Sponsors Link

Bahan Kimia Eksplosif : Contoh – Cara Penyimpanan – Pencegahan Kecelakaan Kerja

Sponsors Link

Bahan Kimia EksplosifDalam dunia laboratorium terdapat banyak sekali jenis bahan kimia yang berbahaya, mulai dari bahan kimia korosif, beracun, mudah terbakar, mudah meledak , dan masih banyak lagi dampak bahan kimia yang membahayakan. Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang bahan kimia yang bersifat mudah meledak atau eksplosif yang disimbolkan seperti gambar di samping.

Bahan kimia eksplosif adalah bahan kimia reaktif dalam wujud zat apapun baik gas, padat, maupun larutan yang sangat sensitif apabila terkena benturan, tekanan, gesekan, maupun energi panas yang dapat menghasilkan tekanan dan suhu panas yang besar sehingga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan sekitar akibat ledakan.

Bahan kimia eksplosif dikelompokkan menjadi 2:

  • Berdasarkan komposisinya dibagi kembali menjadi 2, yaitu:
    • Bahan Peledak murni
    • Bahan Peledak Campuran
    • Berdasarkan Kepekaan
  • Beerdasarkan kepekaannya dibagi menjadi 2, yaitu:
    • Initiating Explosive
    • Non-initiating Explosive

Contoh Bahan Kimia Eksplosif

  1. Amatol

Amatol adalah bahan kimia yang tergolong sebagai bahan peledak kuat (High Explosive) yang berfungsi sebagai penghancur sehingga dipakai untuk keperluan militer,keperluan pertambangan dsb.  Amatol terbentuk dari campuran TNT dan Amonium Nitrat. Campuran bahan peledak ini seringkali digunakan pada masa Perang Dunia I dan Perang Dunia II untuk membuat bom, peluru, dan masih banyak lagi.

  1. Azidoazide Azide

Azidoazide azide (C2N14) merupakan bahan kimia yang dapat dikatakan baru, karena dibuat pada tahun 2010 oleh militer Amerika dan para ilmuwan berkebangsaan Jerman. Azidoazide azide merupakan senyawa paling reaktif dan eksplosif yang pernah dibuat oleh manusia, karena dalam rangkaian tersebut terdapat banyak jumlah atom nitrogen yang tidak dalam keadaan stabil, sehingga ketika atom- atom nitrogen hendak membentuk keadaan stabil, atom- atom tersebut akan melepas energi yang besar dan menyebabkan terjadinya ledakan bahkan tanpa pemicu pun azidoazide azide dapat meledak dengan sendirinya.

  1. Klorin Trifluorida

Klorin Trifluorida (ClF3) senyawa dengan warna hijau pucat kekuningan yang sangat reaktif dan eksplosif dengan material organik maupun anorganik, bahkan klorin trifluorida dapat menyebabkan kebakaran pada sisa pembakaran, seperti abu dan arang yang telah digunakan, maupun air. Hal ini dapat terjadi karena klorin trifluorida merupakan oksidator yang lebih kuat dibandingkan oksigen. Klorin Trifluorida digunakan sebagai campuran pada bahan bakar roket dan keperluan militer lainnya.

  1. TNT (Trinitrotoluena)

TNT (Trinitrotoluena) adalah senyawa kimia yang dibuat oleh seorang kimiawan berkebangsaan Jerman bernama Julius Wilbrand. TNT (Trinitrotoluena) meupakan senyawa yang kurang peka terhadap gesekan, benturan dan shock sehingga meminimalisir meledaknya TNT karena factor ketidaksengajaan. Walaupun begitu TNT merupakan senyawa yang paling sering digunakan untuk pembuatan bom, granat, dan bahan peledak lainnya pada masa Perang Dunia I. TNT berasal dari senyawa toluene yang dinitrasi dengan asam sulfat (H2SO4) dengan asam nitrat (HNO3)

  1. Amonium Nitrat

Seperti yang telah kita baca diatas bahwa amonium nitrat merupakan senyawa pembentuk azidoazide azide. Namun amonium nitrat tidak hanya berfungsi sebagai bahan dasar azidoazide azide, tetapi juga dapat berfungsi sebagai bahan bakar. Amonium nitrat sendiri sudah merupakan senyawa yang sangat mudah meledak. Baca juga mengenai contoh gas menjadi padat.

  1. Nitrogliserin

Nitrogliserin merupakan senyawa kimia yang memiliki banyak nama lain antara lain trinitogliserin atau gliseril trinitrat. Senyawa tak berwarna ini mudah untuk meledak, maka dari itu trinitogliserin pada umumnya digunakan dalam pembuatan dinamit. Nitrogliserin tidak hanya berguna dalam bidang militer, demolisi dan konstruksi, tetapi nitrogliserin juga ikut berperan dalam bidang medis/ kedokteran. Nitrogliserin berfungsi sebagai vasodilator atau obat untuk jantung, seperti angina pectoris (angin duduk).

  1. Nitroselulosa

Nitroselulosa (C6H7N3O11) merupakan senyawa kimia yang bersumber dari kapas dan yang eksplosif (bersifat mudah terbakar) karena nitroselulosa mengandung unsur nitrogen yang sensitif. Menurut penelitian, atom Nitrogen merupakan atom yang paling berbahaya, karena dapat menyebabkan kematian apabila terhirup dan dapat meledak ketika tidak dalam kondisi stabil.

  1. Ammonal

Ammonal memiliki kegunaan yang sama dengan amatol, yaitu sebagai bahan peledak, untuk bidang militer, demolish dll. Ammonal juga memiliki bahan yang hampir sama dengan amatol, yaitu ammonium nitrat, namun pada ammonal ammonium nitrat direaksikan dengan bubuk aluminium.

  1. Ednatol

Senyawa yang merupakan campuran dari TNT (Trinitrotoluena) dan ethylenedinitramine. Senyawa ini dikembangkan dan digunakan dalam militer- militer AS dan bahan peledak ini cukup populer pada masa Perang Dunia II untuk pembuatan roket, granat, dsb. Baca juga mengenai larutan elektrolit lemah.

  1. Bubuk Mesiu

Bubuk mesiu merupakan bahan peledak yang terbuat dari campuran arang, belerang dan kalium nitrat. Tergolong sebagai bahan peledak lemah (Low explosive) bubuk mesiu/ bubuk hitam seringkali digunakan dalam pembuatan petasan atau kembang api, atau sebagai salah satu bahan pada senjata api.

Cara Penyimpanan Bahan Kimia Eksplosif

  1. Simpan bahan kimia eksplosif ditempat dengan jarak minimal 10 km dari gedung, terowongan, jembatan, perumahan, gua, dsb agar dapat meminimalisir efek ledakan maupun pencemaran lingkungan sekecil mungkin sehingga tidak ada nya korban jiwa dan pihak yang dirugikan.
  2. Gedung tempat penyimpanan harus kokoh, tahan api dan panas serta tetap terkunci ketika tidak digunakan, untuk menghindari material yang terlempar akibat ledakan.
  3. Gedung tempat penyimpanan harus memiliki sirkulasi udara yang baik, karena setiap bahan kimia baik itu eksplosif, mudah terbakar, atau korosif pasti menghasilkan gas yang apabila dihirup terus menerus akan mengakibatkan dampak yang berbahaya bagi tubuh.
  4. Simpan bahan kimia eksplosif ditempat sejuk, kontrol temperatur serta tekanan di dalam ruangan, jauhkan dari sumber api, air, oksigen, serta jauh dari bahan kimia lainnya yang dapat menimbulkan reaksi

Pencegahan Kecelakaan Kerja

Setiap kita melakukan suatu tindakan maupun keputusan pasti akan ada konsekuensi, begitu pun bekerja dengan senyawa kimia. Ketika kita bekerja dengan senyawa kimia baik itu jangka panjang maupun jangka pendek pasti ada efek berbahaya, baik itu efek kecil maupun besar. Maka dari itu ketika kita hendak masuk ke dalam laboratorium alangkah baiknya apabila kita mengetahui pencegahan serta penanganan kecelakaan kerja agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Berikut beberapa pencegahan yang harus dilakukan:

  1. Merapikan rambut

Apabila kita memiliki rambut yang panjang, ikatlah rambut kita agar tidak mengganggu pemandangan pada saat kerja, serta dapat menghindarkan kita dari bahaya rambut yang terbakar, tumpahnya larutan kimia karena tersenggol rambut, atau tercelupnya rambut kedalam larutan kimia.

  1. Gunakan pakaian yang benar

Pada saat bekerja pada laboratorium jangan lupa gunakan :

  • Sarung tangan
  • Jas lab lengan panjang yang tidak longgar
  • Sepatu yang menutup keseluruhan kaki
  • Safety glasses
  1. Jangan makan atau minum ketika bekerja di dalam laboratorium

Makan atau minum ketika kita sedang bekerja dengan senyawa kimia akan berbahaya, karena makanan kita akan terkontaminasi oleh gas atau cipratan larutan kimia, yang tentu saja dapat membahayakan bagi tubuh kita, atau kecelakaan yang konyol, bisa saja minuman kita tertukar dengan larutan kimia. Maka dari itu jangan makan atau minum ketika bekerja di dalam laboratorium, agar kita dpat lebih fokus ketika bekerja.

  1. Baca dan cermati MSDS (Material Safety Data Sheet) sebelum bekerja dalam laboratorium

MSDS (Material Safety Data Sheet) adalah data yang menunjukkan bagaimana karakteristik suatu larutan, apakah larutan yang akan kita gunakan untuk bekerja mudah terbakar, korosif, beracun atau mudah beraksi dengan senyawa ain dan masih banyak lagi. Tak hanya itu saja MSDS juga memerikan informasi bagaimana cara menangani apabila kita terpapar oleh senyawa tersebut dengan durasi yang lama atau ketika tubuh kita tidak sengaja terkena larutan tersebut, dsb. Baca juga mengenai contoh larutan asam.

  1. Jangan buang larutan hasil kerja sembarangan

Ketika kita selesai bekerja di laboratorium tentu saja akan ada produk yang dihasilkan, dan umumnya produk yang kita hasilkan akan kita buang. Namun, membuang produk kimia tidak bisa sembarangan, karena ketika kita langsung membuang nya di wastafel perbuatan kita tentu saja akan membahayakan lingkungan. Maka dari itu sebelum membuangnya disarankan agar kita melakukan pengenceran terhadap senyawa kimia tersebut.

Demikian penjelasan mengenai bahan kimia eksplosif. Semoga bermanfaat dan berhati-hatilah selalu terhadap bahan kimia apapun.

Sponsors Link
, , ,
Oleh :
Kategori : Kimia