Sponsors Link

5 Macam Proses Alterasi Berdasarkan Zona Hidrotermal

Sponsors Link

Alterasi mineral adalah suatu proses alam yang membuat perubahan komposisi mineral secara kimia dan proses ini sering disebut dengan kristalografi.

Berdasarkan hukum dasar termodinamika mengenai alterasi mineral disebutkan bahwa hal ini berkaitan dengan konservasi energi, relevansi dengan lingkungan sekitar dan unsur yang paling berpengaruh adalah air.

Perubahan yang dilakukan suatu mineral sangatlah berbeda-beda, tergantung dari produk awal yang dipakai dan mineral sangat tergantung pada sifat fisik.

Ada beberapa jenis mineral yang bisa tahan dengan baik seperti kuarsa dengan zirkon. Pseudomorph adalah kondisi yang membuat mineral melakukan perubahan sambil mempertahankan bentuk fisiknya atau bentuk luarnya.

Pada umumnya, alterasi mineral berbanding terbalik dengan alterasi batuan dan hal yang membedakannya adalah munculnya proses metamorfisme.

Setiap proses terjadinya alterasi, pasti memiliki perbedaan satu dengan lainnya dan setiap alterasi pasti memiliki keunikan tersendiri. Proses alterasi juga berbeda jauh dengan proses pelapukan, namun kedua proses dapat bekerja sama menghasilkan alterasi mineral.

Ada beberapa mineral yang termasuk dalam anggota sebuah seri larutan padat, sehingga menjadi sampel dalam proses perubahan komposisi yang bersifat berkesinambungan. Alterasi juga dikelompokkan menjadi beberapa zona dan setiap zona dilihat dari mineral ubahannya.

1. Zona Potasik

Zona potasik adalah salah satu zona alterasi yang berposisi di bagian dalam sebuah sistem hidrotermal dan zona potasik memiliki kedalaman yang sangat bervariasi.

Berdasarkan berbagai jenis metode penelitian disebutkan bahwa zona potasik terlihat dari ciri mineral ubahannya yang menghasilkan biotit sekunder, K Feldspar, serisit, magnetite dan kuarsa.

Terbentuknya biotiti sekunder bisa diakibatkan dari munculnya reaksi antara mineral mafik dengan larutan hidrotermal dan pembentukan ini akan menumbuhkan biotit beserta feldspar.

Mineral klorit juga bisa muncul sebagai penanda atau ciri suatu zona ubahan potasik dan klorit menjadi salah satu mineral ubahan yang dihasilkan dari mineral mafik.

Timbulnya mineral mafik dihasilkan dari adanya reaksi antara mineral piroksin beserta larutan hidrotermal dan membentuk suatu klorit, mineral logam, hematit dan feldspar. Pada dasarnya endapan mineral bisa timbul pada suatu zona, namun pengaruhnya bisa berbeda.

Zona potasik bisa muncul juga akibat adanya penambahan unsur pottasium dalam proses perkembangan metasomatis dan ditopang dengan unsur kodium dengan kalsium.

Proses mineralisasi yang banyak ditemukan di zona potasik berbentuk menyebar dan mineral yang menyebar adalah mineral sulfida yang terdiri dari berbagai jenis. Dalam zona potasik, bentuk ubahannya berupa hamburan dengan veinlet dan pengaruh terbesarnya, karena adanya rekristalisasi.

2. Zona Serisit

Zona Serisit adalah salah satu zona yang terletak atau muncul di bagian luar zona potasik dan batas perkembangan zona serisit memiliki bentuk yang circular yang berkembang dalam suatu intrusi.

Zona serisit terlihat dari berlimpahnya mineral serisit dan kuarsa berperan sebagai mineral utama.

Berdasarkan langkah-langkah penelitian yang dilakukan para ilmuan disebutkan bahwa mineral serisit terbentuk dengan proses hidrogen metasomatis yang menjadi dasar alterasi serisit dan proses ini menimbulkan kandungan mineral feldspar yang tadinya stabil, menjadi tidak stabil atau rusak.

Pembentukan teralterasi menghasilkan serisit bertambah menjadi unsur H+ dan juga menghasilkan kuarsa yang jelas.

Secara umum adanya dominasi endapan dalam bentuk veinlet dengan bentuk hamburan diakibatkan berkurangnya pengaruh metasomatik, karena sistemnya mengarah ke proses hidrotermal dan kondisi ini timbul berkat semakin jauhnya pusat instrusi.

Dalam zona serisit juga seringkali muncul rekahan di batuan, kemudian akan memudahkan munculnya kristalisasi dan mineralisasinya timbul secara intensif, karena dapat dijumpai pada vein kuarsa.

3. Zona Propilitik

Zona propilitik adalah suatu zona yang berkembang di bagian luar zona alterasi dan zona propilitik terlihat dari kumpulan mineral epidot, mineral klorit hingga karbonat.

Zona propilitik sangat dipengaruhi adanya penambahan unsur H+ dengan unsur CO2 dan dominasi zona propilitik di pegang oleh mineral logam sulfida, karena peranannya dapat menggantikan fenokris piroksin hingga hornblende.

Kandungan kalkopirit jarang dijumpai pada zona propilitik. Berdasarkan karakteristiknya, ada beberapa mineral yang banyak dijumpai dan mineral tersebut seperti epidot, klorit, serisit, kuarsa, lempung beserta karbonat.

Munculnya mineral karbonat dalam zona propilitik berasal dari ubahan mineral mafik beserta mineral plagoklas yang memiliki banyak kandungan Ca dan dalam zona propilitik bentuk endapan yang banyak ditemukan adalah endapan dengan bentuk veinlet, karena adanya pengisian rekahan oleh larutan yang disisakan magma.

Dalam zona propilitik, rekahan menjadi zona yang sangat rapuh atau lemah dan menjadi tempat larutan mengalir, kemudian akan menghasilkan pembekuan beserta pengkristalan.

4. Zona Argilik

Zona argilik adalah zona yang terbentuk dari rusaknya beberapa unsur seperti magnesium, kalsium dengan potasium menjadi mineral lempung. Zona argilik bisa terlihat dari munculnya kumpulan mineral lempung, karbonat dengan kuarsa.

Pada dasarnya berbagai undus yang rusak akan membentuk atau berubah menjadi monmorilonit, klorit, illit dan hidromika. Pada bagian atas zona argilik juga sering terbentuk advanced argillit yang memiliki susunan kuarsa, diaspore dan alunit.

Semua unsur akan terbentuk pada kondisi asam yang sangat tinggi dan logam sulfida yang biasanya terbantuk dalam zona ini adalah pirit.

5. Zona Skarn

Zona skarn adalah zona yang terbentuk berkat adanya kontak antara batuan sumber dengan berbagai batuan karbonat dan zona skarn sangatlah dipengaruhi oleh komposisi batuan yang memiliki jumlah mineral karbonat berlimpah.

Zona skarn bisa juga mengalami kekurangan air, hal ini dicirikan dengan adanya pembentukan mineral garnet beserta mineral magnetit dalam jumlah yang sangat banyak. Pada saat zona skarn memiliki banyak air, akan terlihat dari adanya mineral klorit dengan larutan hidrotermal.

Dalam prosesnya, zona skarn bisa berubah dari mulai fase isokimia, retrogradasi dengan metasomatisme. Isokimia diartikan sebagai proses transfer panas yang terjadi antara larutan magma dengan batuan samping dan proses isokimia dipengaruhi oleh komposisi, temperatur beserta teksturnya.

Metasomatisme terlihat dari munculnya eksolusi larutan magma dan fase retrogradasi terlihat dari adanya penyebaran magma pada batuan samping yang karbonat.

Demikian ulasan lengkap mengenai macam-macam proses alterasi dan semoga artikel yang dijabarkan memberikan manfaat bagi para pembacanya.

Sponsors Link
, ,
Oleh :
Kategori : Kimia