Sponsors Link

Siklus Litik : Pengertian – Tahapan dan Contohnya

Sponsors Link

siklus litikKetika virus berada di luar sel inang, virus tidak dapat melakukan aktivitas biosintesis maupun reproduksi virus. Reproduksi virus dapat terjadi melalui dua siklus yaitu siklus lisogenik dan litik. Beberapa virus dapat langsung memasuki siklus litik jika keadaan memungkinkan namun jika tidak, virus akan masuk ke siklus lisogenik dengan begitu virus tersebut akan mengalami dua siklus.

Dipembahasan kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai siklus litik. Sebagai gambaran proses siklus litik, bisa dilihat pada contoh gambar di samping. Contoh virus yang melewati siklus ini yaitu bakteriofag T4 yang menginfeksi sel bakteri Escherecia coli dan juga virus influenza.

Siklus litik artinya sel inang mengalami lisis (pecah). Siklus litik merupakan siklus yang terjadi setelah virus menginfeksi sel inang dan mengambil alih proses metabolisme dalam sel tersebut untuk dapat menerjemahkan kode genetik virus menjadi komponen-komponen protein sebagai bahan baku pembentuk partikel virus baru. Setelah virus baru terbentuk, maka sel inang akan pecah (lisis) yang bertujuan agar virus baru dapat keluar dan menginfeksi sel-sel lainnya.

Tahapan Siklus Litik

Jika pada siklus litik sel mengalami lisis, lain halnya dengan siklus lisogenik, sel inang tidak mengalami lisis. Pada dasarnya materi genetik virus belum menunjukkan aktivitas penerjemahan kode genetik virus karena terdapat enzim represor yang menghambatnya. Adapun tahapan dalam siklus litik adalah sebagai berikut:

1. Adsorpsi

Adsorpsi atau perlekatan merupakan langkah awal virus menginfeksi sel inang (contoh yang mudah untuk dipelajari adalah bakteri). Ujung  ekor dari virus berperan penting dalam proses perlekatan ini. Namun, hal ini terjadi jika permukaan sel inang mempunyai protein reseptor yang spesifik sesuai dengan reseptor virus. Jadi, virus hanya dapat melakukan adsorpsi atau penempelan pada sel-sel tertentu saja.

2. Penetrasi

Penetrasi yaitu proses dimasukkannya materi genetik virus ke sitoplasma sel inang. Ada beberapa tahapan yang terjadi yaitu:

  •  Selubung ekor virus berkontraksi dan bagian ekor tersebut berusaha masuk (menembus) ke dalam membran sel melewati dinding sel (pada bakteri). Pada beberapa tipe virus seperti Bakteriofage T4, mereka dapat menghasilkan suatu enzim lisozim yang dapat melemahkan bagian dinding sel bakteri agar mudah ditembus.
  • Materi genetik yang terletak di dalam kapsid virus dialirkan masuk ke dalam sitoplasma sel inang melalui ekor tadi (injeksi).
  • Kapsid yang telah kosong akan tetap berada di luar sel.

Beberapa tipe virus tidak memiliki mekanisme di atas, karena tidak mempunyai selubung kontraktil (bagian ekor) yang berfungsi untuk mengalirkan materi genetiknya. Oleh karena itu  untuk melakukan penetrasi, virus masuk ke dalam sel bakteri/sel inang melalui mekanisme endositosis. Kapsid virus yang tersusun atas protein tadi menyatu dengan membran sitoplasma dan dapat hancur sehingga melepaskan materi genetik virus.

3. Replikasi dan Sintesis

Pada tahap ini terjadi proses duplikasi atau perbanyakan DNA virus yang selanjutnya akan diterjemahkan (sintesis) menjadi protein penyusun virus.  Semakin banyak virus baru yang dibutuhkan maka akan semakin banyak pula duplikasi atau kopi DNA virus.  Karakter virus yang tidak dapat lepas dari ketergantungan kepada sel inang  dapat dibuktikan dalam proses ini. Virus sangat bergantung pada ribosom dan enzim yang dihasilkan oleh sel inang yaitu DNA polimerase dan RNA polimerase. Baca juga mengenai struktur DNA Double Helix.

DNA polimerase dibutuhkan untuk replikasi DNA virus. RNA polimerase digunakan untuk transkripsi DNA virus menjadi mRNA. mRNA berfungsi membawa kode genetik virus untuk dibawa ke ribosom yang dimiliki sel inang sebagai tempat untuk mensintesis protein sesuai kode genetik pada mRNA. Namun, setelah proses awal transkripsi kode genetik akan dihasilkan enzim nukleases yang berfungsi memecah DNA sel inang sehingga DNA sel inang dapat di nonaktifkan, dengan begitu virus dapat mengendalikan semua aktifitas DNA sel inang. Misalnya, untuk mengendalikan kegiatan replikasi DNA virus dan mengendalikan RNA polimerase sel inang termasuk perakitan serta pelepasan virus baru (lisis).

4. Perakitan

Protein-protein hasil sintesis tadi, lalu digunakan sebagai komponen penyusun partikel virus. Selain itu, dihasilkan juga enzim yang berfungsi untuk mengkatalisis proses perakitan tersebut mulai dari penyatuan bagian kepala hingga bagian ekor serta materi genetik yang terletak di dalam bagian kepala sampai menjadi partikel virus baru.

5. Lisis

Pada tahap ini, sel inang menjadi penuh dengan partikel-partikel virus baru yang siap keluar dan menginfeksi sel inang lainnya. Agar dapat keluar dari sel inang, virus menghasilkan enzim endolisin yang berfungsi untuk menghancurkan sel inang (lisis) hasil dari sintesis pada proses sebelumnya sehingga virus dapat keluar.

Demikian penjelasan mengenai siklus litik. Semoga bermanfaat.

Sponsors Link
, , , , ,
Oleh :
Kategori : Biologi