Sponsors Link

Augmentasi: Pengertian, Proses dan Hasil

Sponsors Link

Salah satu organ manusia yang berperan dalam menyaring darah dan mengeluarkan sisa-sisa hasil metabolisme tubuh adalah ginjal. Setiap manusia mempunyai ginjal sebanyak dua buah yang letaknya berada di dalam perut ke arah belakang.

Ginjal terkenal akan kemampuannya sebagai organ ekskresi atau pembuangan zat-zat sisa tubuh. Pada ginjal proses pembuangan zat-zat yang sudah tidak bermanfaat bagi tubuh tersebut harus melalui beberapa tahap mulai dari filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.

Setiap tahapan tersebut tentu memiliki proses yang berbeda-beda tak terkecuali pada tahap augmentasi. Lalu apa itu augmentasi?

Pengertian Augmentasi

Augmentasi dapat diartikan sebagai proses pengumpulan. Pengumpulan yang dimaksud yakni zat-zat beracun yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh, dan nantinya akan dikeluarkan dalam bentuk urin.

Dapat dikatakan jika augmentasi merupakan tahapan terakhir yang harus dilewati oleh darah dengan hasil berupa urin. Proses augmentasi terjadi pada bagian tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara bagi urin.

Meskipun tergolong sebagai tahap akhir, namun pada augmentasi juga masih dilakukan penyerapan kembali air, garam NaCl serta urea. Selanjutnya akan terbentuk urin sebenarnya yang harus dibuang oleh tubuh.

Proses Augmentasi

Setelah melewati tahap kedua pada ginjal atau reabsorbsi (penyerapan), produk yang dihasilkan berupa cairan bernama urin sekunder. Selanjutnya urin sekunder memasuki tahap ketiga yakni tahap augmentasi.

Proses terjadinya augmentasi terjadi pada tubulus kontortus distal dan saluran pengumpul. Di bagian ini juga terjadi pengumpulan cairan yang berasal dari proses sebelumnya (reabsorbsi).

Pada proses ini pembuluh darah melepaskan zat tidak berguna bagi tubuh berupa kalium, ion H, dan amonium pada urin sekunder. Meskipun begitu itu di bagian ini masih dilakukan penyerapan ion natrium (NaCl), urea, air dan klor.

Selama melewati tubulus kontortus distal, urin mulai kehilangan banyak air. Hal ini menyebabkan konsentrasi urin menjadi semakin pekat dan selanjutnya dialirkan ke tubulus kolekta (pengumpul) dan medulla.

Hasil dari proses augmentasi sudah dalam bentuk urin sesungguhnya dan siap dikeluarkan dari tubuh. Nantinya urin sesungguhnya harus melewati tubulus pengumpul untuk menuju pelvis renalis, melalui ureter untuk menuju kandung kemih.

Apabila kandung kemih telah penuh, urin akan segera dikeluarkan melalui uretra. Proses pengeluaran urin ini disebabkan karena adanya tekanan dari dalam kandung kemih oleh pengaruh saraf dan juga kontraksi otot perut serta organ-organ yang menekan kandung kemih.

Kandung kemih memiliki kemampuan menampung urin sekitar 300 ml. Jika lebih dari itu urin akan dikeluarkan melewati saluran uretra melalui proses mikturisi yakni bentuk reflek terhadap peregangan dinding kantong kemih.

Hasil Augmentasi

Hasil dari proses augmentasi berupa urin sesungguhnya yang di dalamnya mengandung asam urin, urea, amonia, sisa-sisa pembongkaran protein, hasil metabolisme lemak (benda keton), hasil pencernaan sayuran dan buah, zat kimia asing, toksin, dan juga zat-zat berlebih yang terdapat pada darah seperti obat-obatan, vitamin, hormon, dan garam mineral.

Pada urin normal mengandung sekitar 96% air, 2,5% urea, dan juga 1,5% zat lain (garam mineral, kelebihan vitamin terutama C dan B), serta zat warna empedu.

Banyak sedikitnya urin yang dihasilkan setiap orang berbeda-beda akibat pengaruh dari beberapa faktor, mulai dari jumlah konsumsi air yang diminum setiap harinya, hormon ADH, hingga suhu lingkungan.

Sponsors Link
, ,
Oleh :
Kategori : Biologi