Sponsors Link

4 Macam-Macam Teropong Beserta Fungsinya Dilengkapi Gambar

Sponsors Link

Teropong merupakan alat optik yang digunakan untuk membantu mata kita melihat benda yang sangat jauh agar Nampak lebih jelas agar terlihat lebih dekat. Nama lain dari teropong adalah teleskop. Berdasarkan prinsip kerjanya terdapat 4 jenis teropong yaitu teropong bias, teropong pantul, teropong hibrida (gabungan bias dan pantul) dan teropong ruang angkasa. Berikut ini penjelasan mengenai macam-macam teropong beserta fungsinya:

1. Teropong Bias (Refraktor)

Teropong bias terdiri dari beberapa lensa dan salah satu lensa berfungsi membiaskan cahaya. Pertama kali ditemukan oleh Hans Lippershey pada tahun 1608. Namun orang pertama yang menggunakan dibidang astronomi adalah Galileo Galilei. Kemudian pada tahun 1611 Keppler memperbaiki desain teropong menggunakan dua lensa cembung. Lensa cembung (konveks) yang yaitu lensa objektif dan okuler. Berdasarkan bentuk penggunaannya teropong ini terbagi lagi dalam 4 macam dengan cara kerja yang berbeda. Berikut berbagai macam teropong bias:

  • Teropong Bintang

teropong bintang

Jenis teropong bias yang pertama adalah teropong bintang. Teropong ini digunakan untuk keperluan bidang astronomi seperti mengamati benda- benda luar angkasa. Oleh karena itu disebut juga dengan teleskop astronomi.

Contoh teropong bias terbesar di dunia adalah teropong yang berada di observatorium Yerkes di Winconsin USA. Teropong ini memiliki lensa objektif yang lebarnya 1 meter sehingga cahaya mampu ditangkap banyak oleh teropong ini.

Baca juga: Ekologi LanskapSinekologiJenis Piramida Ekologi.

  • Teropong Terestrial (bumi)

teropong bumiPada teropong bintang bayangan yang dihasilkan terbalik namun tidak ada masalah untuk benda langit tapi bermasalah jika digunakan untuk benda di bumi, bayangan yang dihasilkan harus tegak terhadap benda semula. Oleh karena itu pada teropong ini di tambahkan lensa pembalik yaitu lensa cembung ketiga yang disisipkan diantara objektif dan okuler.

Teropong bumi digunakan untuk pengamatan medan (terestrial) kondisi bumi maupun benda-benda di bumi yang letaknya jauh dari pandangan mata. Bentuknya yang panjang kurang simpel dibawa kemana-mana. Dan akhirnya terciptalah periskop dan teropong panggung yang lebih pendek bentuknya namun prinsipnya sama.

  • Teropong Periskop (Prisma)

teropong prismaLensa pembalik pada terdapat pada teropong bumi menjadikan bentuknya relative panjang. Lensa ini ternyata dapat diganti dengan prisma untuk memperpendek bentuk teropong yang akhirnya terkenal dengan binokuler.

Karena menggunakan sepasang prisma siku-siku sama kaki yang disisipkan diantara lensa objektif dan okuler. Sepasang prisma ini akan membentuk bayangan dengan pemantulan sempurna. Saat ini binokuler sering digunakan para pengamat burung untuk kegiatan birdwatching.

Baca juga: Gaya Gesek StatisGaya Gesek Kinetis.

  • Teropong Galilei (Panggung)

Teropong GalileiSelain dengan menggunakan prisma, cara lain untuk memperpendek teropong bumi adalah pembalikan bayangan dengan lensa cekung sebagai okuler. Susunan semacam ini digagas oleh Galileo Galilei yang kemudian disebut teropong Galilei atau teropong panggung.

Jadi bayangan akhir yang dihasilkan tegak dan diperbesar dengan dua lensa yaitu lensa positif sebagai lensa objektif yang terletak di depan untuk melihat objek dan lensa negative sebagai lensa okuler yang diletakan di dekat mata pengamat.

2. Teropong Pantul (Reflektor)

teleskop reflektor

Teropong ini dikembangkan oleh sir Issac Newton pada tahun 1680 dengan memanfaatkan sistem pemantulan pada satu atau kombinasi cermin cekung sebagai pengganti lensa yang merefleksikan cahaya dan bayangan ke sebuah fokus. Fungsinya yang mampu merefleksikan cahaya dan bayangan tersebut maka teropong ini dikenal juga dengan teleskop reflektor. Dikenal pula dengan sebutan teropong Newtonia.

Objek dengan intensitas cahaya kecil dapat terlihat lebih baik dengan teropong reflektor disbanding dengan refraktor. Oleh karena itu teleskop ini kerap kali digunakan para astronom untuk pengamatan objek deepsky seperti nebula, galaksi, open cluster, komet dan objek lain yang memiliki intensitas cahaya kecil.
Selain teropong Newtonia terdapat teropong pantul lain yang fungsinya sama yaitu teropong Cassegrain dan teropong Gregorian.

3. Teropong Hibrida (Katadioptrik)

teleskop katadiptrikAslinya teropong ini dikenal dengan nama teleskop katadioptrik. Lalu kenapa penulis menulisnya teropong hibrida? Karena prinsip kerja dari teropong ini merupakan gabungan dari teropong bias dan pantul yaitu merefraktor dan mereflektor. Perangkat yang digunakan lensa di satu sisi dan cermin disisi yang lain. Melalui lubang di cermin utama, cermin sekunder memantulkan cahaya ke lensa mata.

Kelebihan pada teropong katadioptrik ini yaitu sudut pandang yang luas dan akuransi kedetailain lensa ataupun cermin lebih tinggi dibandingkan teropong yang lain. Sistem penggabungan dua lensa ini dinamakan katadioptrik yang digunakan pada sistem mercusuar. Selain itu digunakan pula pada mikroskop dan lensa tele pada kamera.

Baca juga: Piramida Biomassa.

4. Teropong Ruang Angkasa

teropong luar angkasa

Teropong ruang angkasa ini digagas tahun 1962 yang mulai direalisasikan tahun 1977 dan selesai tahun 1985. Teropong ini baru terdapat satu dinamai Hubble Space Telescope atau diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Teleskop Antariksa Hubble yang diangkasakan pada tanggal 25 April 1990. Nama Hubble diambil dari penemu Hukum Hubble dari Amerika bernama Edwin Hubble.

Teleskop hubble ini sangat membantu ilmuan dalam mengamati dan mempelajari tentang objek luar angkasa dan jagat raya dengan menempatkan teleskop di sekitar 600 km di atas permukaan laut. Hubble ini berotasi terhadap bumi seperti bulan dengan kecepatan 8 km per detik. Waktu yang diperlukan sekitar 97 menit sehingga sehari dapat berotasi 16 kali.

Terdiri dari dua buah cermin cekung dan dilengkapi dengan antena, komputer, kamera dan spektograf. Terdapat detektor elektronik berupa kamera yang mampu mengumpulkan cahaya bintang yang ditangkap oleh cermin. Gambar yang ditangkap diubah menjadi kode digital dan diradiasikan ke bumi dengan antena dengan kemampuan mengirim data 1 juta bit per detik. Kode itu diubah menjadi foto dan spektograf yang menguraikan menjadi spectrum pelangi seperti prinsip kerja prisma.

Dengan bantuan sistem kerja teropong ini dapat membantu para ilmuan untuk mengamati kejadian di ruang angkasa. Kejadian yang pernah ditangkap oleh teropong ini yaitu kejadian supernova, planet ke 10 (xena) beserta satelitnya gabrielle bahkan temperatur dan usia benda langit dapat diketahui beserta unsur kimia di dalamnya. 

Nah demikian pembahasan macam-macam teropong beserta fungsinya, menarik bukan mengetahui perkembangan teropong dari mulai yang sederhana hingga akhirnya tercipta yang dapat mengamati benda luar angkasa. Kalian para generasi muda masih berpotensi untuk bisa mengembangkan prinsip yang ada. Semoga menjadi pengetahuan yang bermanfaat.

Sponsors Link
, , , ,
Oleh :
Kategori : Astronomi