabila dihitung atas dasar karakteristik biofisik serta kemiringan pada sebuah tempat, maka ada sekitar 2 juta hektar tanah andosol yang bisa digunakan sebagai lahan pertanian karena termasuk dalam faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Sebagian wilayah dengan bentuk tanah bergelombang, maka lebih sesuai jika ditanami dengan palawija, sayuran serta holtikultura. Sedangkan untuk lahan dengan kemiringan cukup tinggi, maka lebih tepat jika ditanaman dengan tanaman perkebunan seperti kayu manis, kopi, teh, kina serta beberapa tanaman perkebunan lain.

Pemandangan di sekitar gunung juga bisa dijadikan sebagai lokasi agrowisata yang nantinya akan membuat para wisatawan berdatangan. Tentunya, ini akan memberikan pendapatan tambahan untuk masyarakat yang tinggi di sekitar lokasi seperti contohnya agrowisata di puncak, Jawa Barat.

Persebaran Tanah Andosol

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, persebaran tanah andosol ini dimulai dari material gunung berapi yang mengalami proses pelapukan sehingga ada perubahan pada sifat fisika serta kimia.

Penyebaran tanah andosol ini umumnya terjadi di daerah dengan banyak gunung berapi atau sering mengalami akivitas vulkanik. Diantaranya adalah Kepulauan Maluku, sebagian kawasan Sulawesi, ujung Sumatera hingga ujung Nusa Tenggara.

Sementara Pulau Kalimantan tidak terlalu banyak memiliki tanah andosol sebab tidak ada gunung berapi disana. Berikut adalah lokasi penyebaran tanah andosol selengkapnya:

  • Pulau Sumatera: Dari Lampung Barat dan beberapa bagian timur Sumatera seperti Deli Serdang.
  • Pulau Jawa: Menyebar hampir merata antara Gunung Salak, Jawa Barat sampai pegunungan Ijen, Jawa Timur.
  • Bali dan Nusa Tenggara: Dari mulai Gunung Agung, Pulau Bali hingga ujung timur Pulau Flores.
  • Pulau Sulawesi: Bisa ditemukan di Minahasa serta Gunung Tomohon, Sulawesi Utara.
  • Kepulauan Maluku: Ada di sekitar Gunung Gamalama meski jumlahnya sedikit.
Sponsors Link
, ,
Oleh :
Kategori : Geografi