8 Macam-Macam Hujan Meteor
Hujan meteor merupakan salah satu fenomena alam yang disebabkan oleh jatuhnya meteor dalam jumlah banyak saat melewati lapisan atmosfer bumi, sehingga akan terlihat seolah seperti hujan jika diamati dari permukaan bumi.
Hujan meteor dapat disebabkan oleh beberapa faktor yakni bertemunya lintasan atau orbit komet dengan orbit planet Bumi, komet yang melintas dekat dari bumi, serta kondisi ketika komet melewati bagian dalam dari tata surya dan panas Matahari.
Fenomena alam ini dapat terjadi disepanjang tahun, tidak heran jika hujan meteor dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Berikut macam-macam hujan meteor yang perlu diketahui!
Berdasarkan posisi radiannya, hujan meteor terbagi menjadi:
1. Perseid
Hujan meteor Perseid diambil dari posisinya yang berada di konstalasi Perseus. Meteor ini diperkirakan memiliki kecepatan 60 km per jam saat jatuh dengan kilatan yang terang serta ekor cahaya yang panjang.
Hujan meteor Perseid berasal dari serpihan-serpihan debu ekor komet Swift Tuttle yang sedang mengelilingi Matahari selama 130 tahun sekali. Hujan meteor ini hanya dapat terlihat di wilayah bumi pada bagian utara saat malam musim panas, tepatnya sekitar pertengahan Juli sampai dengan Agustus setiap tahun.
Menurut pada ahli, hujan meteor Perseid sangat berbahaya bagi kehidupan di planet Bumi, tepatnya pada tahun 2126. Hal ini disebabkan karena jarak hujan meteor Perseid sangat dekat dengan Bumi dan dikhawatirkan serpihannya dapat jatuh masuk hingga ke permukaan bumi dalam ukuran besar karena tidak habis terbakar oleh atmosfer bumi.
2. Orionid
Hujan meteor ini berasal dari radian konstalasi Orion dan akan muncul setiap tahun sekitar minggu terakhir bulan Oktober atau tanggal 21 di bulan Oktober. Hujan meteor Orionid mudah dicirikan dengan kemunculan sekitar 15 hingga 20 meteor berwarna hijau dan kuning di setiap jamnya ketika jatuh.
Hujan meteor ini dapat dengan jelas terlihat pada pukul 00.00 dini hari sampai dengan 05.00 pagi. Diketahui jika hujan meteor Orionid berasal dari pecahan komet Halley yang akan melintasi Bumi setiap 76 tahun sekali.
3. Lyrid
Berasal dari konstalasi Lyra, hujan meteor ini dimulai dari tanggal 16 sampai dengan 26 di bulan April. Oleh karena itu, hujan meteor Lyrid disebut juga sebagai Alpha Lyrids atau April Lyrids.
Puncak hujan meteor Lyrid terjadi sekitar tanggal 22 hingga 23 April. Untuk dapat mengamati hujan meteor ini, dapat melakukan pengamatan pada pukul 00.00 sampai dengan 03.00 dini hari.
Diketahui jika hujan meteor Lyrid berasal dari sisa ekor komet bernama Comet C/1961 G1 Thatcher yang memiliki sudut kemiringan orbit hampir 80 derajat dengan bidang sistem tata surya. Keberadaan hujan meteor Lyrid telah teramati sejak 2600 tahun lalu, tidak heran jika hujan meteor ini menjadi hujan meteor paling lama keberadaannya dibandingkan dengan hujan meteor lainnya.
4. Geminid
Hujan meteor Geminid berasal dari asteroid yang disebut Palladian dengan nama 3200 Phaeton. Hujan meteor ini terjadi sekitar pertengahan bulan Desember di setiap tahunnya dan puncaknya pada tanggal 13 atau 14 pada bulan Desember.
Hujan meteor Geminid hanya dapat terlihat pada belahan bumi bagian utara ataupun belahan bumi bagian selatan. Saat terjadi hujan meteor akan menghasilkan warna meteor berupa kuning, hijau, merah, dan putih.
Pertama kali hujan meteor Geminid ini terlihat pada tahun 1862. Dan untuk mengamati hujan meteor Geminid, dapat melakukan pengamatan pada pukul 02.00 malam sampai dengan 03.00 dini hari waktu setempat.
5. Eta Aquarids
Hujan meteor ini berasal dari konstalasi Aquarius atau Eta Aquarii. Meskipun berasal dari konstalasi Aquarius, nyatanya untuk dapat mengamati hujan meteor Eta Aquarids tidak perlu melihat ke arah rasi bintang Aquarius, sebab hujan meteor ini datang dari segala penjuru langit.
Kemunculan hujan meteor Eta Aquarids ini terjadi pada pertengahan bulan April sampai dengan akhir bulan Mei. Hujan meteor ini berasal dari pecahan komet Halley yang hanya muncul 76 tahun sekali dan dapat diamati pada pukul 02.00 dini hari.
6. Quadrantid
Hujan meteor Quadrantid hampir sama dengan hujan meteor Geminid yakni tidak berasal dari komet melainkan asteroid. Sesuai dengan namanya, hujan meteor ini berasal dari rasi bintang Quadrands Muralis dan biasanya akan muncul sekitar akhir bulan Desember sampai dengan awal bulan Januari di setiap tahunnya.
Hujan meteor Quadrantid paling jelas terlihat di belahan bumi bagian utara karena posisi radian atau arah datangnya berada di sisi utara. Untuk di Indonesia sendiri hujan meteor Quadrantid terlihat dari arah timur laut pada pukul 00.00 dini hari atau ketika rasi bintang Bootes terbit yakni pukul 03.00 sampai terbit Matahari.
7. Delta Aquarids
Hujan meteor Delta Aquarids berasal dari radian Delta Aquariids tepatnya konstalasi Aquarius. Hujan meteor ini berasal dari pecahan komet Marsden dan Kracht Sungrazing yang pertama kali diamati pada tahun 1870.
Hujan meteor Delta Aquarids dapat terlihat di sekitar bulan Juli dengan puncaknya terjadi pada tanggal 28 Juli sampai dengan 30 Juli. Melihat hujan meteor ini dengan sangat jelas jika berada di belahan bumi bagian selatan atau belahan bumi bagian utara.
Sebenarnya hujan meteor Delta Aquarids sulit untuk dikenali terutama jika terdapat Bulan. Puncaknya hujan meteor yang jatuh dapat mencapai 20 meteor setiap jamnya.
8. Leonid
Sesuai namanya hujan meteor ini berasal dari radian Leonid berasal dari rasi bintang Leo dan pecahan komet Swift Temple Tuttle atau komet 55P. Komet 55P melintasi Bumi setiap 33 tahun sekali dan terlihat dengan jelas pada bulan November yakni sekitar tanggal 10 sampai dengan 21 di setiap tahunnya.
Untuk melihat hujan meteor ini dapat dilakukan sekitar pukul 22.30 dari rasi bintang Leo, arah timur menuju barat dengan syarat langit harus benar-benar gelap dan tidak terdapat cahaya dari Bulan.
Hujan meteor Lenoid dahulu terkenal sebagai penghasil badai meteor. Tercatat pada tahun 1966 dan tahun 1999 hingga 2002 ada lebih dari 3.000 meteor di setiap menitnya. Hal yang menarik yakni hujan meteor Leonid dapat dilihat dengan mata telanjang sekalipun dan akan agak sulit jika ingin ditangkap oleh kamera DSLR.