Sponsors Link

Sistem Sonar: Pengertian, Fungsi Dan Pemanfaatannya

Sponsors Link

Keberadaan sistem sonar telah memberikan banyak manfaat bagi manusia. Menurut sejarah, keberadaan sonar berawal di tahun 1822 oleh Daniel Colloden yang saat itu menggunakan lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan suara di bawah air Danau Geneva, Swiss.

Seiring berjalannya waktu, sonar terus mengalami perkembangan dan semakin banyak digunakan saat Perang Dunia I untuk mendeteksi keberadaan kapal selam. Lalu sebenarnya apa itu sistem sonar dan bagaimana fungsi hingga pemanfaatannya? Mari simak penjelasannya di bawah ini!

Pengertian Sistem Sonar

Sonar merupakan singkatan dari Sound Navigation and Ranging yakni sebuah sistem perangkat untuk mendeteksi serta menentukan jarak benda yang berada di bawah laut. Sistem sonar bekerja dengan menggunakan gelombang suara ultrasonik dan bukan gelombang suara biasa.

Hal ini disebabkan karena gelombang suara biasa tidak dapat merambat jauh ke dalam air. Sangat berbeda dengan gelombang suara ultrasonik yang mampu merambat hingga jarak yang jauh.

Sistem sonar memang banyak digunakan dalam perkapalan tidak heran jika sonar sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yakni sonar aktif dan sonar pasif. Kedua sonar memiliki perbedaan jika dilihat dari cara kerjanya.

Cara kerja dari sonar aktif berawal ketika kapal mengirim pemancar atau transmitter berupa gelombang suara ke dalam air menggunakan transduser sonar. Transduser sonar adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sinyal listrik menjadi gelombang suara di dalam air.

Selanjutnya gelombang suara akan merambat di dalam air dan lalu mengenai objek sasaran misal batu karang, ikan, dan lainnya yang berada di bawah air laut. Gelombang suara yang telah terkena objek berikutnya terpantul menghasilkan efek gema ata echo.

Sinyal pantulan tersebut langsung diterima oleh detektor dan kemudian dianalisis pada sebuah monitor untuk mengetahui arah, cepat rambat gelombang, hingga waktu yang nantinya berguna untuk mengukur kedalaman laut.

Sedangkan cara kerja dari sonar pasif sangat sederhana dan ini merupakan sistem sonar pertama yang dibuat oleh manusia. Sistem sonar pasif tidak mengirim sinyal ataupun gelombang suara seperti sonar aktif.

Sonar pasif hanya dapat mendeteksi gelombang suara yang datang ke arah penerima, lalu hasilnya dapat diketahui dengan melihat di layar monitor. Tidak heran jika sonar pasif tidak dapat mengukur jarak objek dan juga kedalaman laut, namun masih dapat menentukan arah objek dan terkadang digunakan untuk mendeteksi suara hewan laut, misal paus.

Fungsi Dan Pemanfaatan Sistem Sonar

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sistem sonar bekerja dengan menggunakan gelombang suara ultrasonik bawah air yang nantinya dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi serta menetapkan lokasi objek di bawah air. Adapun fungsi lain dari sistem sonar yakni mengetahui kedalaman atau jarak bawah laut.

Pemanfaatan sistem sonar cukup luas digunakan untuk mendeteksi keberadaan kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, keselamatan dalam dunia penyelaman, penangkapan ikan secara komersial, hingga komunikasi di dalam laut.

Bidang Kesehatan

Sistem sonar juga dimanfaatkan untuk bidang kesehatan yakni dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik pada teknologi Ultrasonografi (USG), yakni sebuah teknik diagnosik pencitraan yang menggunakan gelombang ultrasonik berupa gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan indra pendengaran manusia.

Teknologi ultrasonografi digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran hingga strukturnya. Umumya ultrasonografi berfungsi untuk mengetahui berbagai organ dalam tubuh manusia apakah ditemukan kelainan atau tidak.

Ultrasonografi menggunakan frekuensi sebesar 10 MHz (1 – 10 juta Hz). Gelombang ini dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat pada suatu alat bernama transducer. Transducer bekerja dengan memancarkan dan menerima gelombang suara.

Contoh Lain Sistem Sonar

Sistem sonar juga banyak ditemukan pada hewan. Beberapa jenis hewan ada yang menggunakan telinga mereka untuk mengarahkan suara ke dalam sistem pendengarannya. Hal ini untuk membantu mereka dalam mengetahui arah dari mana suara berasal, misal kelelawar dan lumba-lumba.

Kelelawar adalah hewan yang dapat mendengarkan bunyi berfrekuensi di atas 20.000 Hz. Hewan ini akan mengeluarkan gelombang suara kemudian dipantulkan kembali oleh benda-benda atau hewan lain yang dilewatinya dan diterima pada suatu alat di tubuh kelelawar.

Kelelawar mengeluarkan gelombang ultrasonik untuk mengetahui lokasi (ekolokasi) di mana mereka berada. Bahkan besar kecilnya gelombang ultrasonik dapat diatur tergantung dari benda yang bergerak.

Lumba-lumba juga termasuk salah satu hewan yang memanfaatkan sistem sonar saat berenang. Seperti yang diketahui jika lumba-lumba termasuk hewan mamalia yang bernafas menggunakan paru-paru. Terkadang saat berenang lumba-lumba mengeluarkan suara berfrekuensi tinggi untuk berkomunikasi.

Suara tersebut berasal dari kantung-kantung kecil berisi udara yang terletak di bawah lubang di atas kepalanya. Kantung udara tersebut berfungsi sebagai cermin akustik untuk memfokuskan bunyi yang dihasilkan dari gumpalan kecil jaringan lemak, tepat berada di bawah lubang pernafasan.

Selanjutnya bunyi yang dikeluarkan terpancar ke arah sekitar tubuh lumba-lumba untuk segera dipantulkan kembali jika membentur benda atau hewan. Pantulannya akan ditangkap ke bagian rahang bawah yang disebut jendela akustik, untuk kemudian diteruskan ke telinga bagian tengah, dan berakhir ke otak untuk diterjemahkan.

Sistem sonar yang dimiliki lumba-lumba sangat bermanfaat untuk mengetahui jarak benda, ukuran, hingga pergerakannya. Bahkan dapat mengirim pesan ke sesama meskipun berjarak 220 km serta berkomunikasi untuk mengingatkan bahaya dan mencari pasangan.

Sponsors Link
, ,
Oleh :
Kategori : Fisika