Geografi

Proses Terjadinya Pelangi dan Jenis-Jenisnya

Pelangi merupakan fenomena alam berbentuk optik serta meteorologi dengan warna indah serta sejajar yang ada di langit. Contoh fenomena pada lapisan atmosfer ini terbentuk lewat proses pembelokkan cahaya atau disebut pembiasan. Proses pembiasan pelangi akan tertata secara struktur dan akhirnya menghasilkan warna indah pada pelangi. Lalu, bagaimana proses terjadinya pelangi?, berikut penjelasan selengkapnya.

Pembelokkan Cahaya atau Pembiasan

Pelangi bisa terbentuk ketika cahaya mengalami pembiasan pada saat cahaya matahari terkena air hujan. Pelangi hanya bisa terlihat ketika hujan dan juga disertai cahaya matahari.

Bahkan, posisi pengamat juga menjadi penentu yakni di antara hujan serta sinar matahari kemudian sinar matahari ada di belakang pengamat sehingga terjadi garis lurus antara matahari, pengamat serta busur pelangi dan akan terbentuk pelangi dari hasil pembiasan.

Berikut adalah penjelasan dari proses terjadinya pelangi dari pembelokkan cahaya atau pembiasan:

  • Pembiasan cahaya matahari: Pelangi terbentuk akibat pembiasan sinar matahari atau cahaya yang dibelokkan berpindah ke arah lain dari perjalanan satu medium ke medium lain karena tetesan air di atmosfer.
  • Sinar matahari melewati tetesan air: Saat cahaya matahari melewati tetesan air, maka cahaya akan dibengkokkan sehingga warna terpisah dengan warna lainnya.
  • Pembelokkan Cahaya: Setiap warna pelangi akan dibelokkan di sudut berbeda sehingga warna yang dihasilkan juga indah.
  • Pelangi terbentuk: Warna pertama yang terjadi pada belokkan adalah warna ungu. Sementara warna terakhkir yang akan dibelokkan adalah warna merah kemudian menyusul warna pelangi lain sepert jingga, kuning, hijau, biru dan nila sehingga warna pelangi utuh akan terlihat akibat geometri optik pada proses penguraian warna.

Proses Terbentuknya Warna Pelangi

Awal proses terjadinya pelangi dimulai dari cahaya matahari sebab cahaya matahari mempunyai beberapa warna yang punya peran penting pada pembentukan pelangi. Cahaya matahari tersebut dinamakan dengan polikromatik.

Cahaya yang nantinya akan terlihat oleh mata manusia berjumlah 7 warna yakni merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu yang dinamakan dengan cahaya tampak. Dari ilmu fisika, cahaya tampak adalah gelombang elektromagnetik yang terjadi karena medan magnet serta medan listrik.

Cahaya tampak mempunyai panjang berbeda dari mulai 4000 A hingga 7000 A dan tampak cahaya juga mempunyai frekuensi 4.3 x 1014 Hz. Warna ungu dan merah akan selalu ada pada pelangi sebab cahaya warna merah adalah bagian dari spektrum cahaya tampak yang punya frekuensi terendah atau punya panjang gelombang terpanjang jika dibandingkan dengan cahaya tampak lainnya.

Sementara untuk cahaya ungu mempunyai frekuensi tertinggi dan panjang gelombang terpendek. Inilah yang membuat warna merah dan ungu tidak akan saling bertemu. Warna merah ada di paling ujung pelangi. Sedangkan diantara warna merah serta ungu dikelilingi dengan warna kuning, jingga, hijau, nila dan biru sehingga menyempurnakan warna pelangi.

Jenis Jenis Pelangi

Manusia biasanya menyukai wana pelangi yang indah dan cahaya yang dihasilkan juga tidak membuat mata silau. Proses terjadinya pelangi sendiri juga sangat tergantung dari jenis pelangi yang muncul dan berikut adalah beberapa jenis pelangi yang biasa terlihat:

1. Pelangi Kabut

Pelangi kabut adalah lengkungan pelangi yang terjadi akibat kabut. Kabut mempunyai prinsip sama seperti pelangi hujan. Perbedaannya terletak pada pembiasan yang hanya terjadi di medium butiran awan atau kabut serta warna pelangi kabut bias yang muncul punya warna cenderung merah lembut pada bagian luar dan biru untuk bagian dalam.

Warna pelangi yang terjadi pada pelangi kabur tersebut umumnya redup sebab lengkungan pada setiap warna semakin besar yang membuat warna pelangi menumpuk antara satu dengan yang lain.

Pelangi kabut umumnya terjadi di sekitar perairan yakni pertemuan antara air dingin dan udara. Akan tetapi, timbulnya pelangi kabut terkadang juga tidak menentu dan tidak selalu terjadi pada daerah perairan. Asal ada kabut yang tipis, maka cahaya dapat menembus langsung dan akhirnya proses pembiasan secara langsung bisa terjadi.

2. Pelangi Ganda

Pelangi ganda merupakan pelangi yang terjadi akibat proses pembiasan yang terjadi akibat proses pembiasan yang terjadi berulang kali pada butiran salah satu jenis hujan. Ini kemudian akan menghasilkan warna pelangi kedua atau ketiga di permukaan luar pelangi sisi utama dari pelangi.

Dengan pembiasan ganda, maka hasil dari pelangi yang terjadi berbanding terbalik dengan pelangi yang berada di bawahnya. Contohnya di pelangi utama terdapat warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Akan tetapi pada pelangi kedua menghasilkan warna yang terbalik yakni ungu, nila, biru, hijau, kuning, jingga dan merah. Hal ini juga terjadi terbalik pada pelangi terluar dengan urutan kembali ke pelangi utama.

Sesudah pelangi ganda muncul, maka pelangi ganda juga memiliki kekurangan yakni sangat mudah pudar ke sisi luar. Ini disebabkan sisi luar memakai medium butiran air lebih luas sehingga menghasilkan banyak cahaya yang lolos, tak terbiaskan serta pengaruhnya bisa terlihat pada pelangi utama yang semakin kecil dibandingkan pelangi kedua dan berikutnya.

3. Pelangi Sirkular

Pelangi sirkular biasa disebut dengan pelangi lingkaran sebab berbentuk lingkaran penuh di udara serta langit. Meski konsep dasar pelangi berbentuk lingkaran, akan tetapi sebagian manusia biasanya hanya bisa melihat setengah lengkungan saja.

Ini disebabkan karena mata hanya melihat setengah dari lengkungan akibat posisi mata memandang sejajar dengan tanah atau di atas dataran rendah. Hasilnya, manusia tidak dapat melihat pembiasan cahaya yang ada di sisi setengah lengkungan bawah pada pelangi. Karena tidak ada butiran air pada sisi dataran, maka hanya terlihat cahaya pelangi yang tidak berbentuk lingkaran.

Umumnya, pelangi sirkular hanya terlihat di ketinggian tertentu dengan dataran yang tinggi seperti gunung, bukit, gedung, lereng serta dataran tinggi lain. Pada saat jarang untuk melihat cukup luas serta butir hujan cukup, maka kemungkinan cahaya akan membias sempurna dan membentuk lingkaran penuh.

Jenis pelangi sirkular juga bisa menghasilkan variasi warna kembar, extra warna atau ganda. Selain itu, pelangi sirkular juga bisa terjadi bersamaan dengan pelangi kabut.

4. Pelangi Kembar

Proses terjadinya pelangi kembar adalah karena pembiasan cahaya di pelangi terjadi. Ini membuat butiran hujan yang memiliki ukuran tidak sama dan jatuh dari langit serta perbedaan dari ukuran butir hujan yang terjadi akibat perbedaan tekanan udara di iklim tertentu.

Sementara butiran hujan berukuran besar akan lebih rata saat terkena tekanan udara. Pada saat kedua hujan dengan ukuran air berbeda terjadi bersamaan, maka akan terbentuk pelangi kembar.

Pelangi kembar adalah jenis pelangi yang jarang terjadi. Pelangi ini berbeda dengan pelangi ganda yang terjadi akibat pembiasan yang menghasilkan beberapa pelangi sejajar serta berbeda. Untuk pelangi kembar, maka akan terbelah dari satu arah kaki ke arah sama sehingga tidak sejajar.

Akan tetapi, urutan warna pelangi kembar tetap sama dan tidak terjadi kebalikan warna seperti pada pelangi ganda. Terkadang, kedua warna pelangi kembar akan bertemu serta menghasilkan irisan warna lebih intens.

5. Pelangi Satu Warna

Pelangi satu warna bisa terjadi hanya di sore hari sehingga biasanya dinamakan dengan pelangi merah. Proses terjadinya pelangi satu warna adalah pada saat ada hujan di antara terbitnya matahari atau ketika matahari tenggelam.

Dengan kondisi tersebut, maka gelombang cahaya semakin pendek dan warna biru serta hijau akan terpecah kemudian menghilang dari spektrum warna. Dari hasil pemecahan warna akibat hujan, maka akan menghasilkan pelangi satu warna yang indah sebab jenis pelangi ini sangat langka.

6. Pelangi Ekstra Warna

Pelangi ekstra warna bisa terjadi sebab pada saat pembiasan cahaya ada di jalur butir air yang berbeda dengan sekitar pelangi utama. Jenis pelangi ini akan mudah terlihat ketika distimulasikan dengan penyemprot air serta sedikit angin. Angin nantinya akan mengarahkan butiran air yang kemudian mengakibatkan penambahan di warna pelangi.

Jenis pelangi ini dinamakan dengan pelangi ekstra sebab punya tambahan warna yakni hijau atau nila di sisi dalam pelangi utama. Pelangi ekstra warna ini dinamakan juga pelangi bertumpuk sebab terjadi dari beberapa warna halus yang ada di pelangi akan tetapi jarang ada di sisi luar pelangi. Sedangkan warna yang biasanya muncul adalah warna hijau, ungu serta nila.

Recent Posts

Sublimasi: Pengertian, Proses, dan Contoh

Pengertian Sublimasi Sublimasi merupakan proses perubahan bentuk dari yang bermula berwujud zat padat menjadi gas, begitu…

2 years ago

5 Contoh Tumbuhan Berakar Serabut

Salah satu ciri dari tumbuhan monokotil atau berbiji tunggal adalah memiliki bentuk akar serabut. Pada…

2 years ago

Cycadophyta: Ciri-Ciri, Cara Perkembangbiakan, dan Contohnya

Dalam kerajaan tumbuhan atau plantae, tersusun atas beberapa klad atau tumbuhan yang memiliki satu leluhur…

2 years ago

Kelenjar Prostat: Fungsi, Letak, dan Penyakitnya

Di dalam sistem reproduksi pria terdapat sebuah kelenjar bernama kelenjar prostat. Kelanjar prostat memiliki peran…

2 years ago

6 Contoh Hewan yang Hidup di Dua Alam

Ada beragam jenis hewan yang dapat ditemukan di planet Bumi. Hewan-hewan tersebut tinggal di berbagai…

2 years ago

3 Contoh Hewan yang Berkembang Biak dengan Fragmentasi

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah melakukan perkembangbiakan untuk mempertahankan keturunannya agar tidak punah.…

2 years ago