Sponsors Link

Pengertian dan Proses Revolusi Biru di Indonesia

Sponsors Link

Semua makhluk hidup membutuhkan makanan, tentunya kita sebagai manusia pasti membutuhkan makanan untuk terus hidup. Hingga munculnya data menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan manusia lebih tinggi dari pada tingkat pertumbuhan produksi makanan, bagaikan sebuah bom yang waktunya berjalan hal tersebut merupakan masalah bagi semua orang di dunia. Untuk mengatasi hal tersebut muncullah ide untuk meningkatkan produksi makanan, dimana salah satunya telah kita bahas sebelumnya yaitu Revolusi Hijau.

Revolusi hijau merupakan upaya manusia untuk meningkatkan tingkat pertumbuhan makanan kita dalam bidang pertanian dimana berfokus pada serelia (padi,  gandum, dan sebagainya). Upaya tersebut cukup membuahkan hasil terutama di benua asia, banyak negara menginformasikan bahwa peningkatan produksi makanan lebih tinggi dari pada pertumbuhan penduduk.

Akan tetapi manusia tidak berhenti disitu saja dalam melakukan peningkatan produksi pangannya. Planet yang kita tinggali saat ini yaitu bumi terdiri atas samudera biru seluas 72%, sehingga muncullah ide untuk melakukan peningkatan pangan tidak hanya pada sektor pertanian tetapi juga melakukan di sektor laut.  Metode tersebut disebut dengan “Revolusi Biru”.

Pengertian Revolusi Biru

Revolusi Biru merupakan upaya manusia dalam peningkatan pangannya dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) di sektor laut. Revolusi biru juga dapat dikatakan sebagai penyeimbang dari kegiatan revolusi hijau, dimana fokus sektor hijau dalam pemenuhan kebutuhan karbohidrat. Sedangkan revolusi biru dilakukan juga sebagai pemenuhan kebutuhan protein. Sumber daya alam di laut yang akan digunakan dalam revolusi biru dapat berasal dari hewan, atau bahkan protista.

Sumber daya alam di laut yang berasal dari hewan dapat berupa :

  • Udang
  • Ikan
  • Kerang
  • Cumi-cumi
  • Kepiting

Sedangkan sumber daya alam yang berasal dari protista dapat berupa :

  • Rhodophita (Ganggang Merah), sebagai contoh euchema spinosum, gellidium, gracilaria dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat agar-agar. Glacilaria dapat dibudidayakan menggunakan metode dasar dan metode lepas dasar.
  • Chloropyta (Ganggang Hijau), memiliki kandungan protein yang sangat tinggi yaitu 50% dari berat kering. Di ekosistem air dapat dikatakan  ganggang hijau lah produsen bagi hewan air lainnya. Dapat dibudiyakan dalam bentuk tablet.
  • Diatom (Ganggang Kersik), dapat digunakan sebagai agen penyaring untuk menjernihkan cairan, ampelas, dan penggosok perak.

Hingga saat ini manusia melakukan eksploitasi sumber daya alam telah melalui dengan cara yang sewajarnya atau bahkan dengan cara yang akan memiliki dampak buruk terhadap lingkungan. Sebagai contoh, masih terdapat orang-orang yang mencari ikan dengan mengabaikan dampak yang akan ditimbulkannya, seperti :

  • Penggunaan dinamit
  • Penggunaan pukat harimau
  • Menggunakan mata jaring yang kecil
  • Dilakukan saat musim kawin

Meski tidak menimbulkan dampak langsung, hal tersebut apabila dilakukan terus menerus dapat merusak keseimbangan alam yang telah ada. Selain itu, kemerosotan produksi ikan di laut tidak hanya disebabkan secara langsung oleh tindakan manusia, masih terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang secara tidak langsung dapat merusak ekosistem, seperti polusi. Polusi tersebut dapat berasal dari :

  • Limbah rumah tangga
  • Limbah Industri
  • Tumpahan pengangkut minyak di laut

Dampak Polusi

Dampak polusi pada ekosistem laut adalah :

  • Dapat menghalangi sinar matahari karena ditutupi oleh polusi sehingga alga tidak dapat melakukan fotosistensis.
  • Polusi berupa zat-zat kimia dapat mengakibatkan perairan menjadi kotor dan berbau.
  • Terdapatnya zat kimia di laut dapat menempel pada tubuh ikan, sehingga apabila ikan tersebut dimakan mengakibatkan zat kimia tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia.
  • Akibat adanya polusi laut, kadar oksigen menjadi rendah sehingga mengakibatkan kematian ikan.

Usaha Produksi

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan produksi ikan dan organisme di laut dapat dilakukan dengan cara :

  • Membuat Rumpon, rumpon merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menangkap ikan, bentuknya yang dibuat semirip mungkin dengan karang mengakibatkan ikan berkumpul di sekitar benda ini.
  • Membuat kajapung, kajapung merupakan alat yang digunakan untuk budidaya hewan air, memiliki bentuk mirip seperti tambak. Dapat digunakan untuk budidaya ikan kerapu atau cumi-cumi.
  • Membuat tambak, tambak merupakan kolam buatan yang bertujuan seperti halnya kajapung yaitu untuk membudidaya hewan air. Tambak dapat digunakan untuk berbagai budidaya hewan air seperti ikan, udang, kepiting, lele, dan sebagainya.

Revolusi Biru di Indonesia

Lalu bagaimana di Indonesia? Indonesia Secara geografis terletak di antara benua Asia dan benua Australia dan dua lautan besar, Samudera Hindia dan Lautan Pasifik, dan dilewati oleh garis khatulistiwa dimana hal ini memiliki peran penting terhadap cuaca dan iklim dunia. Indonesia negara beriklim tropis merupakan negara terkaya apabila dilihat dari keanekaragaman hayati laut di dunia. Brazil akan berada di urutan pertama apabila digabung dengan keanekaragaman hayati daratan.

Dengan wilayah yang terdiri dari pulau-pulau serta keanekaragaman hayatinya yang sangat kaya menyebabkan mulai munculnya ide untuk menggali potensi yang sangat besar ini. Apabila kita telusuri lebih lanjut Indonesia memang telah melakukan revolusi biru. Pada tahun 1990-an dapat dikatakan sebagai awal dari pelaksanaan revolusi biru di Indonesia. Lampung yang terletak di kawasan pesisir dinilai sebagai wilayah yang tepat. Kampung tempat dimulainya revolusi biru tersebut dinamai Bumi Dipasena. Dengan fokus utama budidaya udang, bumi dipasena dapat dikatakan cukup berhasil pada masanya.

Bahkan Indonesia telah mendapatkan predikat sebagai produsen udang tersbesar ke-2 di dunia, tentu kita pasti sangat bangga dengan predikat tersebut. Sayangnya pamor dipasena tidak berlangsung cukup lama, sebelum terjadinya konflik yang menyebabkan runtuhnya bisnis udang terbesar di Indonesia ini. Gaung dipasena mulai pudar. Mulai tahun 2000, perusahaan yang memulai kerajaan bisnis mulai tak terdengar lagi. Perusahaan sudah tidak memproduksi dan mengekspor udang lagi. Bahkan tersiar kabar bahwa bumi dipasena saat ini hanyalah kolam kosong dan air belaka. Sungguh sangat disayangkan sekali, dengan dukungan wilayah serta sumber daya yang mendukungnya bumi dipasena dapat berpotensi sebagai peningkat kesejahteraan di Indonesia.

Semoga para pemimpin di Indonesia masih tetap memperhatikan potensi yang ada di negara kita. Nah, itu dia informasi-informasi yang dapat disampaikan. Semoga dengan informasi ini akan tumbuh pemuda-pemuda yang akan dapat menggali potensi yang ada di negara ini. Terima kasih telah membaca.

Sponsors Link
Oleh :
Kategori : Geografi