Sponsors Link

Taksonomi : Pengertian – Kajian – Prinsip – Manfaat

Sponsors Link

Biologi memiliki banyak kajian pembahasan yang tersusun secara sistematis dan terbagi menjadi banyak cabang ilmu. Setiap kingdom, memiliki keanekaragaman organismenya tersendiri. Oleh karena itu, untuk mengetahui perbedaan, persamaan, sampai penetapan nama suatu organisme secara universal maka pentingnya mempelajari salah satu cabang ilmu biologi yang dapat mempermudah mengenal dan mempelajari organisme yaitu ilmu taksonomi.

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani, tassein artinya mengelompokkan dan nomos artinya aturan. Taksonomi merupakan suatu sistem pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri sesuai aturan yang telah disepakati dan disusun sesuai tingkatannya (hierarki) dari yang tinggi (bersifat umum) dan rendah (bersifat khusus) berdasarkan persamaan cirinya.

Kajian Taksonomi

Kajian taksonomi mencakup deskripsi, identifikasi, binomial nomenklatur, dan klasifikasi makhluk hidup.

1. Deskripsi

Deskripsi  merupakan kegiatan menggambarkan dan menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup secara rinci. Mendeskripsikan makhluk hidup sebagai langkah dalam proses taksonomi meliputi ciri morfologi atau bentuk fisik yang tampak dengan mata telanjang serta ciri khas yang membedakannya dengan makhluk lain, kebiasaan/perilaku (makan, kawin, interaksi sosial), lingkungan tempat tinggal/habitat, bahkan sampai anatominya.

2. Identifikasi

Identifikasi makhluk hidup berarti proses mencocokkan dari hasil deskripsi suatu makhluk hidup  dengan yang lainnya untuk mengetahui apakah terdapat persamaan ciri-ciri ataupun perbedaan tertentu. Dalam identifikasi sangat penting untuk memiliki kunci identifikasi (kunci determinasi) yang berfungsi sebagai rujukan dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

3. Binomial Nomenklatur

Dalam penentuan nama suatu makhluk hidup atau spesies baru, harus mengikuti aturan penamaan yang telah diakui internasional. Tujuan tata nama binomial ini agar setiap spesies memiliki nama yang seragam dan dikenal di seluruh dunia karena setiap daerah atau wilayah memiliki penamaan tersendiri (nama lokal) yang berbeda satu sama lain hal ini dapat mengakibatkan kebingungan dalam komunikasi untuk tujuan ilmiah.

Cara penamaan ini  (nama ilmiah) diperkenalkan oleh “bapak taksonomi” yaitu Carolus Linnaeus atau Carl von Linne. Berikut adalah aturan penamaan dalam Binomial Nomenclature:

  • Nama spesies terdiri atas dua kata (binomial) yaitu genus dan kata kedua menunjukkan spesies. Nama baku diberikan dalam bahasa latin atau yang dilatinkan. Bahasa latin tidak mengalami perubahan, melainkan tetap.
  • Nama genus terletak di kata pertama yang huruf awalnya diawali dengan huruf kapital sedangkan nama spesies diawali dengan huruf kecil. Nama ilmiah harus dicetak/tulis miring ataupun digaris bawahi yang terpisah.
  • Nama autoritas diberikan di belakang nama spesies dan ditulis dengan huruf tegak. Nama lengkap berlaku untuk hewan dan singkatan untuk tumbuhan contohnya ikan bandeng Chanos chanos Forsskal dan sirsak Annona squamosa L. (Linnaeus).
  • Nama ilmiah harus lengkap jika disebutkan pertama kali. Namun dapat disingkat untuk nama genus jika disebut selanjutnya dengan cara mengambil huruf awal genus dan diberi titik. Contoh Ikan mas Cyprinus carpio jadi C. carpio.

Klasifikasi Makhluk Hidup

Sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki tingkatan-tingkatan pengelompokan atau disebut dengan takson. Carolus Linnaeus memperkenalkan tujuh tingkatan dari tingkatan tertinggi (umum) hingga terendah (spesifik), berikut ini ke 7 takson tersebut:

  1. Kingdom (kerajaan), merupakan tingkatan takson yang paling tinggi. Contohnya kingdom animalia untuk hewan dan kingdom plantae untuk tumbuhan.
  2. Filum digunakan untuk hewan dan Divisio untuk tumbuhan. Filum/divisio merupakan kumpulan kelas yang memiliki beberapa persamaan ciri. Contohnya Divisio Bryophyta (lumut) dan Divisio Pteridophyta (paku-pakuan)
  3. Classis/kelas. Kelas menghimpun beberapa ordo yang memiliki persamaan ciri. Contohnya kelas dikotil dan monokotil
  4. Ordo/bangsa. Ordo menghimpun beberapa familia yang memiliki persamaan ciri. Biasanya akhiran kata dari setiap nama ordo mempunyai ciri khas misalnya pada tumbuhan banyak yang berakhiran -ales (contohnya Magnoliales).
  5. Familia (keluarga/suku). Terdiri dari beberapa genus yang memiliki beberapa persamaan ciri. Biasanya memiliki nama khas di akhiran kata misalnya pada tumbuhan misalnya Annonaceae dan Solanaceae.
  6. Genus/marga. Terdiri beberapa spesies yang memiliki banyak persamaan ciri (memiliki kekerabatan). Misalnya tomat Solanum lycopersicum dan terong Solanum melongena yang sama-sama bergenus Solanum.
  7. Spesies/Jenis. Individu yang dapat melakukan perkawinan dan dapat menghasilkan keturunan yang fertil.

Terdapat beberapa sistem klasifikasi yang dikenal yaitu sistem buatan, sistem alami, dan sistem filogenik.

  • Sistem alami

Sistem ini mengelompokkan organisme berdasarkan sesuatu yang diyakini terdapat di alam dan  menggunakan informasi yang tersedia dengan mudah, misalnya dari ciri morfologi.

  • Sistem buatan

Sistem ini berdasarkan beberapa sifat-sifat persamaan tambahan (ditetapkan oleh peneliti sendiri) berupa satu atau lebih ciri morfologi sebagai bantuan untuk identifikasi tanpa melihat kesamaan struktur lainnya. Contohnya klasifikasi tumbuhan oleh Carolus Linnaeus berdasarkan alat reproduksinya seperti warna bunga, struktur benang sari dan putik serta bentuk daun.

  • Sistem Filogeni

Sistem  ini disusun dengan melihat keturunan dan hubungan kekerabatannya. Selain itu, sistem ini menjelaskan mengenai kesamaan susunan molekul dengan senyawa biokimia pada makhluk hidup seperti berdasarkan hubungan genetik.

Prinsip Taksonomi

Prinsip taksonomi merupakan dasar-dasar dalam klasifikasi yang terstruktur. Berikut ini dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup (Soepomo, 1987):

  1. Persamaan yang dimiliki. Klasifikasi menunjukkan beberapa organisme yang memiliki ciri-ciri yang sama dikelompokkan dalam jenis yang sama.
  2. Perbedaan yang dimiliki. Tingkatan takson yang semakin ke bawah maka ciri-cirinya semakin banyak yang sama, namun juga tetap memiliki perbedaan.
  3. Klasifikasi berdasarkan ciri morfologi dan anatomi.
  4. Klasifikasi berdasarkan ciri biokimia, yaitu berdasarkan jenis enzim, protein, dan DNA. Contohnya dengan mengidentifikasi makhluk hidup berdasarkan DNA maka dapat diketahui hubungan kekerabatannya dengan yang lainnya.
  5. Klasifikasi berdasarkan manfaat. Beberapa organisme yang menguntungkan, diklasifikasikan menurut manfaatnya. Misalnya jenis-jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan.

Manfaat Taksonomi

Taksonomi memberikan manfaat bagi manusia, seperti:

  1. Taksonomi memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan terutama ilmu biologi. Taksonomi memudahkan kita mempelajari makhluk hidup yang beragam dengan membuat suatu pengelompokkan yang sistematis sehingga dapat diketahui hubungan kekerabatan antar spesies.
  2. Taksonomi dapat menggambarkan keanekaragaman ciri dan sifat suatu organisme sehingga memberikan peluang kepada manusia untuk dapat memanfaatkan potensi dan manfaat dari suatu organisme tersebut.
  3. Membuka kesempatan kepada manusia untuk mengeksplore sumber daya yang ada di dunia sehingga kemungkinan dapat menemukan spesies-spesies baru dan dapat memberikan penamaan pada spesies tersebut sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya terjadi kepunahan.

Demikian penjelasan mengenai taksonomi secara lengkap. Semoga dapat membantu dan bermanfaat.

Sponsors Link
, , , , ,
Oleh :
Kategori : Biologi