Geografi

Jenis-Jenis Hujan Lengkap Dengan Penjelasan

Proses terjadinya hujan jika dilihat secara ilmiah adalah peristiwa prespitasi yaitu jatuhnya cairan atau air pada atmosfer bumi. Dengan lapisan atmosfer yang tebal, maka dapat memenuhi suhu sangat tinggi bahkan lebih tinggi dibandingkan titik leleh es yang letaknya ada di atas permukaan bumi.

Gejala alam yang terjadi di troposfer ini juga bisa diartikan proses kondensasi yaitu perubahan wujud dari benda cair ke padat yang kemudian membentuk awan dengan massa yang berat sehingga bisa jatuh ke permukaan bumi. Kondis udara yang dingin atau suhunya rendah juga berpengaruh pada proses jatuhnya hujan ke muka bumi.

1. Hujan Frontal

Hujan frontal akan terjadi ketika massa udara lebih hangat bertemu massa udara lebih dingin. Pada saat bertemu, maka massa udara yang lebih hangat akan terangkat yang menyebabkan kondensasi terjadi kemudian terjadi presipitasi. Awan dan juga jenis hujan akan dihasilkan front udara yakni front dingin, front hangat serta front occluded.

  • Front Hangat

Front hangat akan terjadi pada saat ada udara hangat yang bergerak serta bertemu dengan udara yang dingin. Nantinya, udara yang lebih hangat akan terangkat ke atas udara yang lebih dingin lalu menghasilkan front hangat.

Front hangat kemudian akan membuat awan hujan terbentuk dengan radius luas serta orientasi horizontal atau menyebar ke samping. Awan kemudian akan muncul di front hangat yakni awan jenis Nimbostratus, cumulus serta awam Altostratus.

Untuk front hangat ini, biasanya hujan yang terjadi ringan akan tetapi dalam waktu yang lama dan radiusnya juga sangat luas. Biasanya, front hangat ini terjadi di Eropa khususnya Inggris serta Perancis Utara.

  • Front Dingin

Font dingin mengakibatkan awan cumulus terbentu seperti cumulonimbus yakni awan badah dengan orientasi vertikal atau ke atas dengan warna gelap sebab mengandung uap air dan butiran es. Sedangkan untuk hujan yang dihasilkan deras namun lokasinya sempit dan hanya sebentar yang disertai juga dengan badai guntur.

  • Onccluded Front

Onccluded front ini akan terjadi pada saat front dingin menyusul front hangat yang membuat udara hangat terjebak di antara dua massa udara dingin yang kemudian akan naik ke atas. Ada 2 jenis onccluded front yakni cold occlusion dan juga warm occlusion.

2. Hujan Zenithal

Hujan zenithal atau zenith biasa disebut dengan hujan orang mati atau hujan konvektif. Ini terjadi ketika ada pemanasan tinggi di permukaan bumi. Pemanasan tersebut kemudian mengakibatkan penguapan tinggi serta pemanasan udara pada lapisan troposfer bawah tepat di bagian atas permukaan bumi.

Pada saat udara di bawah panas, maka terjadi turbulensi sebab udara yang berada dibawah terdorong untuk pindah kebawah. Ini bisa terjadi akibat udara panas yang lebih ringan jika dibandingkan udara dingin.

3. Hujan Orografis

Jenis hujan berikutnya adalah hujan orografis yang akan terjadi pada saat ada massa udara yang dipaksa naik lewat gunung atau bentukan topografi menggunung. Jenis hujan ini terjadi ketika ada udara yang mengandung uap air dalam jumlah banyak kemudian akan terdorong ke atas yakni ke gunung dan terjadi pendinginan yang disebabkan lapse rate atmosfer dan ada banyak contoh fenomena pada lapisan atmosfer lainnya.

Udara sekitar yang bertambah dingin membuat uap air mengalami kondensasi dan akhirnya terbentuk awan hujan. Awan hujan tersebut kemudian menyebabkan hujan orografis yang biasa disebut dengan hujan relief.

4. Hujan Muson

Hujan muson ini yang seringkali menjadi penyebab banjor besar di negara India serta Bangladesh serta wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan akibat angin muson mengikuti gerak semu dari matahari.

Angin muson yang membawa banyak uap air tersebut mengakibatkan meningkatnya curah hujan pada area yang dilalui. Akan tetapi, angin muson yang mengandung uap air rendah bisa menyebabkan musim kering pada area yang dilewati.

Angin muson biasanya mengakibatkan banjir di daerah yang dilalui. Tidak hanya mengandung uap air berjumlah banyak, namun angin muson juga bisa terhalang dataran tinggi yang akhirnya menyebabkan angin fohn serta hujan orografis berbahaya untuk penduduk di sekitarnya.

5. Hujan Buatan

Hujan buatan menjadi sebuah fenomena baru untuk kalangan sains, tata negara dan juga pertahanan. Hujan buatan ini bisa terjadi ketika ada yang memaksa terjadinya hujan meski sebenarnya tidak terjadi. Ini bisa dilakukan dengan memakai perak iodida, garam dan senyawa aktif lain yang higroskopis.

Pada hujan buatan terjadi 4 tahapan dan berikut penjelasan beberapa tahapan tersebut:

  • Pelepasan perak iodida atau senyawa aktif lain yang dilakukan tabung generator di darat atau oleh pesawat.
  • Perak iodida akan sampai ke awan hujan yang dituju. Namun jika masih belum sampai, maka prosesnya akan diulangi kembali.
  • Perak iodida akan membantu katalis dalam pembentukan kristal pad bakal awan hujan.
  • Kristal es dengan massa tertentu akan jatuh ke bumi kemudian menjadi hujan es. Sebagian akan mencair sebelum akhirnya menyentuh tanah dan akhirnya terjadi hujan seperti biasanya.

Biasanya, hujan buatan akan dilakukan saat sebuah daerah mengalami musim kemarau panjang atau karena sistem ekonomi yang terancam apabila tidak segera mendapat air hujan. Contohnya pada daerah yang mengalami kekeringan parah yang membuat sawah serta ladang petani terancam kerusakan. Nantinya, BMKG serta pemerintah daerah akan berusaha menciptakan hujan buatan supaya layan dan sawah tersebut tidak mengalami kerusakan.

6. Hujan Asam

Hujan asam merupakan semua bentuk hujan dengan pH yang rendah. Hujan asam mengandung ion hidrogen berjumlah banyak yang menyebabkan butiran air bersifat asam. Hujan asam akan terbentuk pada saat ada kandungan sulfur dioksida dan juga nitrogen oksida pada atmosfer. Walau manusia mengurangi kadar emosi kedua gas tersebut, akan tetapi hujan asam tetap terjadi sebab 2 jenis gas ini memang diproduksi secara alami oleh alam.

Nitrogen dioksida akan diproduksi karena aktivitas petir, sementara sulfur oksida diproduksi dari aktivitas vulkanisme gunung api. Karena mengandung sifat asam, maka akan ada efek buruk yang dirasakan manusia, hewan, tumbuhan serta bangunan. Sifat asam dari hujan ini bisa merusak tanaman yang membuat ekosistem lokal mengalami gangguan.

Manusia nantinya bisa sakit ketika terkena hujan asam ini. Hujan asam bisa merusak bangunan yang sudah didirikan manusia khususnya yang memakai material basa seperti batu gamping. Selain itu, hujan asam juga bisa mengelupas cat dari bangunan sehingga merusak estetis dari sebuah bangunan.

7. Hujan Virga

Hujan virga bisa terjadi ketika butiran air yang jatuh dari awan menguap dalam perjalanan sehingga tidak sampai ke permukaan bumi. Jenis hujan ini biasanya terjadi pada saat suhu udara yang terjadi sangat panas yang menyebabkan air menguap pada saat hujan yang terjadi tidak terlalu besar.

Fenomena hujan virga ini biasanya banyak terjadi pada daerah beriklim sedang serta area gurun. Beberapa contoh daerah yang sering mengalami jenis hujan ini adalah Afrika Utara, Australia, Amerika Utara dan juga Timur Tengah.

Pada saat butiran air menguap di udara, maka udara panas yang ada di sekitarnya akan diambil yang membuat udara jadi lebih dingin. Fenomena tersebut biasa disebut dengan evaporative cooling yang juga menjadi basis untuk kipas dengan semprotan air di taman bermain seperti Jatim Park dan juga Dufan.

Kantong udara dingin pada lapisan atmosfer teratas akan turun secara cepat dan mengakibatkan microburst atau downburst. Fenomena tersebut akan menimbulkan efek berbahaya untuk dunia penerbangan sebab bisa membuat pesawat yang sedang terbang sulit terkontrol dan mendorong pesawat ke semua arah.

8. Hujan Es

Hujan es sudah menjadi istilah yang luas untuk menjelaskan beberapa fenomena hujan yang terjadi pada dunia. Beberapa fenomena tersebut diantaranya adalah freezing rain, hail, sleet dan salju atau snow.

Semua jenis hujan tersebut sama sama terdiri dai kristal es yang akan terbentuk pada awan dingin dari hasil proses bergeron. Akan tetapi yang menjadi pembeda adalah suhu udara yang ada di bawah awan, ukurannya serta pengelompokkan yang berasal dari kristal es tersebut.

9. Hujan Siklonal

Jenis hujan ini bisa terjadi akibat udara yang panas, suhu lingkungan tinggi dan juga angin berputar yang terjadi secara bersamaan. Umumnya, jenis hujan ini terjadi pada daerah yang dilewati garis khayal khatulistiwa atau ekuator. Ini bisa terjadi karena pertemuan antara angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara. Sesudah angin naik, maka akan menggumpal di atas awan di garis ekuator.

Sesudah awan sampai ke titik jenuh, maka akan terjadi mendung sehingga langit terlihat gelap kemudian turun hujan yang bisa memberikan dampak positif untuk makhluk hidup.

Recent Posts

Sublimasi: Pengertian, Proses, dan Contoh

Pengertian Sublimasi Sublimasi merupakan proses perubahan bentuk dari yang bermula berwujud zat padat menjadi gas, begitu…

2 years ago

5 Contoh Tumbuhan Berakar Serabut

Salah satu ciri dari tumbuhan monokotil atau berbiji tunggal adalah memiliki bentuk akar serabut. Pada…

2 years ago

Cycadophyta: Ciri-Ciri, Cara Perkembangbiakan, dan Contohnya

Dalam kerajaan tumbuhan atau plantae, tersusun atas beberapa klad atau tumbuhan yang memiliki satu leluhur…

2 years ago

Kelenjar Prostat: Fungsi, Letak, dan Penyakitnya

Di dalam sistem reproduksi pria terdapat sebuah kelenjar bernama kelenjar prostat. Kelanjar prostat memiliki peran…

2 years ago

6 Contoh Hewan yang Hidup di Dua Alam

Ada beragam jenis hewan yang dapat ditemukan di planet Bumi. Hewan-hewan tersebut tinggal di berbagai…

2 years ago

3 Contoh Hewan yang Berkembang Biak dengan Fragmentasi

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah melakukan perkembangbiakan untuk mempertahankan keturunannya agar tidak punah.…

2 years ago