Sponsors Link

Oogenesis: Pengertian dan Tahapannya

Sponsors Link

Seperti yang diketahui, pria dan wanita mempunyai sistem reproduksi yang berbeda. Bagi pria dewasa atau saat memasuki masa pubertas, sistem reproduksi yang dimilikinya menghasilkan sel-sel sperma yang dibuat melalui suatu proses yang kompleks bernama spermatogenesis.

Wanita dewasa juga mengalami hal demikian, hanya saja sistem reproduksi yang dimilikinya akan menghasilkan sel telur. Apabila sel sperma dan sel telur ini bertemu maka akan terjadi pembuahan yang nantinya terus berkembang membentuk zigot.

Namun sebelum terjadi proses pembuahan, terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang bagaimana sel telur yang dimiliki oleh wanita dapat terbuat. Jika spermatogenesis adalah proses pembuatan sel sperma, maka proses terciptanya sel telur dinamakan oogenesis.

Lalu apa sebenarnya oogenesis ini dan bagaimana proses pembuatannya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari disimak penjelasannya di bawah ini.

Pengertian Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum atau sel telur pada wanita yang terjadi di dalam indung telur (ovarium). Oogenesis termasuk ke dalam proses gametogenesis yang diawali dengan proses pembentukan bakal sel-sel telur bernama oogonia. Nantinya proses ini menghasilkan satu ovum fungsional.

Pada wanita keberadaan sel telur sendiri telah ada di dalam tubuh sejak usia 8 hingga 20 minggu kandungan. Di saat yang sama ovarium di dalam embrio mempunyai sekitar 600 ribu sel oogonium.

Oogonium atau sel induk telur dapat memperbanyak dirinya dengan melakukan pembelahan mitosis hingga mencapai lebih dari 7 juta oosit primer. Akan tetapi jumlah oosit primer terus berkurang (mencapai 1-2 juta) sampai janin lahir.

Oosit sendiri merupakan sel telur yang belum matang dan nantinya terus mengalami perkembangan hingga matang pada lapisan luar ovarium. Ketika dilahirkan sel-sel telur ini mulai berhenti berkembang sementara hingga memasuki usia pubertas.

Pada masa pubertas inilah sel induk telur mulai aktif kembali mengikuti siklus menstruasi atau ketika seorang wanita mengalami menstruasi pertama. Perlu diketahui juga jika  dari 1-2 juta oosit primer yang ada, hanya sekitar 400 oosit primer saja yang dapat bertahan hingga menjadi folikel matang.

Folikel matang ini merupakan suatu kantong kecil yang mempunyai dinding sel dan di dalamnya terdapat satu sel telur. Sel telur inilah yang akan dilepaskan selama masa subuh atau reproduksi.

Tahapan Proses Oogenesis

  • Fase Pembelahan dan Penggandaan

Sama halnya dengan spermatogenesis, proses yang terjadi pada oogenesis juga dimulai dari mitosis dan meiosis. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, oogonium atau sel induk telur yang telah matang, akan bermitosis menjadi oosit primer atau sel telur yang berukuran besar.

Berikutnya oosit primer mengalami pembelahan menjadi dua bagian (meiosis I) untuk menghasilkan oosit sekunder. Pada saat inilah tahapan proses oogenesis dimulai.

  • Fase Perkembangan

Fase kedua yang terjadi pada proses oogenesis yakni sel telur mengalami perkembangan sitoplasma (salah satu bagian sel) yang tidak seimbang.

Akibatnya, terdapat 1 oosit (sel telur yang belum matang) yang mempunyai banyak sitoplasma, namun oosit lainnya tidak ditemukan sitoplasma di dalamnya.

Oosit dengan banyak sitoplasma memiliki ukuran yang lebih besar daripada oosit yang tidak mempunyai sitoplasma. Oosit kecil inilah yang disebut sebagai badan polar pertama.

  • Fase Pematangan

Tahap berikutnya yakni fase pematangan yang dialami oleh oosit sekunder (oosit besar). Oosit ini mengalami pembelahan sel telur kedua dan menghasilkan ootid.

Sedangkan untuk oosit kecil atau badan polar pertama juga mengalami pembelahan menjadi dua badan polar kedua. Ootid mulai berkembang menjadi sel telur apabila bertemu dengan spermatozoa atau sel sperma.

Dengan kata lain proses ovulasi dapat terjadi apabila oosit telah mencapai tahap perkembangan ootid. Dan jika telah terjadi pembuahan, maka ootid telah berhasil melewati tahap akhir pematangan untuk menjadi sel telur.

Badan polar pertama (oosit kecil) bergabung dengan dua badan polar kedua sehingga menghasilkan tiga badan polar kedua. Ketika ootid perkembang hingga menjadi ovum yang matang, ketiga badan polar kedua mengalami degenerasi atau hancur.

Pada fase ini juga dapat mengalami degenerasi atau perubahan. Misal apabila oosit atau ootid bertemu dengan sel sperma namun proses pembuahan tidak terjadi, maka siklus oogenesis dapat terulang kembali. Bahkan sel telur tidak berkembang dan wanita akan mengalami menstruasi.

Hormon yang Terlibat

Ternyata proses oogenesis melibatkan beberapa hormon, antara lain:

  1. Lutinuezing Hormone (LH), hormon yang merangsang kopus luteum agar menghasilkan hormon progesteron serta merangsang terjadinya ovulasi.
  2. Follicle Stimulating Hormone (FSH), hormon ini berfungsi merangsang ovulasi serta memicu folikel agar membentuk estrogen serta memacu perkembangan folikel.
  3. Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), hormon yang berfungsi menstimulasi hipofisis dalam mensekresikan hormon FSH dan LH. Hormon ini dihasilkan akibat adanya aktivitas hipotalamus-hipofisis-ovarium yakni ketika wanita sedang mengalami siklus menstruasi.
Sponsors Link
, ,
Oleh :
Kategori : Biologi