Sponsors Link

6 Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Serta Contohnya

Sponsors Link

Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit terdiri dari beberapa macam yang baik untuk anda perhatikan. Kata larutan memang sudah bukan hal yang asing bagi kita karena dapat ditemukan di setiap penjuru daerah. Secara kimia, pengertian larutan ini adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat. Tercampurnya sebuah larutan merupakan pengaruh karena adanya zat terlarut dan zat pelarut. Zat terlarut adalah zat yang tersebar secara merata dalam zat pelarut, yang artinya ketika sebuat zat dicampurkan dengan zat lainnya kemudian perlahan zat tersebut tak terlihat maka itu disebut zat terlarut karena seluruh zat yang dicampurkan tersebut telah terlarut ke dalam zat pelarut.

Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Umumnya perbandingan antara zat terlarut dengan zat pelarut akan lebih banyak jumlah zat pelarut. Sedangkan zat pelarut adalah zat yang menerima penyebaran dari zat pelarut. Mudahnya, ini adalah kebalikan dari zat terlarut. Dimana ketika zat pelarut dicampurkan dengan zat terlarut maka zat ini akan tetap terlihat. Dan jika melihat berdasarkan kemampuan menghantarkan listrik, larutan terdiri dari dua jenis yaitu Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit. Singkatnya, berikut perbedaan antara larutan elektrolit dan non elektrolit:

1. Kemampuan menghantarkan listrik

Larutan elektrolit mampu menghantarkan listrik baik itu kuat maupun lemah atau mudahnya larutan elektrolit berperan sebagai konduktor. Sedangkan larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik atau dapat disebut sebagai isolator.

2. Ionisasi

Pengertian ionisasi adalah sebuah proses terbentuknya ion-ion positif dan negatif oleh sebuah zat atau senyawa yang berpengaruh pada kemampuan zat atau senyawa dalam menghantarkan listrik. Larutan elektrolit terjadi ionisasi yang membuatnya mampu menghantarkan listrik. Sedangkan larutan non elektrolit tidak terjdi ionisasi.

3. Keberadaan kutub

Kutub disini adalah kutub positif dan negatif yang terdapat pada ion-ion hasil dari proses ionisasi. Larutan elektrolit memiliki kutub karena ion-ion hasil proses ionisasi tersebut. Sedangkan larutan non elektrolit tidak memiliki kutub karena hanya berupa molekul, bukan ion bermuatan listrik.

4. Gejala

Saat dilakukan pengujian dengan menggunakan elektrolit-tester, larutan elektrolit akan menghasilkan gelembung-gelembung pada larutan yang terbentuk karena adanya ionisasi. Kemudian akan berpengaruh pada lampu yang menyala. Sedangkan pada larutan non elektrolit tidak akan menghasilkan gelembung-gelembung karena tidak terjadi ionisasi pada larutan ini dan akan terlihat lampu tidak menyala karena tidak adanya daya hantar listrik.

5. Nilai a

Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit yang kelima adalah nilai a. Larutan Elektrolit memiliki a = 1 atau 0 < a < 1 sedangkan larutan non elektrolit memiliki a = 0.

6. Contoh Larutan 

Contoh larutan elektrolit adalah Natrium Klorida, Asam Klorida dan Natrium Hidroksida, Asam Asetat, Asam Karbonat. Sedangkan contoh larutan non elektrolit adalah gula, urea, alkohol dan juga air suling.

Larutan Elektrolit

Secara definisi kimia, larutan ini merupakan larutan yang dapat menghasilkan ion-ion bermuatan listrik yang bergerak bebas. Dari ion-ion inilah larutan elektrolit memiliki kemampuan untuk menghantarkan listrik. Apa itu ion? Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang memiliki muatan listrik, dimana ion dapat bermuatan positif atau negatif. Yang artinya larutan elektrolit mampu membentuk ion-ion bermuatan positif dan negatif, sehingga mampu menghantarkan listrik. Contoh larutan elektrolit adalah larutan asam, basa dan garam.

Ada dua jenis larutan elektrolit, yaitu elektrolit kuat dan lemah. Perbedaannya terdapat pada banyaknya ion yang terbentuk saat zat terlarut. Elektrolit kuat akan dengan mudah menghasilkan ion ketika terlarut. Sedangkan elektrolit lemah hanya menghasilkan beberapa ion, sedangkan sisanya akan menjadi molekul netral. Perbedaan antara larutan elektrolit kuat dan lemah:

  1. Karena menghasilkan jumlah ion yang lebih banyak, maka larutan elektrolit akan menghasilkan muatan listrik yang besar pula. Sedangkan pada elektrolit lemah hanya akan menghasilkan muatan listrik yang kecil, karena ion yang dihasilkan hanya sebagian.
    Sehingga ketika dilakukan pengujian misalnya pada lampu, larutan elektrolit kuat akan mampu membuat lampu menyala terang. Berbeda dengan itu, larutan elektrolit lemah hanya dapat membuat lampu menyala redup.
  2. Jika dilihat dari kemampuan terlarutnya, larutan elektrolit kuat akan lebih mudah larut dibandingkan dengan larutan elektrolit lemah.
  3. Arus listrik pada larutan elektrolit kuat jauh lebih efisien karena jumlah ionnya yang besar daripada larutan elektrolit lemah yang hanya mampu menghantarkan arus dalam jumlah yang kecil.
  4. Jika dilihat dari gelembung yang terbentuk, jumlah gelembung pada larutan elektrolit kuat jauh lebih banyak daripada larutan elektrolit lemah yang hanya membentuk gelembung dalam jumlah sedikit.
  5. Contoh larutan elektrolit kuat: Natrium Klorida, Asam Klorida dan Natrium Hidroksida.
    Contoh larutan elektrolit lemah: Asam Asetat, Asam Karbonat.

Contoh penggunaan larutan elektrolit pada kehidupan sehari-hari:

  • Baterai

Benda ini bukanlah hal yang asing lagi, karena banyak digunakan pada remote control, jam, kalkulator dan masih banyak lainnya. Baterai dapat menghantarkan listrik karena pada baterai terdapat amonium klorida yang mampu menghasilkan arus listrik.

  • Cairan Isotonik

Saat ini memang sudah bukan hal asing jika di toko-toko banyak menjual cairan isotonik yang mampu mengganti cairan tubuh yang hilang. Jika melihat detail komposisinya, terdapat beberapa kandungan elektrolit yang dapat mengganti cairan tubuh.

  • Aki

Umumnya digunakan pada kendaraan atau terkadang juga digunakan sebagai bahan pengganti sumber listrik. Air aki yang mengandung asam sulfat inilah yang mampu membuat aki menghasilkan arus listrik. Namun, perlu sangat berhati-hati jika sedang menggunakan larutan apapun yang mengandung asam sulfat. Karena merupakan asam kuat maka asam sulfat ini tergolong dalam elektrolit kuat. Dimana jika terjadi kesalahan karena kurang berhati-hati dapat menimbulkan luka bakar kimia yang sangat serius.

  • Oralit

Minuman yang sering digunakan sebagai obat penyakit diare ini ternyata bukan sekedar obat turun temurun. Secara kimia dapat dijelaskan bahwa oralit merupakan campuran antara air dan garam, dimana garam merupakan salah satu zat yang mampu menghasilkan elektrolit kuat. Sehingga membuat oralit termasuk dalam larutan elektrolit.

Lalu apa hubungannya dengan diare? Mudahnya diare dapat terjadi karena tubuh mengalami kekurangan cairan dan ini berpengaruh pada kerja impuls. Sehingga untuk mengembalikan cairan pada tubuh serta meningkatkan kerja impuls, diperlukan larutan elektrolit yang mampu menghantarkan listrik. Dan disinilah oralit akan bekerja, dengan menghantarkan listrik pada tubuh sehingga kerja impuls meningkat dan perlahan cairan pada tubuh pun kembali.

  • Natrium Hidroksida

Merupakan salah satu basa kuat dan menjadi unsur penting dalam berbagai jenis pembersih rumah tangga. Umumnya digunakan pada sabun, deterjen, dan masih banyak lainnya. Namun elektrolit ini cukup berbahaya bagi tubuh manusia jika tidak ditangani dengan benar. Karena kandungan basanya yang kuat, elektrolit ini pun tergolong dalam elektrolit kuat. Sehingga jika terjadi kesalahan dapat menyebabkan luka bakar.

Larutan Non Elektrolit

Secara definisi kimia, larutan ini merupakan larutan yang tidak dapat menghasilkan ion-ion seperti pada larutan elektrolit tetapi terbentuk sebagai molekul-molekul yang tidak bermuatan listrik. Larutan non elektrolit terbentuk dari zat-zat atau senyawa yang non elektrolit yang jika dilarutkan tidak dapat terjadi proses ionisasi. Sehingga hal ini membuat larutan tak mampu menghantarkan listrik. Saat dilakukan pengujian, larutan non elektrolit tidak akan menghasilkan gelembung-gelembung. Contoh larutan non elektrolit adalah larutan gula dan urea.

Pada proses pelarutan terdapat pengaruh dari senyawa-senyawa yang terkandung dalam zat yang dilarutkan. Dari senyawa-senyawa inilah yang akan berpengaruh pada kemampuan daya hantar listrik dari sebuah larutan. Berikut dua senyawa yang mempengaruhi daya hantar listrik:

1. Senyawa Ionik

Merupakan sebuah senyawa yang terdiri dari ion-ion positif dan negatif yang tergabung karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis. Gabungan tersebut membentuk sebuah kristal, sehingga ketika senyawa ini belum tercampur dengan zat lainnya, maka tidak akan ada daya hantar listrik karena ion-ionnya yang masih tergabung membentuk sebuah kristal.

Namun, ketika senyawa ini dilarutkan pada air maka akan terjadi stabilisasi muatan karena adanya pelarutan oleh air. Ion-ion yang sebelumnya tergabung akan tersebar dan mampu bergerak dengan bebas, sehingga larutan akan dapat mengahantarkan listrik. Jadi, semua senyawa ionik merupakan zat elektrolit, karena semua senyawa ionik mengalami ionisasi yang membentuk ion-ion penghantar listrik.

2. Senyawa Kovalen

Merupakan senyawa yang terdiri dari molekul-molekul dari beberapa atom non logam yang kemudian berikatan kovalen. Pada senyawa kovalen ini terdapat dua sifat, yaitu senyawa yang bersifat polar dan non polar. Senyawa kovalen polar ada yang mampu menghantarkan listrik ( mengalami ionisasi ) dan ada pula yang tidak mampu menghantarkan listrik ( tidak mengalami ionisasi ). Sedangkan senyawa kovalen non polar semuanya tidak dapat menghantarkan listrik ( tidak mengalami ionisasi ).

Contoh senyawa kovalen polar yang terionisasi adalah HCl, NH3. Contoh senyawa kovalen polar yang tidak terionisasi adalah aseton. Contoh senyawa kovalen non polar adalah Br2, CH4. Jadi, senyawa polar yang terionisasi merupakan zat elektrolit, sedangkan senyawa polar yang tidak terionisasi serta senyawa non polar merupakan zat non elektrolit.

Contoh penggunaan larutan non elektrolit pada kehidupan sehari-hari:

  • Air Suling

Air ini banyak digunakan sebagai penunjang bahan penelitian. Apa itu air suling? Singkatnya ini adalah air hasil penyulingan, dimana penyulingan itu sendiri adalah salah satu cara memisahkan air dari partikel-partikel lain yang telah tercampur pada air tersebut. Lalu kenapa ini disebut non elektrolit? Karena setelah hasil penyulingan akan terbentuk air murni, dimana pada air ini tidak mengandung partikel-partikel lain selain partikel air itu sendiri.

Telah diketahui bahwa air murni merupakan zat non elektrolit. Sehingga air murni atau air suling dapat digunakan sebagai penunjang bahan penelitian karena kondisinya yang benar-benar murni, tanpa tercampur partikel apapun. Karena meskipun terdengar sepele, tapi murni tidaknya air yang digunakan dalam penelitian akan sangat berpengaruh pada hasilnya. Air mineral yang terlihat murni belum tentu air murni. Jadi, akan sangat berpengaruh jika air disuling terlebih dulu.

  • Urea

Merupakan senyawa yang terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Senyawa ini umumnya digunakan sebagai pupuk.

  • Gula

Umumnya dicampurkan pada makanan atau minuman agar mendapatkan rasa manis karena mengandung glukosa.

  • Alkohol

Dalam kehidupan sehari-hari alkohol biasa digunakan sebagai pelarut, obat-obatan dan bahan bakar. Selain itu, alkohol juga dapat digunakan sebagai obat untuk beberapa luka luar.

Jadi, secara lebih singkatnya perbedaan antara larutan elektrolit dan non elektrolit intinya terdapat pada kemampuan daya hantar listriknya. Selain itu juga dapat dilihat dari gejala-gejala yang timbul saat dilakukan pengujian.

Sponsors Link
, , , , , , , ,
Oleh :
Kategori : Kimia