Sponsors Link

11 Dampak Negatif Bioteknologi dalam Bidang Pertanian dan Lingkungan

Sponsors Link

Penerapan bioteknologi pertanian mulai digalakan terutama dengan menggunakan sistem transgenik. Terjadi pro dan kontra tentang penggunaan sistem tersebut. Penolakan kerap terjadi pada teknologi tersebut walaupun ada yang berhasil meningkatkan produksi dan kualitas hasil panen. Hasil tanaman dengan rekayasa genetika dengan mentransfer gen disebut tanaman transgenik. Tanaman transgenik ini dapat menjadi toleran terhadap hama, salinitas dan kekeringan. Selain dengan transgenetik bioteknologi dapat dilakukan dengan kultur jaringan.

Yang perlu diperhatikan adalah perlindungan terhadap sumber genetik asli pertanian Indonesia supaya tidak sampai punah. Karena sejak  dulu sekitar ribuan tahun yang lalu nenek moyang kita telah mengenal benih yang unggul yang merupakan cikal bakal dari bioteknologi bidang pertanian. Hasil dari bioteknologi tentu menimbulkan dampak negatif. Bioteknologi di bidang pertanian juga mengandung resiko, berikut ini dampak negatif bioteknologi dalam bidang pertanian dan lingkungan sekitar:

1. Lapangan Kerja Pembibitan Konvensional Jadi Sedikit

Kemudahan pembibitan modern dengan bioteknologi memerlukan lahan dan sumberdaya sedikit. Oleh karena itu jika pemberdayaan bioteknologi pertanian di galakan maka lapangan kerja akan berkurang.

2. Toksisitas pada Pahan Pangan

Kedelai transgenik merupakan penyebab reaksi alergi yang serius. Selain itu pernah terjadi kontaminan toksik dari bakteri transgenik yang digunakan untuk menghasilkan makanan suplement triptofan. Memunculkan bahan kimia baru yang berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Terjadi intriduksi alergan atau toksin baru dan bahaya genetik yang semula tidak pernah dijumpai pada hasil pertanian.

3. Mengandung GMO (Genetically Modified Organism)

Produk akhir unggas Indonesia kemungkinan  akan mengandung genetically modified organism ( GMO ). Penelitian komprehensif dari GMO yang pernah dilakukan selama 2 tahun dengan melibatkan 200 tikus. Penelitian terpanjang sebelumnya berlangsung 240 hari. Pada akhir penelitian dilaporkan 50%-80% dari betina telah mengembangkan tumor dibandingkan dengan 30 % pada kelompok kontrol. Dan jantan  terjadi kegagalan fungsi hati dan nekrosis.

4. Mengganggu Keseimbangan Lingkungan dan Ekosistem

Serbuk sari jagung di alam bebas dapat bersilangan alami dengan gulma-gulma liar, sehingga menghasilkan gulma unggul yang sulit dibasmi. Organisme yang berubah ketahanan nya terhadap lingkungan dapat mengganggu lingkungan baik unsur lingkungan biotik maupun abiotik sekitar penanaman terutama jenis-jenis adaptasi makhluk hidup yang ada pada equilibrium ekosistem.

5. Menimbulkan Penyakit/Gangguan Kesehatan pada Tubuh Manusia

Reaksi yang ditimbulkan oleh tubuh manusia baik berupa alergi ataupun penyakit ditimbulkan oleh masuknya gen asing yang masuk dalam tubuh. Bioteknologi dengan insersi gen asing ke gen inang pasti terjadi interaksi antara gen inang produk pertanian dengan gen asing tersebut. Contohnya kapas transgenik yang terdapat gen ada dapat berpindah ke bakteri penyebab kencing nanah.

6. Persaingan Internasional dalam Perdagangan Produk Bioteknologi

Perdagangan produk bioteknologi yang telah dipatenkan didominasi negara maju menyebabkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju, bioteknologi modern sangat mahal sehingga sulit dikembangkan oleh negara berkembang.

7. Kultur Jaringan Menghasilkan Bibit Perakarannya Tidak Kuat

Perakaran tumbuhan yang dihasilkan dari teknik kultur jaringan tidak sekuat perakaran yang dibudidayakan secara konvensional.

8. Potensi Erosi Plasma Nutfah

Pengembangan tanaman transgenik dengan efek pestisida dapat mengancam keberadaan plasma nutfah tanaman serta plasma nutfah pengelompokan hewan pun mengalami ancaman erosi. Jagung Bt dapat menyebabkan kematian pada larva spesies kupu-kupu raja (Danaus plexippus) sehingga dikhawatirkan memusnahkan plasma nutfah spesies kupu-kupu tersebut. Jika spesies musnah maka akan menimbulkan gangguan keseimbangan ekosistem.

9. Resisten Pestisida

Pestisida akan menjadi resisten atau kebal terhadap perlakuan tanaman transgenik tomat dalam jangka waktu panjang. Hal ini menyebabkan pergeseran gen yang membuat mematikan organisme lain. Misalnya transgenik tomat yang awal mulanya hanya untuk membunuh serangga tapi pada akhirnya setelah 10 tahun berdampak mematikan cacing tanah penyubur media tanam.

10. Menyerang Hewan Non Target

Komponen toksik terhadap organisme non target yang memakan tanaman yang masih hidup atau detrivitor yang memakan tanaman mati dan secara tidak langsung terhadap spesies non-target melalui spesies antara.

11. Adanya Resistensi Makhluk Hidup Lain

Sekitar 1/1.000.000 hingga 1/1.000 insekta tahan toksin Bacilluss thuringiensis (Bt) diduga sudah ada dalam suatu populasi sebelum diduga sudah ada dalam suatu populasi sebelum tempat hidup insekta tersebut ditanami Bt Transgenik. Penanaman Bt Transgenik dengan dosis toksin tinggi akan menyebabkan beberapa insekta yang memiliki kemampuan  resisten dan dapat beradaptasi dengan dosis yang tinggi sehingga pada dosis normal akan tetap hidup.

Baca juga:

Itulah uraian penjelasan mengenai dampak negatif bioteknologi dalam bidang pertanian. Semoga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan menjadi inspirasi pengembangan mengenai bioteknologi pertanian untuk lebih maju.

Sponsors Link
, , , ,
Oleh :
Kategori : Biologi