Bencana alam adalah fenomena alam yang ada di bumi. Ini bisa mengakibatkan manusia serta makhluk lain terkena dampaknya yang beberapa diantaranya merupakan dampak merugikan.
Dari sekian banyak bencana alam, gempa bumi menjadi salah satu jenis bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Lalu, bagaimana sebenarnya proses terjadinya gempa bumi dan apa saja tandanya?, berikut penjelasan selengkapnya.
Proses terjadinya gempa bumi sangat beragam tergantung dari penyebabnya. Gempa bumi bisa terjadi ketika batuan di kerak bumi mendapat tekanan yang kemudian membuat lempengan bergeser yakni lempeng antar samudera dan antar benua.
Pada saat tumbukan terjadi, maka gempa bumi juga akan terjadi. Akan tetapi, proses terjadinya gempa bumi digolongkan atas dasar penyebabnya seperti berikut ini:
Gempa tektonik adalah jenis gempa bumi yang bisa terjadi karena benturan lempengan bumi atau lempeng bumi yang bergeser. Ini kemudian menyebabkan permukaan bumi menimbulkan gempa. Gempa yang terjadi bisa dimulai dari skala yang beragam dari rendah hingga sangat besar.
Proses terjadinya gempa bumi tektonik diawali dari interaksi lempeng yang membuat lempengan lainnya menyusup ke bawa atau biasa disebut dengan subduksi.
Getaran atau gempa bumi nantinya akan berubah semakin besar ketika ada sesuatu yang mengganjal dan ikut menyusup secara tiba tiba. Ini terkadang menyebabkan tanah retak, beberapa bangunan runtuh dan masih banyak lagi.
Subduksi lempengan bumi saling mendekat dan bertumpuk antara satu dengan yang lain. Pergerakkan lempeng tersebut umumnya yang menyebabkan terjadinya permukaan bumi dataran rendah dan tinggi.
Selain itu, tektonisme juga bisa terjadi karena lempeng bumi yang berjauhan dan menyebabkan lempeng baru terbentuk di antara lempeng yang saling menjauh tersebut. Lempeng bumi yang terbentuk memiliki masa jenis lebih kecil dibandingkan dengan lempeng yang saling menjauh. Ini menyebabkan lempeng baru mendapatkan tekanan lebih besar dibandingkan kedua lempeng lain.
Dari arah gerakannya, perbatasan lempeng tektonik satu dengan yang lain atau plate boundaries dibagi menjadi 3 jenis yakni divergen, transform dan juga konvergen.
Berikut adalah beberapa proses terjadinya gempa bumi tektonik:
Bumi memiliki lempengan penyusun kerak bumi. Lempeng yang bergerak tersebut kemudian bisa menimbulkan getaran di permukaan bumi. Sedangkan ukurannya juga besar sebab gerakan yang dihasilkan nantinya akan sangat berpengaruh pada bentuk dari permukaan bumi.
Lempengan yang terdapat di dalam bumi memiliki banyak aktivitas seperti salah satunya adalah pergeseran. Pergerakan tersebut terkadang bisa berdampak pada permukaan bumi. Jika kekuatannya besar, maka bisa menghasilkan lembah, pegunungan serta patahan atau lipatan yang menyerang permukaan bumi.
Getaran yang dirasakan pada permukaan bumi terjadi akibat gerakan dari lempeng kerak bumi berukuran besar. Getaran yang dihasilkan tersebut bisa sangat kuat tergantung dari kedalaman lempeng tersebut.
Proses terjadinya gempa bumi yang kedua ditimbulkan karena gempa vulkanik. Gempa ini terjadi karena guning meletus atau bencana karena magma keluar dari perut bumi. Gunung mempunyai masa aktif sehingga bisa meletus serta mengeluarkan magma karena tekanan dan energi bebatuan yang sudah saatnya dikeluarkan.
Erupsi gunung umumnya diawali dengan gesekan atau getaran antara magma dengan perut bumi yang kemudian menyebabkan gempa. Apabila gunung berada di laut, maka bisa menyebabkan gempa yang diikuti dengan gelombang laut atau disebut dengan bencana tsunami.
Proses terjadinya gempa vulkanik bisa terjadi karena gunung sedang erupsi. Berikut adalah beberapa penyebab dari terjadinya gempa bumi vulkanik:
Biasanya, proses terjadinya gempa bumi vulkanik hanya dari aktivitas magma pada perut bumi dan akan mengalami erupsi. Berikut adalah proses terjadinya gempa bumi vulkanik:
Gempa ini diawali dengan proses dinamik magma serta cairan di perut bumi yang bersifat hidrotermal. Ini artinya sangat peka pada panas.
Proses fluida atau cairan yang dinamis terjadi karena gradien suhu serta tekanan magma yang ada di perut bumi.
Bisa dikatakan jika gempa ekstraterestrial memang jarang terjadi namun tetap menakutkan. Gempa ini terjadi karena benda langit atau meteor yang masuk serta membentur bumi serta tidak menolak masuknya benda. Ini kemudian menyebabkan getaran dan pada akhirnya akan terjadi gempa.
Gempa batuan merupakan getaran bumi yang ditimbulkan karena aktivitas yang dilakukan manusia di permukaan bumi. Gempa batuan juga biasa disebut dengan gempa runtuhan yang terjadi akibat retak atau runtuhnya tanah. Jenis gempa ini sifatnya kecil sebab daerah yang terpengaruh hanya sekitar 1 hingga 100 meter saja.
Faktor lain bisa terjadi karena gerak inti bumi atau gelombang yang memang biasa terjadi. Inti bumi memang aktif serta memproduksi lahar supaya bisa menjalankan sumber daya yang ada.
Akan tetapi, gelombang ini bisa menjadi sumber utama getaran atau gelombang yang akan terasa hingga ke permukaan bumi. Meski begitu, getaran yang ditimbulkan bersifat ringan dan biasanya tidak terasa sebab manusia terus beraktivitas.
Gempa reruntuhan atau terban adalah jenis gempa bumi yang terjadi akibat runtuhan batuan atau tanah. Terjadinya lereng gunung serta energi potensial yang besar pada saat runtuh atau jatuh bisa menimbulkan getaran di permukaan bumi yang kemudian disebut dengan gempa reruntuhan.
Pengertian Sublimasi Sublimasi merupakan proses perubahan bentuk dari yang bermula berwujud zat padat menjadi gas, begitu…
Salah satu ciri dari tumbuhan monokotil atau berbiji tunggal adalah memiliki bentuk akar serabut. Pada…
Dalam kerajaan tumbuhan atau plantae, tersusun atas beberapa klad atau tumbuhan yang memiliki satu leluhur…
Di dalam sistem reproduksi pria terdapat sebuah kelenjar bernama kelenjar prostat. Kelanjar prostat memiliki peran…
Ada beragam jenis hewan yang dapat ditemukan di planet Bumi. Hewan-hewan tersebut tinggal di berbagai…
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah melakukan perkembangbiakan untuk mempertahankan keturunannya agar tidak punah.…