Sponsors Link

Gas Amonia : Fungsi – Proses Pembentukan – Cara Menampung – Bahaya

Sponsors Link

Di alam terdapat banyak jenis zat yang berupa unsur, molekul, dan senyawa. Zat tersebut mempunyai wujud yang berbeda-beda; padat, cair, dan gas. Namun, semuanya mempunyai fungsi masing-masing karena Tuhan menciptakan segala sesuatu ada manfaatnya. Hal tersebut yang kemudian menjadi salah satu dasar lahirnya ilmu kimia.

Amonia, merupakan salah satu zat yang tersedia dan terbentuk secara alami dan dibuat secara sintetik untuk kebutuhan manusia.

Ciri-ciri gas amonia, antara lain:

  • Dikenal dengan senyawa dengan rumus kimia NH3 yang berbentuk gas pada suhu kamar dan berbau sangat tajam, mirip dengan sabun atau senyawa golongan alkali tanah.
  • Gas amonia sangat mudah mendidih, bahkan di suhu yang sangat rendah sekitar -33 derajat celcius, sehingga penyimpanan harus dilakukan pada tempat dengan tekanan tinggi dan suhu sangat rendah.
  • Kebalikannya, gas amonia mempunyai kalor penguapan yang sangat tinggi.
  • Umumnya amonia berbentuk gas dan bersifat basa dengan POH 4,75
  • Gas amonia di alam terbentuk dari dekomposisi bahan organik

Semua ciri-ciri di atas lebih lanjut akan kita bahas dalam artikel kali ini. Ciri yang mempengaruhi fungsi amonia, cara pembentukannya secara sintetis, dampak dan bahaya, serta cara menangani bahaya gas amonia.

Fungsi Gas Amonia dalam Kehidupan Sehari-hari

Gas amonia mempunyai fungsi dan peranan yang penting dalam kehidupan. Apalagi dengan semakin berkembangnya dunia industri. Gas ini dibuat secara besar-besaran. Beberapa fungsi gas tersebut, yaitu:

  • Sebagai bahan campuran dalam industri pupuk sehingga terbentuk pupuk urea (CO (NH2)2) dan ZA ((NH)2SO4)
  • Gas amonia digunakan sebagai bahan dasar dalam industri pembuatan baterai membentuk Amonium Klorida (NH4Cl) dan asam sitrat (HNO3) melalui Proses Ostwald.
  • Gas amonia digunakan sebagai zat pendingin pada kulkas atau freezer atau refrigerator.
  • Gas amonia membuat atau membentuk Hidrazin N2H4 sebagai bahan bakar roket dan bahan peledak.
  • Beberapa industri plastik juga menggunakan gas amonia sebagai bahan dasar. Plastik yang kini digunakan untuk berbagai keperluan tersebut terbuat dari polyethirene dan phenolic.
  • Memanfaatkan ciri gas amonia yang mudah larut dalam air, maka dibuat larutan yang mengandung 5% sampai 10% amonia yang bersifat membersihkan. Larutan ini digunakan sebagai deterjen, pembersih rumah, pembersih furniture, dan pembersih kaca.
  • Industri pengolahan logam juga menggunakan gas amonia. Amonia di sini mengesktrak dan memisahkan tembaga, nikel, dan molybdenum dari biji.
  • Di Industri perminyakan, selain digunakan sebagai campuran bahan bakar roket, amonia dicampur untuk menghindari korosif ketika mesin bersentuhan dengan bahan bakar.
  • Di kota besar, industri pengolahan air marak berdiri sesuai kesulitan masyarakat dalam mendapatkan air bersih dan layak. Dalam industri ini, amonia digunakan sebagai pengontrol PH atau larutan buffer atau larutan penyangga.
  • Selain air bersih dan layak yang semakin sulit didapat, pencemaran di kota besar cukup tinggi. Dalam mengatasinya, amonia digunakan untuk menangkap senyawa oksida sulfur yang merupakan hasil pembakaran.
  • Karet yang baru disadap dari pohon sangat mudah sekali mengalami pembekuan atau koagulasi. Jika sudah demikian akan sulit dibentuk sesuai kebutuhan. Untuk mencegah koagulasi premature, amonia dicampurkan dalam lateks cair.
  • Tidak ketinggalan industri kertas juga menggunakan amonia, bahkan di berbagai aspek. Amonia dicampurkan untuk membentuk Hidrazin. Selain itu, ammonia juga digunakan saat proses coating dengan ditambah hydrogen peroksida. Amonia digunakan sebagai campuran pemutih kayu.
  • Industri penyamakan kulit menggunakan amonia sebagai curing agent. Amonia mencegah slime dan mold yang dapat merusak kulit.

Proses Pembentukan Amonia

Di alam, gas amonia terbentuk dengan sendirinya dari air seni, tinja, dan oksidasi zat organis. Sementara, amonia sintetis yang digunakan secara besar-besaran untuk keperluan industri dibentuk melalui proses yang disebut Proses Haber Bosch. Proses Haber Bosch mengonversi gas alam atau LPG yang terdiri dari senyawa butana, propana, dan hidrokarbon lain menjadi hidrogen. Proses tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Menghilangkan Senyawa Belerang

Tahapan pertama adalah menghilangkan senyawa belerang yang bersifat anti katalis atau menghambat reaksi di tahap berikutnya. Penghapusan dilakukan dengan hidrogenasi atau menambahkan senyawa hidrogen pada senaywa sehingga membentuk asam sulfide.
H2 + RSH ===== SH + H2S

2. Menyerap dan Menghilangkan Asam Sulfida

Asam Sulfida pada proses kedua diserap dan dihilangkan dengan mengalirkan logam seng. Pada tahapan ini terbentuk seng sulfida dan uap air.
H2S + ZnO ===== ZnS + H2O

3. Memepercepat Reaksi

Kandungan belerang direaksikan dengan katalis agar mempercepat terjadinya reaksi selanjutnya dan menghasilkan senyawa karbondioksida dan hidrogen.

4. Konversi CO Menjadi Hidrogen

Proses Harber Bosch keempat mengonversi CO menjadi hydrogen dalam jumlah lebih banyak.
CO + H2O ===== CO2 + H2

5. Adsorpsi Karbondioksida

Karbondioksida dihilangkan dengan cara menyerapnya dengan media adsrsopsi, seperti etanolamin.

6. Menghilangkan Residu Karbonmoksida dan Karbodiosida

Reaksi yang sudah terjadi pada proses di atas mungkin saja meninggalkan residu CO dan CO2. Oleh karena itu zat tersebut dihilangkan dengan katalis methanation.

7. Mereaksikan Hidrogen dan Nitrogen

Sebagai langkah terakhir, hidrogen yang terbentuk dari proses yang sudah terjadi direalsikan dengan nitrogen di udara. Di sini amonia terbentuk.

Cara Menampung Gas Amonia

Pembuatan Gas AmoniaSetelah gas amonia dibentuk dengan Proses Haber Bosch di atas, gas ditampung. Secara sederhana disebut dengan pemanasan. Dalam laboratorium pembuatan amonia dalam jumlah kecil, gas yang terbentuk dari proses ditampung dalam tabung erlenmeyer. Tabung kemudian disambungkan menggunakan sejenis selang dengan tabung Erlenmeyer lain dan dipanaskan. Saat dipanaskan akan terlihat uap keluar ke tabung kedua.

Menggunakan pp, indikator asam basa akan terlihat bahwa amonium yang bersifat basa akan terlihat pada senyawa dalam tabung yang berwarna merah. Secara sederhana, proses pembentukan dan pengumpulan gas amonia digambarkan di bawah ini.

Dampak atau Bahaya Amonia

Sama dengan zat kimia lain, seperti bahaya HCl bagi lingkungan, gas amonia yang berlebihan terdapat di alam akan berbahaya. Batas seharusnya gas ini di udara adalah sekitar -,2% sampai 0,3%. Gas amonia yang melebihi ambang batas tersebut, akan berdampak:

  • Memungkinkan terjadinya ledakan jika amonia bercampur dengan udara dalam jumlah sekitar 13,27 %. Gas amonia termasuk bahan kimia eksplosif.
  • Bersifat korosif saat mengenai logam tembaga dan alumunium.
  • Pada kulit akan melepuh, menyebabkan iritasi mata, dan sesak pernapasan.
  • Dampak amonia yang tidak segera diatasi akan menyebabkan kematian.

Cara Menangani Bahaya Amonia

Meskipun gas amonia memiliki manfaat yang cukup besar, bahayanya sangat signifikan. Jika tidak dikelola dengan baik dan diatasi segera saat terhirup dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, gas amonia harus ditangani antara lain sebagai berikut:

  • Tidak menampung gas amonia dalam ruangan apalagi dengan suhu kamar.
  • Menggunakan pelindung bagi pekerja yang berhubungan dengan gas amonia.
  • Pengolahan limbah mikrobiologi dengan tepat sehingga tidak menghasilkan amonia.
  • Pemanasan amonia yang tidak diperlukan.
  • Filterisasi pada proses penjernihan air secara kimia jika disinyalir terdapat kandungan amonia berlebihan pada air.
  • Jangan lupa, jika terhirup gas amonia segeralah keluar dan menghirup udara segar.

Itulah sedikit artikel kali ini tentang gas amonia yang banyak manfaat tetapi beresiko tinggi. Semoga bermanfaat.

Sponsors Link
, , , ,
Oleh :
Kategori : Kimia