Sponsors Link

Gravitropisme: Pengertian dan Contohnya

Sponsors Link

Salah satu ciri-ciri makhluk hidup yakni dapat bergerak. Bagi manusia atau hewan bergerak menjadi hal yang mudah dan dapat dilihat secara visual. Lalu bagaimana dengan tumbuhan? Sama dengan manusia atau hewan, tumbuhan juga bergerak hanya saja caranya berbeda.

Gerakan pada tumbuhan hanya terjadi di bagian tertentu saja, seperti ujung tunas, daun, atau akar. Tumbuhan bergerak disebabkan karena adanya rangsangan baik yang berasal dari dalam maupun luar. Gerakan pada tumbuhan dibedakan menjadi tiga macam, yakni nasti, tropisme, dan taksis.

Tropisme merupakan gerak tumbuhan yang arah gerak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Gerak tropisme sendiri terbagi menjadi tropisme positif (mendekati rangsangan) dan tropisme negatif (menjauhi rangsangan).

Berdasarkan jenis rangsangannya, gerak tropisme dibedakan menjadi beberapa, salah satunya gravitropisme. Lalu apa itu gerak gravitropisme? Berikut penjelasannya.

Pengertian Gravitropisme

Salah satu gerakan dari tropisme yakni gravitropisme atau geotropisme. Kata geotropisme berasal dari kata “geo” yang berarti bumi dan “tropisme” mengacu pada belokan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gerakan geotropisme atau gravitropisme merupakan gerakan pertumbuhan ke arah ataupun menjauhi gravitasi bumi.

Arah gerakan gravitropisme terbagi menjadi dua jenis yakni gravitropisme positif yaitu gerakan ke arah rangsangan, dan gravitropisme negatif merupakan gerakan pertumbuhan yang menjauhi sumber rangsangan.

Contoh dari gerakan gravitropisme atau geotropisme dapat dilihat dari pertumbuhan akar tanaman yang selalu mengarah ke bawah karena adanya rangsangan dari gaya gravitasi bumi atau gaya tarik bumi.

Dapat disimpulkan jika gravitropisme merupakan gerakan tumbuhan akibat adanya rangsangan yang berasal dari gaya gravitasi bumi.

Karena adanya gaya tarik bumi tersebut dan juga arah gerak menuju arah datangnya rangsangan, membuat tumbuh gerak akar disebut sebagai gravitropisme positif. Sedangkan untuk bagian tumbuhan yang arah geraknya menjauhi pusat bumi atau berlawanan dari gaya gravitasi disebut gravitropisme negatif.

Bahkan Charles Darwin merupakan orang pertama yang mendokumentasikan secara ilmiah mengenai geotropisme atau gravitropisme pada akar, dan juga batang yang menunjukkan gravitropisme negatif (berlawanan dengan gaya gravitasi).

Kesimpulannya, gravitropisme memungkinkan tanaman untuk dapat berkembang, tumbuh, hidup hingga bereproduksi. Dengan adanya gravitropisme positif, membuat akar menuju ke arah yang sama dengan gaya gravitasi agar mudah menjangkau zat hara dan air di dalam tanah.

Sedangkan gravitropisme negatif menjadikan batang dan daun dapat melakukan fotosintesis karena adanya sinar matahari.

Gerakan gravitropisme sebenarnya tidak terlepas dari sebuah hormon yang hanya dimiliki oleh tanaman yakni hormon auksin atau hormon tumbuhan. Hormon ini banyak ditemukan pada daun dan ujung-ujung akar.

Fungsi dari hormon auksin yakni memperpanjang sel-sel pada tanaman. Sintesis hormon auksin terjadi pada bagian meristem batang apikal, jaringan meristematik yaitu jaringan yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan letaknya di ujung tanaman, bagian bidang pembelahan dan ekspansi sel.

Dalam suatu percobaan pada sebuah tanaman yang diletakkan secara horizontal, terjadi peningkatan hormon auksin pada bagian bawah tanaman. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadi transportasi auksin ke arah bawah sebagai efek adanya gerak gravitropisme.

Untuk membuktikan adanya pengaruh hormon auksin terhadap gerak gravitropisme, pada tahun 1936, Dolk, menemukan petunjuk bahwa jumlah hormon auksin yang terkumpul di bagian bawah tumbuhan lebih banyak jika dibandingkan dengan bagian atas.

Perlu diketahui jika di dalam tubuh tumbuhan terdiri dari sel-sel yang bersifat padat dan cair. Adanya gaya gravitasi, maka sel yang bersifat cair akan berada di atas, sedangkan untuk bahan sel bersifat padat berasa di bawah.

Tumbuhan peka terhadap gaya gravitasi karena adanya sel yang dinamakan statocyste, yang mengandung suatu butiran disebut statolith pada bagian tutup akar. Statolith lebih padat jika dibandingkan dengan sitoplasma yang mengelilinginya. Selain itu, statolith juga merangsang produksi hormon auksin.

Amiloplas atau statolith merupakan plastida khusus yang tidak hanya ditemukan pada tutup akar saja, namun juga bagian pucuk. Jika tumbuhan dimiringkan, maka statolith akan jatuh ke dinding sel bawah baru. Dan dalam waktu beberapa jam, pucuk atau akar akan menunjukkan pertumbuhan arah vertikal baru.

Untuk bahan-bahan yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi disebut dengan statolith semisal pati, sedangkan untuk sel yang terpengaruh oleh gravitasi disebut sebagai statocyste termasuk di dalamnya statolith.

Gravitropisme merupakan salah satu dari jenis tropisme yakni arah gerak pertumbuhan tanaman terjadi karena adanya respon dari gaya gravitasi.

Contoh Gravitropisme

Contoh dari gerak gravitropisme yakni gerakan pada tumbuhan kacang. Saat biji mulai mengeluarkan akar, ujung akar akan bergerak mengarah ke pusat bumi atau mengikuti gaya gravitasi, sedangkan bagian ujung tunas daun bergerak ke atas atau menjauhi gaya gravitasi.

Contoh gerak gravitropisme juga bisa ditemukan pada tanaman yang diletakkan secara mendatar atau horizontal di atas bidang datar. Seiring berjalannya waktu, akar tanaman akan berbelok mengarah ke pusat bumi atau gaya gravitasi, sedangkan batang tanaman juga berubah arah menjadi tegak lurus, menghadap ke atas seolah-olah menjauhi gaya tarik bumi.

Fenomena terjadi kemiringan pada akar menuju pusat bumi pertama kali dipelajari untuk pertama kalinya selama beberapa tahun lalu oleh Charles Darwin di dalam buku “Kekuatan Gerakan Pada Tanaman”. Charles melaporkan jika akar tanaman cenderung tumbuh menuju gravitasi.

Sponsors Link
, ,
Oleh :
Kategori : Tumbuhan