Sponsors Link

2 Contoh Larutan Penyangga Basa

Sponsors Link

larurtan basaLarutan penyangga atau disebut juga dengan istilah larutan buffer, merupakan larutan yang memiliki kemampuan untuk dapat mempertahankan suatu nilai pH tertentu. Sifat yang paling menonjol dari larutan ini adalah larutan penyangga ini adalah pH dalam air yang dimiliki hanya akan berubah sedikit meskipun ditambahkan sedikit asam kuat ataupun basa kuat. Apabila larutan penyangga diberikan tambahan asam kuat atau basa kuat atau pun diencerkan, nilai pH yang dimiliki larutan tersebut tidak akan berubah dan tetap.

Larutan buffer sangat berperan dalam proses kelangsungan makhluk hidup. Maka dari itu, darah yang memiliki peran penting dalam proses metabolisme adalah suatu larutan buffer yang dapat memperhatankan nilai PH-nya. Sehingga nilai pH darah tetap stabil meskipun terdapat zat asam maupun zat basa yang juga ikut terlibat dalam proses metabolisme. Beda halnya dengan larutan yang bukan termasuk buffer, dimana larutan tersebut tidak dapat mempertahankan nilai pH-nya. Apabila hal tersebut terjadi di dalam tubuh, maka perlahan dapat terjadi kerusakan organ-organ pencernaan manusia dan organ tubuh hingga kematian.

Di dalam tubuh maupun lingkungan sekitar Anda hidup, terdapat banyak sekali sistem larutan. Untuk mengidentifikasi larutan tersebut apakah termasuk ke dalam larutan buffer atau tidak, Anda dapat melakukannya dengan cara mengukur perubahan pH meter. Berikanlah penambahan sedikit contoh larutan asam, atau sedikit contoh larutan basa, atau juga melakuakn proses pengenceran. Tidak hanya dilakuakn dengan cara pengukuran, nilai pH larutan buffer juga dapat diketahui dengan cara perhitungan yang menggunakan rumus yang diturunkan oleh prinsip kesetimbangan.

Suatu reaksi kesetimbangan sejatinya berlangsung dalam dua arah yang saling berlawanan pada saat reaksi berlangsung, pembentukan zat-zat yang berada di ruas sebelah kanan harus selalu disertai dengan pembentukan kembali zat-zat pada ruas sebelah kiri. Karena reaksi kesetimbangan dapat melibatkan molekul maupun ion, maka di sistem larutan buffer berlaku sebuah prinsip, yakni prinsip kesetimbangan. Larutan penyangga sendiri sebenarnya terbagi menjadi dua bagian, yakni larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa dengan penjabaram sebagai berikut :

  • Larutan penyangga bersifat asam. Larutan ini dapat mempertahankan nilai pH pada kondisi asam. Untuk mendapatkan larutan ini, yang perlu dilakukan adalah dengan membuatnya dari campuran asam lemah dan juga garam yang menjadi basa konjugasi dari asam. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mencampurkan suatu asam lemah dengan basa kuat, namun jumlah asam lemah jauh lebih banyak. Terdapat contoh larutan penyangga asam yang dapat dilakukan.
  • Larutan penyangga bersifat basa. Larutan basa juga memiliki pengertian yang sama dengan larutan penyangga asam, namun pada larutan ini yang dipertahankan adalah kadar kondisi pH basa (pH >7).

Larutan penyangga basa merupakan larutan yang mempertahankan kondisi pH pada suasana basa (pH >7). Larutan penyangga basa dapat terdiri dari beberapa komponen basa lemah (B) serta basa konjugasi (BH+). Larutan penyangga basa bisa diperoleh dengan cara sebagai berikut :

  • Dengan mencampurkan basa lemah (B) dan garam asam konjugasinya (pada hal ini menggunakan BHX, yang dapat terionisasi serta akhirnya menghasilkan ion BH+).
  • Dengan mencampurkan suatu basa lemah dalam kadar yang besar dengan suatu asam kuat sehingga memicu terjadinya reaksi yang akan menghasilkan garam asam konjugasi dari basa lemah tersebut.

Dari kedua cara tersebut, contoh larutan penyangga basa yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

  1. Memberikan campuran basa lemah dengan garam

Contoh penerapannya adalah sebagai berikut :

Larutan NH3 + NH4Cl (dimana komponen buffernya adalah: NH3 dan NH4+)

  1. Mencampurkan suatu basa lemah dalam kadar yang besar serta suatu asam kuat

Contoh penerapannya adalah sebagai berikut :

Anda memiliki 50 mL NH3 0,2 M (= 10 mmol) yang kemudian dicampur dengan 50 mL HCl 0,1 M (= 5 mmol). Campuran tersebut dapat  bereaksi hingga akhirnya menghasilkan 5 mmol NH4Cl (NH4+) sedangkan NH3 bersisa 5 mmol dengan rincian sebagai berikut :

NH3  (aq)     +    HCl (aq)  ——–>   NH4Cl (aq)

Atau dengan reaksi ion :

NH3  (aq)     +    HCl (aq)  ——–>   NH4+ (aq)
Mula-mula  :       10 mmol              5 mmol
Reaksi          :       -5 mmol             -5 mmol               + 5 mmol
Akhir           :        5 mmol                                                5 mmol

Maka hasil akhir dari campuran tersebut merupakan buffer karena mengandung NH3 (basa lemah) dan NH4+ (asam konjugasi NH3).

Dalam kehidupan sehari-hari, larutan penyangga dimanfaatkan sebagai obat-obatan, dunia fotografi, industri kulit serta zat warna. Selain itu, larutan penyangga juga terdapat di dalam tubuh manusia, yakni seperti cairan tubuh. Baik cairan intrasel maupun cairan ekstrasel, keduanya merupakan larutan penyangga. Organisme memiliki berbagai macam cairan seperti sel, darah dan juga kelenjar.

Cairan inilah yang berfungsi pada untuk mengangkut zat makanan serta sebagai pelarut bagi reaksi kimia yang terdapat di dalamnya. Setiap reaksi nantinya akan dipercepat oleh enzim tertentu, namun enzim ini hanya bekerja secara efektif pada pH tertentu. Maka dari itu, cairan yang dimiliki oleh organisme memiliki prinsip buffer untuk mempertahankan kondisi pHnya. Demikianlah beberapa penjabaran dari contoh larutan penyangga basa yang dapat Anda ketahui. Semoga bermanfaat!

Sponsors Link
, , ,
Oleh :
Kategori : Kimia